Kemitraan Industri Besar dan UMKM Bisa Atasi Masalah di Daerah

Rabu, 29 September 2021 - 21:45 WIB
loading...
Kemitraan Industri Besar...
Dalam situasi Pandemi, digitalisasi merupakan salah satu kebutuhan UMKM. Ditambah kemitraan antara industri besar dan UMKM, bisa jadi solusi untuk mengatasi beberapa masalah di daerah. Foto/Dok
A A A
BANYUMAS - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan berat menghadapi situasi Pandemi. Dalam situasi tersebut, digitalisasi merupakan salah satu kebutuhan UMKM.

“Digitalisasi merupakan salah satu solusi mengatasi pemasaran produk, memunculkan permintaan pasar dan mendekati konsumen,” kata Anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah, dalam kunjungan ke beberapa UMKM di Tegal dan Banyumas.



Pembatasan kontak fisik dan masih adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada sejumlah daerah menurut Erma dapat teratasi dengan teknologi e-commerce.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki menambahkan bahwa bahwa Kementerian mendorong kemitraan industri besar dan UMKM. Konsep kemitraan ini, tidak hanya mencakup bagaimana UMKM menjadi pemasok industri besar, tapi juga proses transfer knowledge dan mindset business, dan sebagainya.

“Mereka yang memilih di sektor UMKM adalah mereka yang tidak diterima di sektor formal. Namun, ketika membuat usaha mandiri, lalu tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik maka hasilnya tidak akan maksimal. Sehingga harus memulainya by design,” papar Menkop UKM, Teten Masduki.

Kemitraan antara industri besar dan UMKM, menurutnya, tidak hanya mengatasi permasalahan pemasaran produk tapi juga menjadi proses dari transfer knowledge, dan mindset business.

“Kalau permasalahan di daerah adalah tenaga kerja, maka sektor ini akan mampu menjawab bagaimana UMKM menyerap tenaga kerja,” kata Teten menambahkan.

Tonjolkan Kekhasan dan Potensi Daerah

Selain digitalisasi, Erma menilai, bahwa setiap daerah harus memiliki kreaktifitas dalam menonjolkan kekhasan produk. “Wujudkan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia. Kembangkan UMKM dengan mengadopsi perkembangan teknologi dan kesesuaian dengan permintaan pasar,” ujarnya yang disambut tepuk tangan pelaku UMKM yang hadir.

Kalau Purbalingga terkenal dengan produksi knalpotnya, maka misalnya di Tegal terkenal tidak hanya produksi makanannya tapi juga produk logam, lalu di Banyumas produk brown sugar dan industri otomotif.

“Industri makanan, logam, otomotif, peternakan, dan sebagainya harus terus didorong agar potensi-potensi daerah muncul ke permukaan bahkan berorientasi ekspor,” ujar Anggota Badan Anggaran (Banggar) ini.



Dalam kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah ke sejumlah UMKM di Jawa Tengah, pada 25-26 September 2021 kemarin, lokasi dan sentra UMKM yang dikunjungi yakni Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia yang berisi UMKM yang memproduksi logam.

Kemudian di Banyumas kunjungan ke Koperasi Desa Sejahtera Astra Semedo Manise yang berisi UMKM produsen brown sugar, UMKM Bengkel Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA) atau Bengkel Toseng yang merupakan UMKM yang bergerak pada perbaikan kendaraan (bengkel), serta UMKM Pande Besi yang memproduksi berbagai alat pertanian dan pertukangan.

Rombongan juga mengunjungi Rach Domba dan Sapi Desa Karang Tengah, Banyumas. Turut hadir mendampingi, Bupati Tegal Umi Azizah, Bupati Banyumas Achmad Husein dan Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3044 seconds (0.1#10.140)