PTPN XIV Unit Kebun Awaya Rencana Ganti Komoditas
loading...
A
A
A
MAKASSAR - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV Unit Usaha Awaya-Telpaputih, berencana mengganti komoditas dari karet dan kelapa menjadi kelapa sawit.
Hal itu sebagai bagian dari rencana kerja sama operasional (KSO) dengan stakeholder (pemangku kepentingan), terkait pergiliran tanaman (crop rotation).
Senior Executive Vice President (SEVP) Operation PTPN XIV , Andi Arwan AP menyampaikan rencana tersebut saat berkunjung ke Unit Usaha Awaya-Telpaputih pada tanggal 29 dan 30 September 2021 lalu.
Kunjungan itu merupakan yang pertama kali sejak pengangkatan SEVP Operation pada bulan Agustus lalu. Tujuan utama kunjungan SEVP Operation adalah untuk menormalisasi fix cost dan melihat potensi lahan untuk dikerjasamakan dalam pengembangan areal kelapa sawit.
Dalam kesempatan tersebut, Andi Arwan AP memberikan arahan kepada seluruh karyawan agar selalu semangat bekerja dengan tulus dan ikhlas, gotong royong, semangat memiliki yang tinggi, serta senantiasa berdoa.
Menurut Andi Arwan, selama ini Kebun Awaya-Telpaputih mengalami kerugian yang disebabkan oleh fix cost yang tidak berimbang dengan nilai produksi dan skala usaha. Salah satu penyebabnya adalah tanaman yang umurnya sudah melewati ambang batas produksi.
"Jumlah pokok per hektare sudah jauh dibawah standarisasi, hanya sekitar 120 pokok per hektare dengan standar 500 pokok per hektare atau hanya 24% saja," urainya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/10/2021).
Dia melanjutkan, PTPN XIV perlu melalukan normalisasi yang berimbang antara jumlah karyawan dengan nilai produksi. SEVP Operation bersama jajaran berupaya tidak membiarkan kerugian yang dialami Unit Kebun Awaya berlarut-larut, karena mempengaruhi laba rugi perseroan. Sasaran SEVP Operation adalah menormalisasi kerugian menjadi BEP.
Seluruh karyawan Kebun Awaya-Telpaputih mendukung perencanaan KSO. Lahan konsesi seluas 8.800 hektare sudah mendapat perpanjangan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU). Kondisi fisik lahan tersebut memenuhi syarat, antara lain ketinggian kurang dari 200 mdpl, curah hujan baik, serta solum tanah tebal. Lokasi yang dikelilingi oleh laut memungkinkan untuk dibangun dermaga untuk transport CPO.
"Semoga KSO dapat berjalan cepat agar Unit Awaya-Telpaputih mampu menjadi harapan oleh PTPN XIV dan secara global," ungkap Manager Unit Awaya-Telpaputih, Andi Anwar.
Hal itu sebagai bagian dari rencana kerja sama operasional (KSO) dengan stakeholder (pemangku kepentingan), terkait pergiliran tanaman (crop rotation).
Senior Executive Vice President (SEVP) Operation PTPN XIV , Andi Arwan AP menyampaikan rencana tersebut saat berkunjung ke Unit Usaha Awaya-Telpaputih pada tanggal 29 dan 30 September 2021 lalu.
Kunjungan itu merupakan yang pertama kali sejak pengangkatan SEVP Operation pada bulan Agustus lalu. Tujuan utama kunjungan SEVP Operation adalah untuk menormalisasi fix cost dan melihat potensi lahan untuk dikerjasamakan dalam pengembangan areal kelapa sawit.
Dalam kesempatan tersebut, Andi Arwan AP memberikan arahan kepada seluruh karyawan agar selalu semangat bekerja dengan tulus dan ikhlas, gotong royong, semangat memiliki yang tinggi, serta senantiasa berdoa.
Menurut Andi Arwan, selama ini Kebun Awaya-Telpaputih mengalami kerugian yang disebabkan oleh fix cost yang tidak berimbang dengan nilai produksi dan skala usaha. Salah satu penyebabnya adalah tanaman yang umurnya sudah melewati ambang batas produksi.
"Jumlah pokok per hektare sudah jauh dibawah standarisasi, hanya sekitar 120 pokok per hektare dengan standar 500 pokok per hektare atau hanya 24% saja," urainya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/10/2021).
Dia melanjutkan, PTPN XIV perlu melalukan normalisasi yang berimbang antara jumlah karyawan dengan nilai produksi. SEVP Operation bersama jajaran berupaya tidak membiarkan kerugian yang dialami Unit Kebun Awaya berlarut-larut, karena mempengaruhi laba rugi perseroan. Sasaran SEVP Operation adalah menormalisasi kerugian menjadi BEP.
Seluruh karyawan Kebun Awaya-Telpaputih mendukung perencanaan KSO. Lahan konsesi seluas 8.800 hektare sudah mendapat perpanjangan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU). Kondisi fisik lahan tersebut memenuhi syarat, antara lain ketinggian kurang dari 200 mdpl, curah hujan baik, serta solum tanah tebal. Lokasi yang dikelilingi oleh laut memungkinkan untuk dibangun dermaga untuk transport CPO.
"Semoga KSO dapat berjalan cepat agar Unit Awaya-Telpaputih mampu menjadi harapan oleh PTPN XIV dan secara global," ungkap Manager Unit Awaya-Telpaputih, Andi Anwar.
(agn)