Ekonomi Diambang Kehancuran, Ini yang Dilakukan Taliban

Rabu, 22 September 2021 - 08:57 WIB
loading...
Ekonomi Diambang Kehancuran, Ini yang Dilakukan Taliban
Warga Afghanistan berbaris di luar bank untuk mengambil uang mereka setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan 1 September 2021. FOTO/REUTERS/Stringer
A A A
JAKARTA - Pemerintah Taliban membentuk tim kebinet ekonomi guna memulihkan kembali perekonomian yang saat ini terancam lumpuh total akibat dihentikannya milaran dolar bantuan asing.

Taliban menunjuk Nooruddin Azizi sebagai menteri perdagangan dan industri bergabung dengan menteri ekonomi lainnya diharapkan bisa mengatasi masalah krisis keuangan di Afghanistan yang kini diambang kehancuran.

Dilansir dari Reuters, Rabu (21/9) Azizi merupakan seorang pengusaha berasal dari Provinsi Panjshir terletak di utara Kabul. Azizi akan segera mulai bekerja setelah dilantik menjadi menteri perdagangan dan industri Afghanistan. "Menteri perdagangan dan industri akan segera mulai bekerja, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.



Azizi bergabung dengan menteri keuangan dan menteri koordinator perekonomian. Tim kabinet ekonomi yang dibentuk oleh Taliban akan menghadapi tugas yang sangat berat.

Krisis ekonomi menjadi tantangan berat bagi tim ekonomi yang dibentuk oleh pemerintahan Taliban. Kondisi itu diperparah dengan ancaman kelaparan menakutkan akibat kekeringan di sejumlah daerah di Afghanistan.

"Kami akan bekerja siang malam untuk ini dan memastikan bahwa masalah ekonomi diselesaikan secepat mungkin," kata Mujahid kepada wartawan.

Namun demikian, Mujahid tidak menjelaskan secara rinci strategi pemulihan ekonomi di Afghanistan. Pihaknya memastikan bahwa akan segera membayar gaji pegawai di pemerintahan yang sejak Juli 2021 lalu tidak menerima gaji.

Sebagai informasi, krisis ekonomi kali ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Taliban setelah 20 tahun lalu digulingkan pasca serangan AS 11 September. Tekanan ekonomi kali ini semakin berat lantaran harga bahan pokok seperti tepung, bahan bakar dan beras telah meningkat tajam.

Begitu juga antrean di bank masih mengular panjang karena penarikan uang dibatasi karena defisit uang tunai. Kendati bantuan kemanusiaan mulai berdatangan dan perdagangan terbatas telah kembali melintasi perbatasan darat dengan Pakistan tapi tak mampu mendorong ekonomi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)