MUI Soroti Kondisi Garuda Indonesia yang Nelangsa dan Terancam Bangkrut
loading...
A
A
A
Selain itu, kemampuan manajemen melakukan negosiasi dengan lessor asing dinilai tidak berjalan mulus. Akibatnya, nasib Garuda kian nelangsa. Penyebab kedua, menurut Anwar, adalah faktor internal. Anwar menilai manajemen dan karyawan ikut membuat keadaan keuangan perusahaan semakin terpuruk karena tidak mengambil langkah-langkah efisiensi secara agresif. Meski efisiensi mengakibatkan berkurangnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan karyawan.
"Sudah jelas aliran dana masuk sangat rendah semestinya mereka juga melakukan langkah-langkah yang signifikan dengan mengurangi pengeluaran perusahaan dan salah satu caranya yaitu mengurangi gaji dan fasilitas yang mereka pendapat selama ini," bebernya.
Dalam konteks ini, lanjut dia, lemahnya semangat berkorban manajemen dan karyawan untuk melakukan sesuatu yang berarti dan bermakna terhadap perusahaan.
"Padahal seperti kita ketahui pihak Dewan Komisaris karena mengingat kondisi keuangan perusahaan, sudah sepakat untuk memberikan contoh dan mengusulkan penangguhan gaji anggota komisaris. Tindakan ini jelas-jelas tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan efisiensi keuangan perseroan dan memberikan contoh serta teladan kepada para pihak direksi dan karyawan serta para pilot dan awak kabin agar juga mau melakukan hal serupa walau tidak persis sama," ungkapnya
Sebelumnya, Asosiasi Pilot Garuda Indonesia atau APG menyatakan mendukung penuh upaya penyelamatan maskapai Garuda Indonesia demi keberlangsungan maskapai flag carrier Tanah Air.
Plt Presiden APG Capt Donny Kusmanagri mengungkapkan, dengan adanya efisiensi yang dilakukan perseroan, para pilot Garuda juga telah menjalankan pengurangan penghasilan sebesar 50%.
“Dukungan ini terlihat melalui pengurangan penghasilan pilot di Garuda yang mencapai 50% berdasarkan teknis pelaksanaan yang sudah disepakati dan masih berjalan hingga saat ini. Ini bentuk pengorbanan dalam upaya penyelamatan Garuda lndonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/10/2021).
Di sisi lain, APG menyayangkan pernyataan oknum karyawan Garuda lndonesia di ruang publik yang mengatasnamakan seluruh karyawan Garuda Indonesia di berbagai media. “Dalam hal ini pernyataan tersebut belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tandasnya.
Sementara itu, dalam upaya mendukung dunia penerbangan di Indonesia, APG memahami pilihan kesehatan merupakan prioritas utama melalui tes PCR.
“Kami cukup memahami alasan pemerintah memprioritaskan kesehatan melalui penerapan tes PCR. Namun akan lebih baik jika kebijakan yang diberlakukan terkait protokol kesehatan di sektor transportasi, juga memperhatikan stabilitas serta keberlangsungan bisnis aviasi,” pungkasnya.
"Sudah jelas aliran dana masuk sangat rendah semestinya mereka juga melakukan langkah-langkah yang signifikan dengan mengurangi pengeluaran perusahaan dan salah satu caranya yaitu mengurangi gaji dan fasilitas yang mereka pendapat selama ini," bebernya.
Dalam konteks ini, lanjut dia, lemahnya semangat berkorban manajemen dan karyawan untuk melakukan sesuatu yang berarti dan bermakna terhadap perusahaan.
"Padahal seperti kita ketahui pihak Dewan Komisaris karena mengingat kondisi keuangan perusahaan, sudah sepakat untuk memberikan contoh dan mengusulkan penangguhan gaji anggota komisaris. Tindakan ini jelas-jelas tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan efisiensi keuangan perseroan dan memberikan contoh serta teladan kepada para pihak direksi dan karyawan serta para pilot dan awak kabin agar juga mau melakukan hal serupa walau tidak persis sama," ungkapnya
Sebelumnya, Asosiasi Pilot Garuda Indonesia atau APG menyatakan mendukung penuh upaya penyelamatan maskapai Garuda Indonesia demi keberlangsungan maskapai flag carrier Tanah Air.
Plt Presiden APG Capt Donny Kusmanagri mengungkapkan, dengan adanya efisiensi yang dilakukan perseroan, para pilot Garuda juga telah menjalankan pengurangan penghasilan sebesar 50%.
“Dukungan ini terlihat melalui pengurangan penghasilan pilot di Garuda yang mencapai 50% berdasarkan teknis pelaksanaan yang sudah disepakati dan masih berjalan hingga saat ini. Ini bentuk pengorbanan dalam upaya penyelamatan Garuda lndonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/10/2021).
Di sisi lain, APG menyayangkan pernyataan oknum karyawan Garuda lndonesia di ruang publik yang mengatasnamakan seluruh karyawan Garuda Indonesia di berbagai media. “Dalam hal ini pernyataan tersebut belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tandasnya.
Sementara itu, dalam upaya mendukung dunia penerbangan di Indonesia, APG memahami pilihan kesehatan merupakan prioritas utama melalui tes PCR.
“Kami cukup memahami alasan pemerintah memprioritaskan kesehatan melalui penerapan tes PCR. Namun akan lebih baik jika kebijakan yang diberlakukan terkait protokol kesehatan di sektor transportasi, juga memperhatikan stabilitas serta keberlangsungan bisnis aviasi,” pungkasnya.