Solar dan Pertalite Langka di Beberapa Daerah, Ternyata Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan Pertalite terjadi di sejumlah daerah pada beberapa hari lalu. Hal ini menurut Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) disebabkan seiring terjadinya peningkatan konsumsi BBM seiring dengan pemulihan ekonomi.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih mengatakan, saat ini aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Bahkan, secara volume telah terjadi kenaikan konsumsi yang cukup drastis dibanding pada masa PPKM.
"Sekarang jadi lebih longgar. Jadi boleh dikatakan kita kembali normal sebelum Covid dari sisi konsumsi ritelnya," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).
Sementara dari sisi industri juga terjadi peningkatan konsumsi BBM karena mulai berangsur pulih kegiatan ekonomi terutama dari tambang.
Menurut Soerjaningsih, dari sisi pasokan Pertamina yang dipantau setiap hari terlihat cukup aman secara nasional maupun regional. Namun di beberapa daerah diduga kelangkaan solar subsidi ini digunakan oleh yang tidak berhak.
"Memang di beberapa tempat ada shifting dari pengguna yang berhak menggunakan subsidi menjadi yang tidak berhak. Ada indikasi ke arah sana dan mudah-mudahan sudah kembali normal," ungkapnya.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih mengatakan, saat ini aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Bahkan, secara volume telah terjadi kenaikan konsumsi yang cukup drastis dibanding pada masa PPKM.
"Sekarang jadi lebih longgar. Jadi boleh dikatakan kita kembali normal sebelum Covid dari sisi konsumsi ritelnya," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).
Sementara dari sisi industri juga terjadi peningkatan konsumsi BBM karena mulai berangsur pulih kegiatan ekonomi terutama dari tambang.
Baca Juga
Menurut Soerjaningsih, dari sisi pasokan Pertamina yang dipantau setiap hari terlihat cukup aman secara nasional maupun regional. Namun di beberapa daerah diduga kelangkaan solar subsidi ini digunakan oleh yang tidak berhak.
"Memang di beberapa tempat ada shifting dari pengguna yang berhak menggunakan subsidi menjadi yang tidak berhak. Ada indikasi ke arah sana dan mudah-mudahan sudah kembali normal," ungkapnya.
(akr)