Sumbang Penerimaan Negara Rp122 Triliun, Industri Hulu Migas Dongkrak Pendapatan Daerah

Kamis, 28 Oktober 2021 - 17:11 WIB
loading...
Sumbang Penerimaan Negara Rp122 Triliun, Industri Hulu Migas Dongkrak Pendapatan Daerah
Realisasi penerimaan negara di Kuartal III 2021 dari sektor hulu migas mencapai USD9,53 miliar. FOTO/dok.SKK Migas
A A A
JAKARTA - SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus mendorong peningkatan peran industri penunjang barang dan jasa dalam negeri di seluruh pelaksanaan industri hulu migas demi terciptanya efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional dan daerah. Sektor hulu migas memberikan dampak positif bagi pundi-pundi pemerintah daerah dengan adanya kewajiban untuk memilih perusahaan daerah di wilayah hulu migas iku pengadaan barang dan jasa senilai USD1 juta.

"Kehadiran industri hulu migas memberikan multiplier effect yang sesungguhnya. Banyak sekali industri lain dapat terangkat dengan keberadaan industri hulu migas," ujar Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi dalam rangkaian acara Forum Kapasitas Nasional, di Jakarta, baru-baru ini.

Dia mengatakan, SKK Migas terus berkomitmen untuk menggenjot Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas dengan mendongkrak kemampuan usaha penunjang dalam negeri hulu migas sehingga meningkatkan efek berganda ekonomi Indonesia secara regional hingga nasional. Bagi daerah, kehadiran industri hulu migas tidak hanya memberikan dampak positif pendapatan daerah melalui dana bagi hasil migas dan participating interest, tetapi juga melalui dampak tak langsung beroperasinya wilayah kerja migas.

Kehadiran industri hulu migas juga terus mendorong perkembangan industri penunjang lainnya seperti usaha kecil, mikro, menengah (UMKM). Di 2020, kontribusi hulu migas pada penerimaan negara mencapai Rp122 triliun atau 144 persen dari target APBN.

SKK Migas terus berupaya meningkatkan kontribusi penerimaan negara di tengah pandemi Covid-19. Hingga Kuartal III 2021, realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai USD9,53 miliar atau melebihi target tahun ini sebesar USD7,28 miliar.

Penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga akhir 2021 diperkirakan mencapai USD11,7 miliar. Sementara itu, investasi hulu migas juga meningkat seiring membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional.



Saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai USD7,9 miliar. SKK Migas memperkirakan angka investasi yang digelontorkan KKKS terkait dengan target produksi nasional sebesar 1 juta barel per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030 secara total akan mencapai USD187 miliar.

Tingginya angka investasi tersebut seiring dengan peningkatan produksi, maka kegiatan sektor hulu akan meningkat tajam yang akan diikuti dengan diperlukannya kehadiran industri jasa dan barang sebagai penunjang.

Pada saat pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, sektor hulu migas salah satu industri di Tanah Air yang tetap beroperasi sehingga membawa efek berganda pada industri-industri penunjang lainnya. Industri-industri tersebut, lanjut Erwin, di antaranya adalah industri perhotelan, kesehatan, catering, dan transportasi.

"Disinilah letak keberadaan hulu migas. Tadinya hanya dilihat dari masalah produksi, lifting. Namun ternyata setelah dijabarkan lebih holistik, dampaknya luar biasa," jelas Erwin.

Nilai kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain pada 2020-2021 mencapai USD7,126 miliar atau setara dengan Rp103 triliun. Di antaranya industri transportasi dengan nilai USD470 juta dan kandungan TKDN mencapai 78 persen, industri tenaga
kerja USD 442,76 juta dengan nilai TKDN sebesar 86%, industri perhotelan senilai USD129.88 juta dengan kandungan TKDN sebesar 92%.

Sementara pencapaian industri kesehatan mencapai USD20,446 juta dengan TKDN 86 persen, disusul dengan industri asuransi senilai USD3,821. Dari keseluruhan kontribusi tersebut, UMKM memiliki peranan aktif terhadap perputaran roda ekonomi sebesar 10,7% dengan nilai TKDN 100%.

Sampai dengan saat ini total pengadaan barang dan jasa per 30 September 2021 mencapai USD2,6 miliar atau sekitar Rp37 triliun dengan komitmen TKDN sebesar 58% atau di atas target yang ditetapkan pemerintah.

