Luhut Targetkan Ekspor Bumbu Rempah Capai Rp28 Triliun di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) sekaligus Ketua TIm Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan ekspor bumbu rempah hingga 2024 mencapai USD2 miliar atau sekitar Rp28 triliun.
"Kita optimis untuk menargetkan untuk ekspor bumbu rempah untuk 4.000 restoran yang ada di mancanegara hingga 2024," kata Menteri Luhut melalui konferensi virtual dalam Rakornas Kemenparekraf, Senin (27/9/2021).
Menurut dia untuk mendorong ekspor produk rempah, Kemenparekraf bisa melakukan promosi ke luar negeri. Berbagai macam kolaborasi perlu didorong untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan program Indonesia Spice Up The World akan dimulai pada tahun ini dan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga 2024.
Ia menuturkan selama lima tahun ke belakang, terjadi tren positif terhadap ekspor bumbu atau rempah olahan Indonesia. Berdasarka laporan, rata-rata pertumbuhan sebesar 2,95 persen selama lima tahun terakhir, dan pada 2020 nilai ekspor tercatat sejumlah USD1,02 miliar atau Rp14 triliun.
Berbagai jenis bumbu dipromosikan adalah rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lainnya seperti kecap manis dan kacang tanah. "Sementara rempah prioritas untuk ekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanilla," kata Sandi.
"Kita optimis untuk menargetkan untuk ekspor bumbu rempah untuk 4.000 restoran yang ada di mancanegara hingga 2024," kata Menteri Luhut melalui konferensi virtual dalam Rakornas Kemenparekraf, Senin (27/9/2021).
Menurut dia untuk mendorong ekspor produk rempah, Kemenparekraf bisa melakukan promosi ke luar negeri. Berbagai macam kolaborasi perlu didorong untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan program Indonesia Spice Up The World akan dimulai pada tahun ini dan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga 2024.
Ia menuturkan selama lima tahun ke belakang, terjadi tren positif terhadap ekspor bumbu atau rempah olahan Indonesia. Berdasarka laporan, rata-rata pertumbuhan sebesar 2,95 persen selama lima tahun terakhir, dan pada 2020 nilai ekspor tercatat sejumlah USD1,02 miliar atau Rp14 triliun.
Berbagai jenis bumbu dipromosikan adalah rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lainnya seperti kecap manis dan kacang tanah. "Sementara rempah prioritas untuk ekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanilla," kata Sandi.
(nng)