Ada 4 Key Performance Indicator Baru Buat BUMN, Ini Daftarnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN selaku pemegang saham perusahaan pelat merah telah menambah empat Key Performance Indicator (KPI) bagi manajemen perseroan. Penambahan itu untuk menguatkan posisi serta kinerja BUMN sebagai korporasi dan pelayan masyarakat.
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, empat KPI tersebut mampu dijalankan manajemen. Adapun indikator pengukuran kinerja perusahaan yang dimaksud, pertama, core business. Pemegang saham meminta manajemen harus fokus pada bisnis intinya.
"Kita juga pastikan ada empat KPI tambahan selain korporasi dan sosial, satu, BUMN ini harus fokus pada core business-nya. Tadi saya sudah dijelaskan di awal Pelindo merger difokuskan, lalu yang namanya penggabungan RS, kita lakukan fokus itu, supaya kita bisa fokus ke core business, supaya kita bisa menjadi champion," ujar Erick Thohir di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Kedua, kerja sama antara BUMN, pemerintah daerah, pengusaha daerah, dan swasta dalam satu ekosistem yang sehat.
"Apakah kita menjadi champion, kita tidak membangun ekosistem dengan pemerintah daerah, pengusaha daerah, swasta? Ya tidak, kita lakukan sama-sama. Karena yang namanya ekosistem itu kan menjadi sebuah sistem yang baik, kita lakukan itu," katanya.
Ketiga, digitalisasi dan inovasi. Dua instrumen ini dipandang Erick penting untuk mendukung operasional bisnis perusahaan. Saat ini sebagian BUMN telah menjadikan digital sebagai pondasi bisnisnya.
"Kita ingin bahwa terjadi migration bahwa ini kultur BUMN juga berubah untuk digitalisasi. Ini sudah terjadi. Bagaimana ASDP sudah melakukan yang namanya e-tiket," tuturnya.
"Tidak kalah penting adalah menekan kasus korupsi di BUMN yaitu kita bukan projek base, tetapi bisnis proses yang baik. Dan terakhir yang tidak kalah penting adalah human capital. Transformasi BUMN tanpa human capital bohong," lanjut Erick.
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, empat KPI tersebut mampu dijalankan manajemen. Adapun indikator pengukuran kinerja perusahaan yang dimaksud, pertama, core business. Pemegang saham meminta manajemen harus fokus pada bisnis intinya.
"Kita juga pastikan ada empat KPI tambahan selain korporasi dan sosial, satu, BUMN ini harus fokus pada core business-nya. Tadi saya sudah dijelaskan di awal Pelindo merger difokuskan, lalu yang namanya penggabungan RS, kita lakukan fokus itu, supaya kita bisa fokus ke core business, supaya kita bisa menjadi champion," ujar Erick Thohir di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Kedua, kerja sama antara BUMN, pemerintah daerah, pengusaha daerah, dan swasta dalam satu ekosistem yang sehat.
"Apakah kita menjadi champion, kita tidak membangun ekosistem dengan pemerintah daerah, pengusaha daerah, swasta? Ya tidak, kita lakukan sama-sama. Karena yang namanya ekosistem itu kan menjadi sebuah sistem yang baik, kita lakukan itu," katanya.
Ketiga, digitalisasi dan inovasi. Dua instrumen ini dipandang Erick penting untuk mendukung operasional bisnis perusahaan. Saat ini sebagian BUMN telah menjadikan digital sebagai pondasi bisnisnya.
"Kita ingin bahwa terjadi migration bahwa ini kultur BUMN juga berubah untuk digitalisasi. Ini sudah terjadi. Bagaimana ASDP sudah melakukan yang namanya e-tiket," tuturnya.
"Tidak kalah penting adalah menekan kasus korupsi di BUMN yaitu kita bukan projek base, tetapi bisnis proses yang baik. Dan terakhir yang tidak kalah penting adalah human capital. Transformasi BUMN tanpa human capital bohong," lanjut Erick.
(akr)