Menko Luhut : Pemulihan Pariwisata Butuh 10 Bulan

Rabu, 03 Juni 2020 - 10:40 WIB
loading...
Menko Luhut : Pemulihan Pariwisata Butuh 10 Bulan
Wisatawan menikmati suasana desa wisata di Bali. Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah telah menyusun pemulihan pariwisata Indonesia. Kalkulasinya, pariwisata membutuhkan waktu 10 bulan untuk kembali bergairah.

"Untuk pariwisata dari studi yang kita lakukan memang kalau ada serangan teror itu mungkin dua bulan akan susah. Tetapi masalah Covid-19 ini, itu dihitung baru 10 bulan dia baru bisa recovery. Jadi betul-betul painful banget bagi kita," ujarnya melalui diskusi online, Jakarta, Selasa (2/6/2020).

Untuk membuat pariwisata kembali menarik, kata dia, pemerintah akan mendorong wisatawan dalam negeri untuk berwisata. Sebab, selama ini hanya 55% wisatawan domestik yang melakukan perjalanan wisata.

"Apa yang masih bagus untuk turis ini? Kalau kita lihat turis domestik kita itu baru 55%, kita mau seperti negara lain 70% dan itu akan membuat ekonomi kita cukup berputar," paparnya.

Dia menambahkan, pemerintah akan memperbaiki beberapa tempat wisata yang memiliki daya tarik. Dengan demikian, begitu pandemi virus Corona berakhir pariwisata Indonesia bisa menarik lebih banyak wisatawan.

"Oleh karena itu sekarang kita memperbaiki spot-spot turis. Sehingga orang datang spot turis itu akan bagus. Nanti pada waktu bulan-bulan September, Oktober tahun ini," tandasnya.

Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menetapkan enam bidang usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang diusulkan untuk mendapat prioritas dalam penerapan protokol tatanan hidup baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, R Kurleni Ukar, mengatakan, pihaknya telah menyusun draf protokol umum maupun khusus /tambahan dalam tatanan hidup baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Protokol ini merupakan pedoman pelaksanaan standar kebersihan, kesehatan, dan keselamatan untuk pelaku usaha, pekerja, dan juga tamu atau pengunjung.

"Jika protokol telah ditetapkan maka dibutuhkan beberapa tahapan sebelum usaha dapat dibuka, seperti simulasi, sosialisasi, dan uji coba penerapan protokol," kata Kurleni Ukar.

Untuk itu Kemenparekraf telah menentukan enam bidang usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang akan diprioritaskan untuk dilakukan simulasi dan uji coba.

Keenam bidang usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut adalah penyediaan akomodasi, jasa makanan dan minuman, daya tarik wisata, dan jasa perjalanan wisata. Juga termasuk usaha fasilitas seni dan produksi film, televisi, video, dan iklan.

Usulan tersebut telah disampaikan dalam rapat koordinasi yang dipimpin pihak Kemenko Marves menindaklanjuti Rapat Terbatas Presiden pada 28 Mei 2020 yang membahas isu pariwisata terutama penerapan protokol keselamatan, keamanan, dan kesehatan di destinasi wisata.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1172 seconds (0.1#10.140)