Corona Kills Everything (3)

Sabtu, 06 Juni 2020 - 09:55 WIB
loading...
Corona Kills Everything...
Managing Partner Inventure Yuswohady. Foto/Istimewa
A A A
Yuswohady
Managing Partner Inventure

Covid-19 tak hanya membunuh manusia. Covid-19 juga membunuh PRODUK. Covid-19 juga membunuh BISNIS dan INDUSTRI. Bahkan, Covid-19 membunuh KEBIASAAN-KEBIASAAN kita.

Dalam buku Corona Kills Everything (2020) yang akan diterbitkan akhir Juni ini, saya mengumpulkan 80 produk, bisnis, dan kebiasaan yang dibunuh oleh Covid-19. Kalau minggu lalu saya sudah menjelaskan 14 produk, bisnis, dan kebiasaan yang dibunuh Covid-19, berikut ini adalah korban-korban pembunuhan berikutnya. (Baca: Corona Kills Everything (1)

#15. Gasoline

Dengan banyak pabrik dan fasilitas produksi terhenti karena wabah, ditambah mobilitas dan transportasi jauh berkurang, maka industri perminyakan termasuk sektor yang paling terdampak Covid-19. Itu sebanya nilai pasar industri ini turun sampai 40 (McKinsey, 2020).

Pertengahan April lalu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terjun bebas, untuk pertama kalinya turun sampai minus 40 dolar per barel di pasar berjangka untuk pengiriman bulan Mei disebabkan kelebihan pasok. (Baca: Pulang ke Yogya Mau Melahirkan, Ibu Muda Positif Corona)

Begitu semua pabrik di China tutup maka hanya dalam beberapa hari polusi berkurang amat signifikan. Hal ini akan semakin menyadarkan pentingnya mengakselerasi penggunaan energi terbarukan. Memang industri ini sudah waktunya surut dari peredaran, dan rupanya Covid-19 mempercepatnya.

#16. Mall

Bisnis mal membutuhkan kerumunan massa. Itu sebabnya mal termasuk sektor yang paling terdampak Covid-19. Sebelum pandemi, mal sudah terdampak oleh adanya online shopping. Namun, mal beradaptasi menjadi tempat leisure, entertainment, dan culinary destination.

Namun dengan adanya social distancing, kini mal praktis tutup dan hanya hanya membuka gerai supermarket dan penjualan essential goods. Mal butuh waktu untuk pulih karena "jantung" operasi bisnis ini adalah kerumunan massa.

Pascapandemi, mal akan berbeda dengan sebelumnya. Dengan masyarakat makin sadar self distancing, mereka akan selalu menghindari kerumunan termasuk kerumunan di mal. Mal akan betul-betul normal jika vaksin telah ditemukan dan dipergunakan oleh setiap orang.

#17. Fitness Studio

Fitness studio dan gym termasuk yang paling terdampak pandemi karena memang rawan menularkan Covid-19. Aktivitas di ruang tertutup, kontak fisik, dan terutama berbagai peralatan fitness yang dipergunakan secara sharing akan menjadi medium penularan yang sangat mudah.

Fitness studio dan gym di seluruh dunia tutup. Dan sebagai langkah survival, pengelola menawarkan kelas-kelas kebugaran daring. Pemulihan sektor ini bakal butuh waktu lama. Karena itu, pascapandemi, adopsi solusi digital yang mengoneksikan fasilitas fitness dengan member di rumah akan meningkat pesat.

#18. Wedding Reception

Bagi pasangan yang akan menikah, situasi seperti ini mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Rencana indah untuk mewujudkan mimpi yang sudah disusun lama menjadi kacau seketika.

Survei yang dilakukan oleh Bridebook yang melibatkan partisipasi dari lebih 6.000 responden di 85 negara menyebutkan bahwa wabah Covid-19 sangat berdampak pada rencana pernikahan mereka. Meskipun begitu, banyak juga pasangan yang tetap melangsungkan pernikahan, namun hanya untuk ijab kabul/pemberkatan dengan undangan terbatas. (Baca juga: Kementan Siapkan Skema Penanggulangan Krisis Pangan)

Jika selama ini pernikahan identik dengan pesta besar, terutama pada pernikahan adat, maka setelah wabah berakhir akan melahirkan konsep baru yang akan menjadi tren yaitu small wedding dengan sedikit undangan namun lebih intim.

#19. Motorbike Touring

Datangnya pandemi tidak hanya berimbas pada kegiatan ekonomi, tetapi juga kegiatan hobi seperti turingsepeda motor bagi para pencinta motor.

Keharusan social distancing hingga adanya karantina wilayah membuat komunitas pencinta motor menghentikan sementara aktivitas rutinnya seperti kopdar & kopsan, rolling atau touring, dan sunmori. Tak ada perkumpulan, tak ada perjalanan, dan tak ada perlombaan menyebabkan komunitas ini mengalami keheningan sementara.

Turing klub motor dibunuh oleh Covid-19 karena sifat aktivitasnya yang mengharuskan adanya kerumunan. Core value dari kegiatan ini adalah kerumunan dan kebersamaan.

Celakanya, kerumunan dan kebersamaan sangat rentan bagi terjadinya penularan wabah.

Itu sebabnya, walaupun PSBB nanti dilonggarkan, tak serta-merta kegiatan turing akan langsung menggeliat. Para fanatik turing masih harus melakukan adaptasi terhadap kenormalan baru. Yang jelas, di kenormalan baru, kegiatan turing tak akan seleluasa sebelumnya.

#20. Construction

Selama kurun waktu 2011-2019, industri konstruksi di Indonesia tumbuh rata-rata 6,58% (yoy) di atas pertumbuhan ekonomi 5,33%. Namun, tahun ini sektor ini tiarap bahkan mati suri karena pandemi.

Sejak awal Maret, hampir seluruh aktivitas ekonomi mengalami kemandekan. Pembangunan hunian, perkantoran, dan perhotelan hingga proyek infrastruktur pemerintah mengalami stagnasi. Hal ini diperparah dengan penurunan penjualan properti per Februari memberi tekanan besar pada sektor konstruksi dan pembangunan yang berdampak pada pemutusan proyek baru. (Baca juga: Selama Wabah Corona, Belaar dari Rumah Harus Bermakna)

Permasalahan di industri konstruksi bertumpuk-tumpuk mulai: penundaan/penghentian proyek berikut aspek legalnya, disrupsi rantai pasok, kelangkaan subkontraktor dan material, keselamatan pekerja (HSE) dari paparan Covid-19, hingga masalah melemahnya demand, likuiditas, dan pendanaan proyek akibat krisis ekonomi.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1605 seconds (0.1#10.140)