Indonesia Kaya Energi Surya, Tapi Manfaatnya Belum Terasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dianugerahi potensi energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah dari berbagai sumber. Sumber EBT terbesar, yakni energi surya dengan potensi mencapai 207,8 Giga Watt (GW). Namun sampai saat ini, pemanfaatannya masih belum optimal atau bahkan hampir tak tersentuh.
Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menilai pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia masih sangat minim dari potensi yang ada di Indonesia.
"Potensi PLTS atap pada bangunan rumah, belum termasuk gedung, berdasarkan ketersediaannya mencapai 655 gigawatt peak. Jadi potensinya sangat besar. Apalagi kalau ditambah atap-atap bangunan lain seperti industri, perkantoran, pertokoan, kami yakin bisa lebih dari itu, mungkin 2 kali lipat," ujar Ketua Umum AESI Fabby Tumiwa dalam Market Review IDX Channel, Jumat (12/11/2021).
Meski begitu, minat masyarakat terhadap PLTS atap terus meningkat. Hal ini terlihat dari data kuartal III/2021 pelanggan PLTS atap mencapai 4.262 pelanggan, dengan total kapasitas 39,28 MWp. Fabby menuturkan, dalam dua terakhir minat komersial dan industri untuk memasang PLTS atap sangat tinggi.
Hal ini juga terlihat dari industri-industri yang terafiliasi dengan brand tertentu yang mensyaratkan penggunaan energi bersih. "Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang telah menyatakan komitmennya untuk menggunakan energi terbarukan 100% dari listrik yang mereka gunakan," tandasnya.
Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menilai pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia masih sangat minim dari potensi yang ada di Indonesia.
"Potensi PLTS atap pada bangunan rumah, belum termasuk gedung, berdasarkan ketersediaannya mencapai 655 gigawatt peak. Jadi potensinya sangat besar. Apalagi kalau ditambah atap-atap bangunan lain seperti industri, perkantoran, pertokoan, kami yakin bisa lebih dari itu, mungkin 2 kali lipat," ujar Ketua Umum AESI Fabby Tumiwa dalam Market Review IDX Channel, Jumat (12/11/2021).
Meski begitu, minat masyarakat terhadap PLTS atap terus meningkat. Hal ini terlihat dari data kuartal III/2021 pelanggan PLTS atap mencapai 4.262 pelanggan, dengan total kapasitas 39,28 MWp. Fabby menuturkan, dalam dua terakhir minat komersial dan industri untuk memasang PLTS atap sangat tinggi.
Hal ini juga terlihat dari industri-industri yang terafiliasi dengan brand tertentu yang mensyaratkan penggunaan energi bersih. "Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang telah menyatakan komitmennya untuk menggunakan energi terbarukan 100% dari listrik yang mereka gunakan," tandasnya.
(nng)