Tak berhenti disitu, SKK Migas juga terus berperan sebagai business match-making (biro jodoh) antara KKKS dengan industri penunjang hulu migas. Hal ini diwujudkan bersama 20 KKKS dengan mengimplementasikan Program Penilaian dan Pembinaan Bersama Penyedia Barang dan Jasa Dalam Negeri Penunjang Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi yang bertujuan untuk memastikan kemampuan serta memberikan pembinaan kepada penyedia barang dan jasa dalam negeri agar dapat memenuhi kualifikasi kebutuhan operasi dan proyek hulu migas di Indonesia. Peran biro jodoh tersebut dirasakan positif oleh sejumlah industri penunjang lainnya.

Komisaris Luas Birus Utama Kudus Kurniawan mengatakan usaha SKK Migas tersebut merupakan jalan untuk mencapai kemandirian nasional sehingga industri dalam negeri dapat menjadi raja di negeri sendiri. Penggunaan industri lokal, katanya, banyak membawa manfaat positif juga bagi KKKS, di antaranya mengurangi risiko keterlambatan pengiriman, lebih efisien dan juga banyak melibatkan tenaga kerja dalam negeri.

Sementara itu, VP Petrochemical Industry Business SH Commercial & Trading Pertamina Oos Kosasih mengapresiasi terobosan yang dilakukan SKK Migas untuk mendorong keterlibatan industri nasional dalam sektor hulu migas.

Menurut dia produk-produk yang dihasilkan perusahaannya, seperti BBM, pelumas, dan petrokimia, telah banyak digunakan dalam operasi KKKS. BBM, misalnya, telah memiliki pangsa pasar hingga 97 persen. Sementara pelumas 70 persen dan basedoil product 40 persen.

"Kami berharap sinergi ini akan menumbuhkembangkan industri dalam negeri agar dapat mensupport kebutuhan KKKS, sehingga kita bisa tumbuh berkembang, sehingga dapat memastikan keberlanjutan industri dalam negeri, mengurangi defisit impor,"
kata Oos Kosasih.

Erwin Suryadi menambahkan, SKK Migas akan terus menerapkan konsep business match making atau biro jodoh. Sehingga KKKS yang bekerja di Indonesia bisa consider bersama SKK Migas sebagai pelaksana kegiatan mereka.

Adanya forum tersebut, menurut Erwin Suryadi, adalah untuk menyatukan visi bahwa industri dalam negeri harus mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi kebutuhan TKDN terkait pencapaian target produksi 1 juta barel pada 2030.

"Dalam Forum Kapasitas Nasional, kami mengundang stakeholders supaya memiliki tone sama bahwa industri dalam negeri harus melakukan persiapan seiring dengan bergeraknya produksi industri hulu," jelasnya.



Disisi lain, pada kesempatan Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas juga memberikan sejumlah penghargaan kepada industri penunjang dan industri dalam negeri yang berhasil menorehkan prestasi gemilang. Kelompok usaha penunjang hulu migas yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah LMDH Bukit Amanah–binaan Pertamina EP Subang, Federal Solusi Indotama-Binaan Petronas Carigali, BumDes Semare – binaan HCML, PHarta Mulia Deroma – binaan Kangean Enegry, Subitu Kreasi Buana & Subitu Mart CV Nangkano Karya Pratama – binaan BP Indonesia, CV Nangkano Karya Pratama, binaan Saka Indonesia Pangkah, Joglo Tani Kolong Langit Balai benih Anambas - binaan ENI Muara Bakau, Balai Benih Ikan Anambas – binaan MEDCO, Lepenkop - binaan Premier Oil Natuna Sea BV dan Gerai UMKM Mekar Jaya – binaan Petrochina International Jabung.

Sementara penghargaan kepada perusahaan dalam negeri yang melakukan ekspor produk ke luar negeri diberikan kepada Pertamina Patra Niaga, Krakatau Steel, IMECO Inter Sarana, Pertamina Lubricants dan Cerindo. SKK Migas juga memberikan apresiasi bagi perusahaan nasional yang mengembangkan produk melalui penelitian atau uji coba, yaitu Luas Birus Utama, Citra Tubindo, Teknologi Rekayasa Katup dan Elnusa. Adapun perusahaan domestik yang berhasil melakukan diversifikasi produk yang mendapatkan penghargaan dari SKK Migas adalah Indoturbine, Bakrie Pipe, Rainbow Tubulars Manufacture dan Sagatrade.

"Program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri yang sudah dilakukan oleh industri hulu migas akan terus di galakan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas nasional dan awareness masyarakat dalam pengunnan produk Indonesia," tutup Erwin.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2772 seconds (0.1#10.140)