Mentan: Melalui Pertanian, Milenial Papua Cintai Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian ( Kementan ) memberikan dukungan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas SDM pertanian di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dukungan itu di antaranya berupa pelatihan kepada petani milenial yang dilaksanakan selama sembilan hari mulai tanggal 15-23 November 2021.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pelatihan bagi petani milenial di Papua dan Papua Barat ini untuk mendukung ketersediaan pangan. Menurut Mentan pelatihan akan berdampak positif terhadap produktivitas pertanian di dua daerah ini mengingat Papua memiliki lahan yang subur.
“Jika kita semua bergerak, maka ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian,” kata Mentan, Selasa (16/11/2021).
(Baca juga:Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial)
Kegiatan pelatihan untuk mendukung ketersediaan pangan tersebut melibatkan para petani milenial di 20 kabupaten/kota di Papua dan 18 kabupaten/kota di Papua Barat. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 1.200 orang.
Pelatihan di Provinsi Papua dilalaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua, Balai Latihan Pertanian (BLP) Sentani, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sidori, Dinas Kehutanan (Dishut) Biak, Dinas Pertanian (Distan) Merauke, Distan Nabire, Poteknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Merauke, BPP Semangga, Balai Kampung Domande, Diperta, SMK Eca, dan Diperta Yapen.
Sementara di Papua Barat, pelatihan dipusatkan di Polbangtan Manokwari, Distan Kab. Pegaf, Distan Kab. Telbin, Distan Kab. Sorong, Distan Kab. Fakfak dan Distan Kab. Tambrauw.
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Mentan Syahrul menitipkan kepada para kepala daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan petani milenial. Semua jajaran harus perhatikan anak-anak milenial untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.
“Kalian pejuang kemanusiaan. Kalau mau bangun Papua, olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian, buktikan itu,” kata Mentan.
Menurutnya, selama pandemi Covid-19 bahkan dalam kondisi krisis sekalipun pertumbuhan PDB pertanian naik 16,24% dan ekspor meningkat 15,79% pada 2020. Bahkan hingga 2021 meningkat ke 47,96%. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) meningkat 105,58 dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 105,68.
(Baca juga:Kementan Siap Gaungkan Petani Milenial, Pilar Berkelanjutan Pertanian di Bengkulu)
“Ini artinya, pertanian mempunyai peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Bertani tidak akan miskin, menjadi petani itu hebat. Petani milenial itu luar biasa. Petani harus tangguh, kendalikan alam, produksi pangan untuk kehidupan,” katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, keahlian dan sikap petani milenial. “Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan,” kata Dedi Nursyamsi.
Dedi menambahkan, pelatihan dilaksanakan dengan metode On the Job Training (OJT). Metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani.
(Baca juga:Petani Milenial Cianjur Tembus Supermarket Korea di Jakarta)
Dia menambahkan, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan antara lain on farm, off farm, teknologi pertanian, dan ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta. Selain itu, budidaya dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan KUR.
“Materi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal dalam mendesain dan mempromosikan produk unggulannya, sehingga mampu bersaing dan berkembang di masa yang akan datang,” katanya.
Dedi menambahkan, materi disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari widyaiswara, dosen, penyuluh dan praktisi.
Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar menyampaikan bahwa momentum ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh milenial di Papua dan Papua Barat. “Kami akan mendorong milenial Papua dan Papua Barat untuk berbisnis pertanian terutama dalam komoditas ekspor seperti kopi. Saya optimistis, 1.200 milenial yang bergabung dalam pelatihan ini dapat menjadi petani yang sukses baik on farm maupun off farm,” kata Billy.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pelatihan bagi petani milenial di Papua dan Papua Barat ini untuk mendukung ketersediaan pangan. Menurut Mentan pelatihan akan berdampak positif terhadap produktivitas pertanian di dua daerah ini mengingat Papua memiliki lahan yang subur.
“Jika kita semua bergerak, maka ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian,” kata Mentan, Selasa (16/11/2021).
(Baca juga:Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial)
Kegiatan pelatihan untuk mendukung ketersediaan pangan tersebut melibatkan para petani milenial di 20 kabupaten/kota di Papua dan 18 kabupaten/kota di Papua Barat. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 1.200 orang.
Pelatihan di Provinsi Papua dilalaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua, Balai Latihan Pertanian (BLP) Sentani, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sidori, Dinas Kehutanan (Dishut) Biak, Dinas Pertanian (Distan) Merauke, Distan Nabire, Poteknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Merauke, BPP Semangga, Balai Kampung Domande, Diperta, SMK Eca, dan Diperta Yapen.
Sementara di Papua Barat, pelatihan dipusatkan di Polbangtan Manokwari, Distan Kab. Pegaf, Distan Kab. Telbin, Distan Kab. Sorong, Distan Kab. Fakfak dan Distan Kab. Tambrauw.
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Mentan Syahrul menitipkan kepada para kepala daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan petani milenial. Semua jajaran harus perhatikan anak-anak milenial untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.
“Kalian pejuang kemanusiaan. Kalau mau bangun Papua, olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian, buktikan itu,” kata Mentan.
Menurutnya, selama pandemi Covid-19 bahkan dalam kondisi krisis sekalipun pertumbuhan PDB pertanian naik 16,24% dan ekspor meningkat 15,79% pada 2020. Bahkan hingga 2021 meningkat ke 47,96%. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) meningkat 105,58 dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 105,68.
(Baca juga:Kementan Siap Gaungkan Petani Milenial, Pilar Berkelanjutan Pertanian di Bengkulu)
“Ini artinya, pertanian mempunyai peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Bertani tidak akan miskin, menjadi petani itu hebat. Petani milenial itu luar biasa. Petani harus tangguh, kendalikan alam, produksi pangan untuk kehidupan,” katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, keahlian dan sikap petani milenial. “Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan,” kata Dedi Nursyamsi.
Dedi menambahkan, pelatihan dilaksanakan dengan metode On the Job Training (OJT). Metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani.
(Baca juga:Petani Milenial Cianjur Tembus Supermarket Korea di Jakarta)
Dia menambahkan, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan antara lain on farm, off farm, teknologi pertanian, dan ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta. Selain itu, budidaya dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan KUR.
“Materi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal dalam mendesain dan mempromosikan produk unggulannya, sehingga mampu bersaing dan berkembang di masa yang akan datang,” katanya.
Dedi menambahkan, materi disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari widyaiswara, dosen, penyuluh dan praktisi.
Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar menyampaikan bahwa momentum ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh milenial di Papua dan Papua Barat. “Kami akan mendorong milenial Papua dan Papua Barat untuk berbisnis pertanian terutama dalam komoditas ekspor seperti kopi. Saya optimistis, 1.200 milenial yang bergabung dalam pelatihan ini dapat menjadi petani yang sukses baik on farm maupun off farm,” kata Billy.
(dar)