Harga Minyak Dunia Kembali Jatuh Diterpa Kekhawatiran Banjir Pasokan
loading...
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan, Kamis (4/6/2020) untuk membalikkan keuntungan dalam sesi sebelumnya. Tekanan datang dari kekhawatiran bahwa pasokan akan meningkat, apabila produsen minyak dunia tidak sepakat melanjutkan kebijakan pengurangan produksi yang belakangan menopang kenaikan harga minyak.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka turun 1% yang setara 41 sen hingga menyentuh level USD39,38 per barel pada pukul 01.57 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,6% atau 61 sen menjadi USD36,68/barel.
Sebelumnya pada bulan April, kesepakatan Arab Saudi dan Rusia sebagai dua produsen raksasa minyak dunia untuk memperpanjang pengurangan pasokan 9.700.000 barel per hari (BPD). Namun, mereka gagal mencapai kata sepakat dalam pertemuan selanjutnya dimana sumber OPEC mengatakan beberapa negara mengajukan syarat sebelum memperdalam output mereka.
"Pasar melihatnya sebagai sentimen dan mengatakan sepertinya bakal lebih rumit untuk mencapai kesepakatan kembali. Jika mereka tidak menemukan mekanisme yang tepat, bakal pengurangan output pada bulan Juli tidak akan terjadi," ujar Lachlan Shaw selaku kepala riset komoditas di National Australia Bank.
Apakah OPEC + akan kembali ke apa yang mereka sepakati sebelumnya, yakni memangkas pasokan mereka sebesar 7.700.000 BPD. Lebih lanjut, Arab Saudi dan produsen Teluk lainnya Kuwait dan Uni Emirat Arab tidak berencana untuk memperpanjang pemotongan output secara sukarela sebesar 1.800.000 BPD setelah bulan Juni. Sikap ini berpotensi membuat banjir pasokan kembali terjadi.
Stok bahan bakar, data permintaan di Amerika Serikat sebagai pengguna minyak terbesar di dunia juga menjadi pertimbangan pemulihan harga minyak mentah. Meski sejumlah negara mulai melonggarkan lockdowns, namun belum terlihat apakah mampu meningkatkan permintaan bahan bakar.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka turun 1% yang setara 41 sen hingga menyentuh level USD39,38 per barel pada pukul 01.57 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,6% atau 61 sen menjadi USD36,68/barel.
Sebelumnya pada bulan April, kesepakatan Arab Saudi dan Rusia sebagai dua produsen raksasa minyak dunia untuk memperpanjang pengurangan pasokan 9.700.000 barel per hari (BPD). Namun, mereka gagal mencapai kata sepakat dalam pertemuan selanjutnya dimana sumber OPEC mengatakan beberapa negara mengajukan syarat sebelum memperdalam output mereka.
"Pasar melihatnya sebagai sentimen dan mengatakan sepertinya bakal lebih rumit untuk mencapai kesepakatan kembali. Jika mereka tidak menemukan mekanisme yang tepat, bakal pengurangan output pada bulan Juli tidak akan terjadi," ujar Lachlan Shaw selaku kepala riset komoditas di National Australia Bank.
Apakah OPEC + akan kembali ke apa yang mereka sepakati sebelumnya, yakni memangkas pasokan mereka sebesar 7.700.000 BPD. Lebih lanjut, Arab Saudi dan produsen Teluk lainnya Kuwait dan Uni Emirat Arab tidak berencana untuk memperpanjang pemotongan output secara sukarela sebesar 1.800.000 BPD setelah bulan Juni. Sikap ini berpotensi membuat banjir pasokan kembali terjadi.
Stok bahan bakar, data permintaan di Amerika Serikat sebagai pengguna minyak terbesar di dunia juga menjadi pertimbangan pemulihan harga minyak mentah. Meski sejumlah negara mulai melonggarkan lockdowns, namun belum terlihat apakah mampu meningkatkan permintaan bahan bakar.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
(akr)