Terungkap! Erick Thohir Ternyata Keturunan Sultan Banten
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ternyata memiliki silsilah yang berkaitan erat dengan Kesultanan Banten . Fakta ini terungkap saat Erick Thohir melakukan kunjungan kerja di Banten, ketika pinisepuh keluarga di Lampung memintanya untuk berziarah ke Makam Kesultanan Banten serta mampir ke kediaman Ketua Umum Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten, KH TB Ahmad Syadzili Washi.
"Pak Menteri berkisah leluhurnya berasal dari Gunung Sugih, di sana ada kampung bernama Rumbih. Ternyata Gunung Sugih, Lampung, memiliki sejarah tersendiri bagi keluarga keturunan Kesultanan Banten," kata Syadzili, Selasa (5/10/2021).
Syadzili menjelaskan, kampung di dekat Gunung Sugih, Lampung, memiliki sejarah tersendiri bagi keluarga keturunan Kesultanan Banten. Di tanah itu Pangeran Ariya Dhillah yang memiliki julukan Pangeran Sangga Wulung Langlang Buana, membabat alas untuk membuat permukiman dan menyebarkan agama Islam atas penugasan dari ayahanda Sultan Maulana Hassanudin ke Barat untuk menyebarkan agama Islam.
"Ketika itu belum ada nama Lampung. Pangeran lalu pergi ke Sumatera dan berhenti ketika berjumpa sungai besar setelah melewati Gunung Sugih," ujarnya.
Menurutnya, pangeran dan pasukannya lalu tinggal untuk menetap sementara. Ia dan para anggota keluarga kerajaan juga menikah dengan penduduk setempat. "Tujuannya agar keturunan daerah tersebut memiliki 'jejeg' Banten alias darah Banten," jelas Syadzili. Salah satu yang terkenal adalah Pangeran Menggala yang berdarah Banten.
Sekretaris Jenderal Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten, H. Tubagus M Hasan Fuad menyampaikan, jika dilihat berdasarkan rentang waktu dari dulu sampai sekarang diperkirakan Erick Thohir merupakan keturunan ke-13 atau 14, namun hal itu perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu. "Bila dilihat dari zaman sekarang, Pak Erick keturunan ketiga belas atau keempat belas," jelas Fuad.
Saat ini keturunan Kesultanan Banten memang tersebar ke seluruh pelosok nusantara. Lazimnya mereka bergelar ratu, tubagus, entol, atau mas. "Namun, di era kolonial banyak keturunan asli sultan melepas gelar dari namanya untuk menghindari permusuhan dengan Belanda," ungkap Fuad.
Menurut Fuad, keturunan Sultan Banten memiliki raut wajah yang khas yaitu campuran Arab, Sunda, dan Tiongkok. "Ada yang mirip Arab. Ada yang mirip Sunda. Adapula yang ketiganya," katanya.
Fuad turut bangga apabila salah satu keturunan Sultan Banten dapat menjadi salah satu menteri di era Presiden Joko Widodo yang dihormatinya. "Kami meyakini suatu saat akan ada keturunan Sultan Banten yang menjadi tokoh nasional. Tokoh itu akan mewujudkan cita-cita Sultan Banten mewujudkan masyarakat yang adil dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan," tandas Fuad.
"Pak Menteri berkisah leluhurnya berasal dari Gunung Sugih, di sana ada kampung bernama Rumbih. Ternyata Gunung Sugih, Lampung, memiliki sejarah tersendiri bagi keluarga keturunan Kesultanan Banten," kata Syadzili, Selasa (5/10/2021).
Syadzili menjelaskan, kampung di dekat Gunung Sugih, Lampung, memiliki sejarah tersendiri bagi keluarga keturunan Kesultanan Banten. Di tanah itu Pangeran Ariya Dhillah yang memiliki julukan Pangeran Sangga Wulung Langlang Buana, membabat alas untuk membuat permukiman dan menyebarkan agama Islam atas penugasan dari ayahanda Sultan Maulana Hassanudin ke Barat untuk menyebarkan agama Islam.
"Ketika itu belum ada nama Lampung. Pangeran lalu pergi ke Sumatera dan berhenti ketika berjumpa sungai besar setelah melewati Gunung Sugih," ujarnya.
Menurutnya, pangeran dan pasukannya lalu tinggal untuk menetap sementara. Ia dan para anggota keluarga kerajaan juga menikah dengan penduduk setempat. "Tujuannya agar keturunan daerah tersebut memiliki 'jejeg' Banten alias darah Banten," jelas Syadzili. Salah satu yang terkenal adalah Pangeran Menggala yang berdarah Banten.
Sekretaris Jenderal Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten, H. Tubagus M Hasan Fuad menyampaikan, jika dilihat berdasarkan rentang waktu dari dulu sampai sekarang diperkirakan Erick Thohir merupakan keturunan ke-13 atau 14, namun hal itu perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu. "Bila dilihat dari zaman sekarang, Pak Erick keturunan ketiga belas atau keempat belas," jelas Fuad.
Saat ini keturunan Kesultanan Banten memang tersebar ke seluruh pelosok nusantara. Lazimnya mereka bergelar ratu, tubagus, entol, atau mas. "Namun, di era kolonial banyak keturunan asli sultan melepas gelar dari namanya untuk menghindari permusuhan dengan Belanda," ungkap Fuad.
Menurut Fuad, keturunan Sultan Banten memiliki raut wajah yang khas yaitu campuran Arab, Sunda, dan Tiongkok. "Ada yang mirip Arab. Ada yang mirip Sunda. Adapula yang ketiganya," katanya.
Fuad turut bangga apabila salah satu keturunan Sultan Banten dapat menjadi salah satu menteri di era Presiden Joko Widodo yang dihormatinya. "Kami meyakini suatu saat akan ada keturunan Sultan Banten yang menjadi tokoh nasional. Tokoh itu akan mewujudkan cita-cita Sultan Banten mewujudkan masyarakat yang adil dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan," tandas Fuad.
(fai)