Erick Thohir Kasih Sinyal Gabungkan Bisnis Digital BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN memastikan bisnis perusahaan pelat merah di luar bisnis inti (core business) atau klaster akan dikonsolidasikan dalam satu atap perusahaannya sendiri. Dimana, aset- aset BUMN yang bukan core value akan dipisahkan dari bisnis inti perusahaan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, aset tersebut akan dikelola secara profesional oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya. Mereka adalah kaum profesionalis yang dipilih pemegang saham.
"Kita paksakan semua aset-aset yang bukan core value perusahaan itu menjadi atapnya sendiri yang dikelola secara profesional yang mengerti daripada bisnisnya," ujar Erick, Jumat (1/10/2021).
Dia mencontohkan, konsolidasi aset di luar core business perusahaan yang sudah dilakukan adalah rumah sakit (RS). Dimana, pemegang saham mengkonsolidasikan sejumlah rumah sakit BUMN dalam satu atap Holding Rumah Sakit BUMN.
Pada posisi itu, PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC selaku induk holding. Pertamedika IHC melakukan kerjasama manajemen operasional dengan 34 RS BUMN yang dikelola oleh 18 PT Rumah Sakit BUMN.
"Pertamina punya RS, Pelindo punya RS, PTPN punya RS, ngurusin bisnisnya saja belum maksimal, sudah merambah ke bisnis lain," katanya.
Di sektor lain, seperti digital atau internet pun menjadi bisnis yang digarap beberapa perseroan. Misalnya, melalui PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), PT PLN (Persero) meluncurkan bisnis Iconnet atau layanan fixed broadband internet. Ada dua layanan yang ditawarkan manajemen yakni paket internet Iconnet dan Paket Internet untuk TV Kabel.
Disusul PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Melalui cucu usaha, PT Telemedia Dinamika Sarana, PGAS mengambil inisiatif bisnis digital yang ditandai dengan peluncuran Gasnet sejak 2019 lalu.
Kemudian, PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Melalui anak usahanya, PT Jasa Marga Related Business (JMRB) akan membangun infrastruktur jaringan fiber optik untuk data internet di Pulau Jawa. Penyediaan infrastruktur jaringan backbone fiber optic yang akan digunakan sebagai infrastruktur jaringan data.
Saat ini, Erick belum membocorkan rencana penggabungan bisnis digital dalam satu payung holding. Meski demikian, dia telah memberi sinyal akan adanya konsolidasi bisnis penyedia layanan internet yang digarap BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, aset tersebut akan dikelola secara profesional oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya. Mereka adalah kaum profesionalis yang dipilih pemegang saham.
"Kita paksakan semua aset-aset yang bukan core value perusahaan itu menjadi atapnya sendiri yang dikelola secara profesional yang mengerti daripada bisnisnya," ujar Erick, Jumat (1/10/2021).
Dia mencontohkan, konsolidasi aset di luar core business perusahaan yang sudah dilakukan adalah rumah sakit (RS). Dimana, pemegang saham mengkonsolidasikan sejumlah rumah sakit BUMN dalam satu atap Holding Rumah Sakit BUMN.
Pada posisi itu, PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC selaku induk holding. Pertamedika IHC melakukan kerjasama manajemen operasional dengan 34 RS BUMN yang dikelola oleh 18 PT Rumah Sakit BUMN.
"Pertamina punya RS, Pelindo punya RS, PTPN punya RS, ngurusin bisnisnya saja belum maksimal, sudah merambah ke bisnis lain," katanya.
Di sektor lain, seperti digital atau internet pun menjadi bisnis yang digarap beberapa perseroan. Misalnya, melalui PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), PT PLN (Persero) meluncurkan bisnis Iconnet atau layanan fixed broadband internet. Ada dua layanan yang ditawarkan manajemen yakni paket internet Iconnet dan Paket Internet untuk TV Kabel.
Disusul PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Melalui cucu usaha, PT Telemedia Dinamika Sarana, PGAS mengambil inisiatif bisnis digital yang ditandai dengan peluncuran Gasnet sejak 2019 lalu.
Kemudian, PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Melalui anak usahanya, PT Jasa Marga Related Business (JMRB) akan membangun infrastruktur jaringan fiber optik untuk data internet di Pulau Jawa. Penyediaan infrastruktur jaringan backbone fiber optic yang akan digunakan sebagai infrastruktur jaringan data.
Saat ini, Erick belum membocorkan rencana penggabungan bisnis digital dalam satu payung holding. Meski demikian, dia telah memberi sinyal akan adanya konsolidasi bisnis penyedia layanan internet yang digarap BUMN.
(akr)