Krisis Energi China Makin Parah, Beli Solar Dijatah

Jum'at, 29 Oktober 2021 - 15:00 WIB
loading...
Krisis Energi China...
Pompa bensin di banyak negara bagian China mulai menjatah pembelian BBM solar di tengah meningkatnya permintaan, sedangkan pasokan menyusut. Foto/Dok
A A A
BEIJING - Pompa bensin di banyak negara bagian China mulai menjatah pembelian BBM solar di tengah meningkatnya permintaan, sedangkan pasokan menyusut. Beberapa pengemudi truk harus menunggu sepanjang hari untuk mengisi bahan bakar diesel, menurut postingan di situs media sosial Weibo.

China sendiri saat ini berada di tengah krisis listrik besar-besaran, karena kekurangan batu bara dan gas alam. Dampaknya banyak pabrik tutup karena tidak bisa menjalankan produksi dan membuat banyak rumah mengalami pemadaman listrik.



Kini krisisi energi China meluas ditambah dengan kurangnya pasokan BBM. Pada akhirnya menurut analis, masalah ini dipengaruhi krisis rantai pasokan global yang sedang berlangsung.

"Kekurangan diesel saat ini tampaknya mempengaruhi bisnis transportasi jarak jauh yang dapat mencakup barang-barang yang dimaksudkan untuk pasar di luar China," kata Mattie Bekink, Direktur China di Economist Intelligence Unit.

Krisis rantai pasokan global sebagian besar didorong oleh kondisi pandemi Covid-19, dengan adanya lonjakan permintaan seiring pembukaan kembali aktivitas ekonomi.

Di China, truk hanya diizinkan untuk mengisi 100 liter masing-masing atau sekitar 10% dari kapasitas mereka. Hal ini dikemukakan oleh seorang dealer truk dari kota Shijiazhuang di provinsi Hebei mengatakan kepada layanan berita bisnis China Caixin.

Pada negara bagian China lainnya, laporan menunjukkan ada aturan lebih ketat saat pengemudi hanya diizinkan untuk membeli hingga 25 liter.

Sementara itu, di kota Fuyang, sekitar tujuh jam perjalanan ke selatan dari pusat transportasi utama Shijiazhuang, Caixin melaporkan pompa bensin membatasi pembelian atau membebankan biaya tambahan kepada pengemudi hingga 300 yuan (setara USD47) untuk mengisi tangki mereka.

"Setelah pergi ke beberapa stasiun bensin, tidak ada lagi solar, dan harga akan terus naik. Dimana truk besar yang menjalankan logistik tidak akan dapat mengisi bahan bakar," tulis seorang pengguna Weibo.

Yang lain juga meratapi dampak pada inflasi dan pengiriman. "Apakah Anda merasa bahwa makanan telah menjadi lebih mahal dan pengiriman ekspres lebih lambat? Akan lebih baik untuk membeli lebih sedikit pada 11/11," mengacu pada Single Day Alibaba, biasanya menjadi salah satu hari terbesar tahun ini dalam kalender belanja China.

China Kekurangan Batu Bara

Aidan Yao, seorang ekonom senior Asia yang sedang berkembang di AXA Investment Managers, mengatakan kepada BBC sementara pasar sangat menyadari kekurangan batu bara China, "Diesel telah menjadi baru".

"Semua bahan bakar fosil telah mengalami peningkatan harga akhir-akhir ini karena kurangnya investasi dalam sumber bahan bakar ini telah menciptakan kekurangan pasokan pada saat permintaan melonjak," katanya.

"Harga minyak, gas hingga batu bara semuanya bergerak bersama-sama dan melampau harga tertingginya"

Harga minyak telah mencapai level tertinggi sejak 2014 dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan krisis bahan bakar di tempat-tempat seperti Eropa dan Inggris.



Kondisi kekurangan batu bara dan gas alam di negara-negara seperti China dan India, diprediksi para analis bahwa pengguna bakal beralih ke minyak untuk pembangkit listrik dan pemanasan.

Permintaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi minyak mentah secara keseluruhan lebih dari setengah juta barel minyak per hari. "Ini hanyalah manifestasi terbaru dari kekurangan yang berdampak pada China," Jeremy Stevens, Kepala Ekonom China di Standard Bank mengatakan kepada BBC dari Beijing.

Dia mengatakan perusahaan sudah beralih ke generator berbahan bakar diesel untuk menjaga pabrik mereka tetap beroperasi selama krisis listrik. "Inti dari masalah ini adalah krisis energi ," katanya.

Baik Yao dan Stevens memperingatkan bahwa krisis listrik saat ini menunjukkan bahaya dari peralihan ke energi terbarukan yang terlalu cepat."Jalan menuju zero emisi berbahaya dan prosesnya perlu direncanakan dengan hati-hati," kata Yao.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)