JCB 2021 Usai, Ini Rekomendasi IATMI untuk Peningkatan Produksi Migas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia ( IATMI ) menutup Joint Convention Bandung (JCB) 2021, Kamis (25/11), dengan memberikan rekomendasi dalam rangka peningkatan dan percepatan produksi migas kepada pemerintah. Sejumlah rekomendasi diberikan untuk mendukung upaya meningkatkan produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 BSCFD pada 2030 untuk mendorong laju perekonomian.
Rekomendasi yang diberikan pertama adalah aspek efisiensi biaya, baik dari sisi operasi dan biaya pengembangan proyek. Dalam hal ini menjadi sangat penting untuk menerapkan teknologi digital, implementasi metode perbaikan proses bisnis, seperti berbagi pengetrahuan serta benchmarking antarperusahaan.
"Penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan tingkat pengurasan lapangan seperti injeksi air, stimulasi produksi dan EOR akan membantu upaya peningkatan produksi. Serta dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif baik fiskal maupun non fiskal," ungkap Komda&Steering Commitee IATMI Henricus Herwin dalam siaran pers yang diterima, Jumat (26/11/2021).
Sementara, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat menutup JCB 2021 mengatakan bahwa dunia semakin kompetitif untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, karena akan terjadi transisi energi. "Indonesia sudah menegaskan akan terjadi transisi energi dan perubahan iklim. Eksplorasi agresif dan eksploitasi yang kuat didorong dengan SDM yang kompeten dan teknologi maju menjadi kunci," ujarnya.
Ketua Pelaksana JCB 2021 Ari Iskandar mengatakan, selama tiga hari JCB 2021 total visitor lebih dari 4.500 peserta yang tersebar di 22 negara. Selama pelaksanaan JCB, keempat asosiasi telah menyampaikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri migas, juga menciptakan transfer pengetahuan.
"Dengan mengusung strategic alliance, IATMI mendorong Pertamina untuk melakukan strategic alliance. SKK Migas sedang menyiapkan perangkat untuk menyiapkan data upstream yang bernilai harganya," tutup Ari.
Rekomendasi yang diberikan pertama adalah aspek efisiensi biaya, baik dari sisi operasi dan biaya pengembangan proyek. Dalam hal ini menjadi sangat penting untuk menerapkan teknologi digital, implementasi metode perbaikan proses bisnis, seperti berbagi pengetrahuan serta benchmarking antarperusahaan.
"Penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan tingkat pengurasan lapangan seperti injeksi air, stimulasi produksi dan EOR akan membantu upaya peningkatan produksi. Serta dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif baik fiskal maupun non fiskal," ungkap Komda&Steering Commitee IATMI Henricus Herwin dalam siaran pers yang diterima, Jumat (26/11/2021).
Sementara, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat menutup JCB 2021 mengatakan bahwa dunia semakin kompetitif untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, karena akan terjadi transisi energi. "Indonesia sudah menegaskan akan terjadi transisi energi dan perubahan iklim. Eksplorasi agresif dan eksploitasi yang kuat didorong dengan SDM yang kompeten dan teknologi maju menjadi kunci," ujarnya.
Ketua Pelaksana JCB 2021 Ari Iskandar mengatakan, selama tiga hari JCB 2021 total visitor lebih dari 4.500 peserta yang tersebar di 22 negara. Selama pelaksanaan JCB, keempat asosiasi telah menyampaikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri migas, juga menciptakan transfer pengetahuan.
"Dengan mengusung strategic alliance, IATMI mendorong Pertamina untuk melakukan strategic alliance. SKK Migas sedang menyiapkan perangkat untuk menyiapkan data upstream yang bernilai harganya," tutup Ari.
(fai)