Utang Luar Negeri RI Terus Membesar, Simak Catatan 5 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Utang tidak bisa dilepaskan dalam pembangunan suatu negara, terlebih dalam kondisi saat ini. Pandemi Covid-19 berkepanjangan membuat utang negara berkembang terus membengkak, tidak terkecuali Indonesia.
Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati dalam sebuah kesempatan menerangkan pandemi Covid-19 sebagai tantangan yang luar biasa dan harus dihadapi. Tidak hanya mengancam manusia, pandemi ini juga mampu merusak perekonomian suatu negara.
"Kenapa kita harus menambah utang? seolah-olah menambah utang menjadi tujuan padahal dia adalah merupakan instrumen untuk menyelamatkan warga negara dan perekonomian kita," ujar Sri Mulyani.
Terbaru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan adanya tren penambahan utang pemerintah dan biaya bunga yang melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan penerimaan negara.
"Kerentanan utang tahun 2020 telah melampaui batas yang direkomendasikan IMF atau International Debt Relief (IDR)," tulis laporan BPK, Selasa (7/12) kemarin.
Menurut data.worldbank.org, Bank Dunia mencatat bahwa Indonesia menjadi salah satu dalam daftar 10 negara yang memiliki pendapatan kecil menengah dan memiliki Utang Luar Negeri (ULN) terbesar urutan ke 7 pada laporan International Debt Statistics (IDS) atau Statistik Utang Internasional tahun 2021.
Urutan tersebut didasari pada besarnya Utang Luar Negeri Indonesia sebesar USD402,08 miliar atau senilai Rp5.757 triliun (kurs Rp14,319/USD) pada tahun 2019.
Lalu seberapa besar sih Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia saat? Berikut ULN RI dalam 5 tahun terakhir dari 2016 hingga November 2021.
1. ULN Indonesia Tahun 2016
Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan IV tahun 2016 tercatat sebesar USD317 miliar, atau tumbuh 2% year on year. Pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan IV 2016 melambat dari triwulan sebelumnya sejalan dengan perlambatan ULN Jangka Panjang.
Pada akhir triwulan III pada 2016, ULN Indonesia tercatat sebesar USD325,3 miliar atau tumbuh 7,8% (yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, perlambatan pada kuartal terakhir tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN jangka panjang yang melambat.
2. ULN Indonesia Tahun 2017
Data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia 2017 silam mencapai USD352,2 miliar atau sekitar Rp4.849 triliun (kurs Rp13.769).
Jumlah itu naik 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai gambaran pada 2016, ULN Indonesia naik sebesar 3%.
3. ULN Indonesia Tahun 2018
BI mencatatkan pertumbuhan Utang Luar Negeri pada kuartal IV-2018 sebesar USD17,7 miliar menjadi USD376,8 miliar.
ULN tersebut teridiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD186,2 miliar, serta utang swasta dan BUMN sebesar USD190,6 miliar.
BI menjelaskan, meningkatnya posisi ULN dibandingkan dengan kuartal sebelumnya disebabkan neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dollar AS.
4. ULN Indonesia Tahun 2019
Bank Indonesia (BI) merilis utang luar negeri Indonesia (ULN) pada akhir triwulan IV-2019 mencapai USD404,3 miliar. Utang ini naik 7,7% dibandingkan pada akhir triwulan IV-2018 lalu yang mencapai USD376,8 miliar.
Jika menggunakan asumsi kurs USD1 = Rp14.000, maka utang luar negeri pada triwulan IV-2019 mencapai Rp5.660 triliun.
"Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan IV-2019 tercatat sebesar USD 404,3 miliar, terdiri dari utang sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD 202,9 miliar dan utang sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD01,4 miliar," tulis BI dalam laporannya.
5. ULN Indonesia Tahun 2020
Dikutip dari bi.go.id, Utang Luar Negeri Indonesia terakhir terhitung pada bulan Desember 2020 atau pada akhir triwulan IV 2020 yakni sebesar USD417,5 Miliar. Utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD209,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD208,3 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 tumbuh sebesar 3,5% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,9% (yoy). Perlambatan ULN tersebut terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta.
