Turis Asal Timor Leste Dominasi 52% Kunjungan Wisman ke Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) memaksa warga dunia untuk menahan keinginan melancong alias berwisata. Ini terlihat dari merosotnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sejak Februari 2020 lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman ke Tanah Air pada Februari 2020 sebanyak 864.000, lalu merosot menjadi 470.900 pada Maret, dan anjlok menjadi hanya 160.040 orang pada April.
Tak hanya jumlahnya yang menurun, jika dilihat komposisi asal kebangsaannya pun berubah. Sebelum pandemi, terutama sepanjang 2019, wisman asal China kerap mendominasi angka kunjungan wisman bulanan, beriringan dengan kunjungan wisman asal negeri jiran Malaysia yang juga kerap di posisi teratas.
Setelah pandemi, tepatnya pada Februari dan Maret 2020, Malaysia juga masih mendominasi kunjungan yaitu sebanyak 163.600 dan 113.800 wisman. Namun, pada April 2020 posisi Malaysia digeser oleh Timor Leste yang menyumbang angka kunjungan wisman sebanyak 83.500 wisman, sementara Malaysia di posisi kedua sebanyak 62.400 wisman.
"Dari total 160.040 wisman yang datang ke Indonesia pada April, 52%-nya dari Timor Leste dan 39% dari Malaysia," ungkap Kepala BPS Suhariyanto dalam pemaparannya secara daring, Selasa (2/6/2020). (Baca : Dampak Covid-19, Kunjungan Turis ke Indonesia Hanya 160.000 pada April )
Berdasarkan kebangsaan, kata dia, pada April 2020 wisman dari hampir semua kebangsaan mengalami penurunan signifikan, diantaranya wisman asal China yang turun 99,03% dibanding April 2019 (year-on-year/yoy) dengan jumlah 1.700 wisman. Bahkan, kunjungan wisman asal Timur Tengah seperti Yaman dan Kuwait turun 100% alias nol kunjungan.
Adapun kunjungan wisman asal Timor Leste pada April 2020 hanya turun 16,20 persen (yoy) dan turun 3,17% dibanding bulan sebelumnya. "Timor Leste penurunannya hanya sedikit karena kunjungan bisa dilakukan lewat darat," jelas Suhariyanto.
Sebagai catatan, untuk jalur udara dan laut, terjadi penurunan kedatangan wisman di hampir semua pintu masuk utama. Misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menurun hampir 100% (yoy), demikian juga di bandara Ngurah Rai, Denpasar dan Juanda, Surabaya.
"Hal yang sama terjadi pada pintu masuk pelabuhan laut, diantaranya di Batam terjadi penurunan tajam 99,27% dan Tanjung Balai Karimun menurun 99%," ungkapnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto menyatakan bahwa pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap pariwisata dan ini patut diwaspadai karena akan berdampak ke sektor pendukungnya seperti tingkat hunian kamar hotel, transportasi, industri, ekonomi kreatif, perdagangan, dan lainnya.
Berdasarkan catatan BPS, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada April 2020 mencapai rata-rata 12,67% atau turun 41,23 poin dibandingkan dengan TPK April 2019 yang tercatat sebesar 53,90%. Selain itu, jika dibanding TPK Maret 2020, TPK hotel klasifikasi bintang pada April 2020 juga mengalami penurunan sebesar 19,57 poin.
"TPK bulan April ini bervariasi antar daerah. Ada daerah yang penurunannya sangat dalam, diantaranya di Sulawesi Barat yang tinggal 4,64%," tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman ke Tanah Air pada Februari 2020 sebanyak 864.000, lalu merosot menjadi 470.900 pada Maret, dan anjlok menjadi hanya 160.040 orang pada April.
Tak hanya jumlahnya yang menurun, jika dilihat komposisi asal kebangsaannya pun berubah. Sebelum pandemi, terutama sepanjang 2019, wisman asal China kerap mendominasi angka kunjungan wisman bulanan, beriringan dengan kunjungan wisman asal negeri jiran Malaysia yang juga kerap di posisi teratas.
Setelah pandemi, tepatnya pada Februari dan Maret 2020, Malaysia juga masih mendominasi kunjungan yaitu sebanyak 163.600 dan 113.800 wisman. Namun, pada April 2020 posisi Malaysia digeser oleh Timor Leste yang menyumbang angka kunjungan wisman sebanyak 83.500 wisman, sementara Malaysia di posisi kedua sebanyak 62.400 wisman.
"Dari total 160.040 wisman yang datang ke Indonesia pada April, 52%-nya dari Timor Leste dan 39% dari Malaysia," ungkap Kepala BPS Suhariyanto dalam pemaparannya secara daring, Selasa (2/6/2020). (Baca : Dampak Covid-19, Kunjungan Turis ke Indonesia Hanya 160.000 pada April )
Berdasarkan kebangsaan, kata dia, pada April 2020 wisman dari hampir semua kebangsaan mengalami penurunan signifikan, diantaranya wisman asal China yang turun 99,03% dibanding April 2019 (year-on-year/yoy) dengan jumlah 1.700 wisman. Bahkan, kunjungan wisman asal Timur Tengah seperti Yaman dan Kuwait turun 100% alias nol kunjungan.
Adapun kunjungan wisman asal Timor Leste pada April 2020 hanya turun 16,20 persen (yoy) dan turun 3,17% dibanding bulan sebelumnya. "Timor Leste penurunannya hanya sedikit karena kunjungan bisa dilakukan lewat darat," jelas Suhariyanto.
Sebagai catatan, untuk jalur udara dan laut, terjadi penurunan kedatangan wisman di hampir semua pintu masuk utama. Misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menurun hampir 100% (yoy), demikian juga di bandara Ngurah Rai, Denpasar dan Juanda, Surabaya.
"Hal yang sama terjadi pada pintu masuk pelabuhan laut, diantaranya di Batam terjadi penurunan tajam 99,27% dan Tanjung Balai Karimun menurun 99%," ungkapnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto menyatakan bahwa pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap pariwisata dan ini patut diwaspadai karena akan berdampak ke sektor pendukungnya seperti tingkat hunian kamar hotel, transportasi, industri, ekonomi kreatif, perdagangan, dan lainnya.
Berdasarkan catatan BPS, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada April 2020 mencapai rata-rata 12,67% atau turun 41,23 poin dibandingkan dengan TPK April 2019 yang tercatat sebesar 53,90%. Selain itu, jika dibanding TPK Maret 2020, TPK hotel klasifikasi bintang pada April 2020 juga mengalami penurunan sebesar 19,57 poin.
"TPK bulan April ini bervariasi antar daerah. Ada daerah yang penurunannya sangat dalam, diantaranya di Sulawesi Barat yang tinggal 4,64%," tuturnya.
(ind)