Terapkan EBT, Erick Thohir Minta PLN dan Pertamina Belajar dari AS hingga China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan pelat merah di sektor energi seperti PLN hingga Pertamina harus belajar dengan penerapan energi baru terbarukan (EBT) di negara-negara besar di dunia. Meski sejumlah negara adidaya seperti Jepang, China, Inggris, hingga Amerika Serikat mengalami permasalahan EBT, namun persoalan itu justru dinilai menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Seperti diketahui Renewable energy atau EBT tengah di genjot pemerintah untuk mengimplementasikan net zero emission pada 2060 mendatang. BUMN di sektor energi dan kelistrikan pun dituntut ambil peran besar.
Khususnya, isu perubahan iklim yang menjadi konsentrasi pemerintahan di sejumlah negara. Erick Thohir mencatat, langkah benchmarking atau perbandingan penting dilakukan untuk melihat transisi energi di dalam negeri.
"Kalau kita lihat juga banyak negara besar, apakah Jepang, China, Inggris, AS, kemarin membuat statement mereka juga kesulitan. Kalau mereka juga kesulitan penting sekali kita mempelajari isu-isu benchmarking supaya kita juga transisi daripada renewable energy-nya tepat," ungkap Erick, Jumat (22/10/2021).
Dia lain sisi, dia mengingat agar program EBT tidak hanya sebatas wacana saja dan harus diimplementasikan. Meski begitu, BUMN tidak bisa bekerja secara mandiri, namun menggandeng sejumlah pihak sebagai mitra kerja, termasuk masyarakat.
Erick Thohir juga menegaskan, net zero emission bisa menjadi sebuah gaya hidup ke depannya. Dimana, sebuah pola hidup yang mengedepankan pembangunan dan lingkungan (eko lifestyle).
"Eko lifestyle yang akan terjadi di Indonesia ini akan berdampak sangat luar biasa, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Karena itu penting sekali kolaborasi, gotong royong dalam membangun roadmap bersama-sama antara stakeholder pemerintah, antara stakeholder masyarakat dan tentu para expert yang ada di energi terbarukan," ujarnya.
Seperti diketahui Renewable energy atau EBT tengah di genjot pemerintah untuk mengimplementasikan net zero emission pada 2060 mendatang. BUMN di sektor energi dan kelistrikan pun dituntut ambil peran besar.
Khususnya, isu perubahan iklim yang menjadi konsentrasi pemerintahan di sejumlah negara. Erick Thohir mencatat, langkah benchmarking atau perbandingan penting dilakukan untuk melihat transisi energi di dalam negeri.
"Kalau kita lihat juga banyak negara besar, apakah Jepang, China, Inggris, AS, kemarin membuat statement mereka juga kesulitan. Kalau mereka juga kesulitan penting sekali kita mempelajari isu-isu benchmarking supaya kita juga transisi daripada renewable energy-nya tepat," ungkap Erick, Jumat (22/10/2021).
Dia lain sisi, dia mengingat agar program EBT tidak hanya sebatas wacana saja dan harus diimplementasikan. Meski begitu, BUMN tidak bisa bekerja secara mandiri, namun menggandeng sejumlah pihak sebagai mitra kerja, termasuk masyarakat.
Erick Thohir juga menegaskan, net zero emission bisa menjadi sebuah gaya hidup ke depannya. Dimana, sebuah pola hidup yang mengedepankan pembangunan dan lingkungan (eko lifestyle).
"Eko lifestyle yang akan terjadi di Indonesia ini akan berdampak sangat luar biasa, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Karena itu penting sekali kolaborasi, gotong royong dalam membangun roadmap bersama-sama antara stakeholder pemerintah, antara stakeholder masyarakat dan tentu para expert yang ada di energi terbarukan," ujarnya.
(akr)