Bos BNI Blak-blakan Bicara Bank Digital, Akuisisi Bank Mayora?

Selasa, 26 Oktober 2021 - 14:00 WIB
loading...
Bos BNI Blak-blakan...
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Direksi Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) membeberkan langkah yang dilakukan perusahaan terkait pembentukan bank digital hingga tahapan mengakuisisi bank mini.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan, perseroan saat ini telah mencapai kesepakatan awal dengan sebuah bank mini yang memiliki modal inti tidak lebih dari Rp3 triliun.

Kendati rumor yang beredar di publik menyebut 'Bank Mayora' sebagai incaran akuisisi BNI, Royke masih merahasiakan nama bank yang dimaksud hingga waktu yang belum ditentukan.

"Untuk nama pihak terkait (bank yang akan diakuisisi), mohon maaf saya belum bisa sampaikan pada kesempatan ini. Namun nanti ke depan kami akan menyampaikan informasi ke publik dengan baik mengenai rencana pengembangan ini, sesuai dengan peraturan pasar modal dan regulasi pada institusi keuangan," kata Royke dalam Public Expose, Senin (25/10/2021).



Secara gamblang Royke menyebut bahwa bank yang sedang dalam proses akuisisi ini merupakan bank mini dengan modal inti tidak lebih dari Rp3 triliun. Jika memakai aturan lama, klasifikasi tersebut mengacu pada Bank BUKU I dan Bank BUKU II.

"Dapat kami sampaikan bahwa kami telah mencapai kesepakatan awal untuk akuisisi bank ini yang memiliki ekosistem bisnis yang kuat untuk dikembangkan menjadi bank digital," terangnya.

Artinya, BNI bakal mengembangkan bank mini tersebut untuk secara khusus dijadikan sebagai bank digital. Hal ini sejalan dengan optimisme Royke yang menyatakan bahwa selain melakukan digitalisasi pada berbagai business existing, BNI yakin dengan memiliki anak perusahaan yang fokus sebagai bank digital, akan membawa pelayanan perbankan lebih efektif dan tepat sasaran.

Ke depan saat tahapan akuisisi rampung, BNI bakal menarget nasabah dari kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Royke menegaskan perusahaan bakal mendukung kebutuhan permodalan bagi bank digital tersebut, terutama dalam pendanaan terhadap kalangan bisnis yang disasar. Adapun ekosistem yang dibuat bakal mengedepankan beberapa pihak seperti ekosistem digital, bank digital, mitra perusahaan teknologi, serta BNI.

"Bank digital ini nantinya akan fokus ke UKM dan relevan dengan karakteristik bank digital yang mampu menjangkau kalangan masyarakat yang lebih luas. Target marketnya tuh sangat luas sekali, jadi tradisional UKM akan jadi target market kita, sehingga benar-benar bakal berdampak positif bagi akselerasi pertumbuhan CASA kami," bebernya.



Berbicara ihwal kecukupan modal dan dampak pembentukan bank digital terhadap permodalan BNI, Royke memastikan semuanya aman dan berjalan dengan baik.

"Saat ini perlu kami sampaikan BNI memiliki kecukupan modal yang kuat untuk melakukan ekspansi secara organik maupun anorganik, salah satunya disebabkan serangkaian aksi korporasi yakni dengan peningkatan modal termasuk penerbitan Additional Tier I Capital yang bulan lalu, sehingga rencana akuisisi ini tidak akan berdampak signifikan terhadap permodalan BNI," tandasnya.

Sebagai catatan, BNI terus menggenjot transformasi digital perbankan dalam tiga area, yakni mendigitalisasi platform bisnis perusahaan, mengembangkan produk-produk digital, dan memperkuat ekosistem digital dengan API Open Banking.

Salah satu bentuk kerjasama yang telah dibuat adalah menjalin kemitraan dalam bisnis 'Pay Later' bersama sejumlah platform fintech dan e-commerce seperti Traveloka dan Shopee.

Kolaborasi ini memberikan keuntungan 'fee based income' berbasis digital bagi BNI, serta berkontribusi sebesar 16,8% terhadap laba bersih perseroan pada kuartal III-2021 yang mencapai Rp7,7 triliun.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1671 seconds (0.1#10.140)