Sejurus dengan Kebijakan Kompetensi SDM, Perpusnas Beri Pelatihan Barista

Rabu, 06 Oktober 2021 - 22:42 WIB
loading...
Sejurus dengan Kebijakan Kompetensi SDM, Perpusnas Beri Pelatihan Barista
Sejurus dengan keinginan Jokowi meningkatkan kompetensi SDM Indonesia. Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memfasilitasi uji kompetensi profesi pada 20 orang peserta Program Kewirausahaan Kopi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sejurus dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Perpustakaan Nasional ( Perpusnas ) memfasilitasi uji kompetensi profesi pada 20 orang peserta Program Kewirausahaan Kopi.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Barista yang dihelat Perpustakaan Nasional kali ini, disebut sebagai pelatihan paling ideal, lantaran sebelum melaksanakan uji kompetensi, peserta menjalani proses pelatihan secara komprehensif, meliputi segala aspek dalam dunia bisnis kopi, dari hulu hingga ke hilir, dari kebun hingga ke cangkir.



Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Agusnur Selamat Lase yang ditunjuk sebagai penguji dalam Program Kewirausahaan Kopi ini mengungkapkan, Program Kewirausahaan Kopi yang diselenggarakan oleh Perpusnas ini menjadi pertama yang berlangsng selama 15 hari kemudian diakhiri dengan uji kmpetensi dan sertifikasi.

“Menurut saya ini bagus, dimana mereka (peserta) bukan hanya diberikan pengatahuan secara teknis sebagai barista, tapi mereka juga mendapat pengetahuan bagaimana berwirausaha, membuat perencanaan bisnis hingga bagaimana mengakses pasar. Inilah yang tepat untuk program-program kewirausahaan," papar Lase usai menguji 20 orang peserta Program Kewirausahaan Kopi yang dihelat Perpusnas.

"Mungkin program ini bisa dicopy oleh instansi lain, supaya pelatihan tidak sia-sia dan peserta pelatihan yang sudah tersertifikasi bisa diserap dunia pekerjaan. Paling tidak mereka bisa membuka usahanya sendiri,” sambungnya.

Uji kompetensi profesi dan sertifikasi, kata Lase, saat ini menjadi penting untuk dilakukan, lantara dunia kerja saat ini sudah sangat selektif, terutama dalam menilai keterampilan tenaga kerja. Terlebih sudah ada aturan yang mengharuskan tenaga kerja bersertifikat kompetensi.

”Paling tidak, dengan sertifikasi uji kompetensi ini bisa menambah percaya diri tenaga kerja atas keterampilan, pengetahuan dan attitude mereka. Sertifikasi juga bisa menjadi landasan mengakses karir yang lebih baik karena perusahaan akan mencari orang yang kompeten di bidangnya,” kata Lase lebih jauh.

Terpisah, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Ofy Sofiana, mengatakan, kegiatan Program Kewirausahaan Kopi merupakan kegiatan Perpusnas yang berbasis inklusi sosial.

"Peran kami dalam hal ini adalah menyebarkan literasi kopi, sehingga siapa pun yang memiliki minat dalam bidang ini bisa terpenuhi kebutuhan pengetahuan dan ketrampilannya melalui kegiatan Program Kewirausahaan Kopi ini," kata Ofy.

Dia berharap, kedepan Perpusnas bisa menyelenggarakan kegiatan lain dengan metoda serupa, yakni memberikan pelatihan secara komprehensif dengan komposisi materi dan praktek, sehingga peserta yang mengikutinya bisa mendapat pengetahuan yang utuh.

“Perpustakaan harus bisa bertransformasi sehingga memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik menuju kesejahteraan,” tegasnya.

Program kewirausahaan Kopi diselenggarakan Perpusnas selama sekitar satu bulan. Program ini meliputi delapan kota; Medan, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Denpasar dan Ruteng.

Program diawali dengan penyampaian materi-materi dasar tentang kopi dan kewirausahaan yang dibuka secara umum. Tercatat ada 1460 orang peserta yang mendaftar dalam kegiatan ini.



Tahap selanjutnya, terseleksi 480 orang atau 60 orang setiap kota untuk mengikuti sesi praktik di kedai masing-masing kota. Dari sesi ini, kemudian diseleksi lagi hingga mengerucut 20 orang peserta.

Masing-masing kota diwakili 2 orang, kecuali Jakarta, meliputi Jabodetabek, terwakili oleh enam orang. 20 Orang ini yang kemudian mengikuti sesi intensif dengan dikarantina untuk menerima pengahuan tentang wirausaha kopi sejak dari hulu, kebun kopi, pemrosesan pasca panen dan terus bagaimana kopi didistribusikan.

Tak cuma kopi, pengetahuan kewirausahaan secara lengkap juga masuk di dalam menu yang jadi santapan peserta pelatihan.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1975 seconds (0.1#10.140)