6. Tahun 2021
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang terus meningkat perlu diwaspadai lantaran memiliki risiko besar apabila tingkat kemampuan bayarnya rendah.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat 3,7% menjadi USD423,1 miliar setara Rp6.008 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per USD). Posisi tersebut tumbuh 3,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
"(Pertumbuhan ULN) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2 persen yoy," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik dan sektor swasta," tambahnya.
Posisi ULN pemerintah sampai dengan akhir September 2021 sebesar USD205,5 miliar atau setara Rp2.918,1 triliun. Posisi itu tumbuh 4,1% secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2021 sebesar 4,3% yoy.
Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati dalam sebuah kesempatan menerangkan pandemi Covid-19 sebagai tantangan yang luar biasa dan harus dihadapi. Tidak hanya mengancam manusia, pandemi ini juga mampu merusak perekonomian suatu negara.
"Kenapa kita harus menambah utang? seolah-olah menambah utang menjadi tujuan padahal dia adalah merupakan instrumen untuk menyelamatkan warga negara dan perekonomian kita," ujar Sri Mulyani.
Terbaru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan adanya tren penambahan utang pemerintah dan biaya bunga yang melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan penerimaan negara.
"Kerentanan utang tahun 2020 telah melampaui batas yang direkomendasikan IMF atau International Debt Relief (IDR)," tulis laporan BPK, Selasa (7/12) kemarin.
Menurut data.worldbank.org, Bank Dunia mencatat bahwa Indonesia menjadi salah satu dalam daftar 10 negara yang memiliki pendapatan kecil menengah dan memiliki Utang Luar Negeri (ULN) terbesar urutan ke 7 pada laporan International Debt Statistics (IDS) atau Statistik Utang Internasional tahun 2021.
Urutan tersebut didasari pada besarnya Utang Luar Negeri Indonesia sebesar USD402,08 miliar atau senilai Rp5.757 triliun (kurs Rp14,319/USD) pada tahun 2019.
Lalu seberapa besar sih Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia saat? Berikut ULN RI dalam 5 tahun terakhir dari 2016 hingga November 2021.
1. ULN Indonesia Tahun 2016
Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan IV tahun 2016 tercatat sebesar USD317 miliar, atau tumbuh 2% year on year. Pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan IV 2016 melambat dari triwulan sebelumnya sejalan dengan perlambatan ULN Jangka Panjang.
Pada akhir triwulan III pada 2016, ULN Indonesia tercatat sebesar USD325,3 miliar atau tumbuh 7,8% (yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, perlambatan pada kuartal terakhir tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN jangka panjang yang melambat.
2. ULN Indonesia Tahun 2017
Data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia 2017 silam mencapai USD352,2 miliar atau sekitar Rp4.849 triliun (kurs Rp13.769).
Jumlah itu naik 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai gambaran pada 2016, ULN Indonesia naik sebesar 3%.
3. ULN Indonesia Tahun 2018
BI mencatatkan pertumbuhan Utang Luar Negeri pada kuartal IV-2018 sebesar USD17,7 miliar menjadi USD376,8 miliar.
ULN tersebut teridiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD186,2 miliar, serta utang swasta dan BUMN sebesar USD190,6 miliar.
BI menjelaskan, meningkatnya posisi ULN dibandingkan dengan kuartal sebelumnya disebabkan neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dollar AS.
4. ULN Indonesia Tahun 2019
Bank Indonesia (BI) merilis utang luar negeri Indonesia (ULN) pada akhir triwulan IV-2019 mencapai USD404,3 miliar. Utang ini naik 7,7% dibandingkan pada akhir triwulan IV-2018 lalu yang mencapai USD376,8 miliar.
Jika menggunakan asumsi kurs USD1 = Rp14.000, maka utang luar negeri pada triwulan IV-2019 mencapai Rp5.660 triliun.
"Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan IV-2019 tercatat sebesar USD 404,3 miliar, terdiri dari utang sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD 202,9 miliar dan utang sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD01,4 miliar," tulis BI dalam laporannya.
5. ULN Indonesia Tahun 2020
Dikutip dari bi.go.id, Utang Luar Negeri Indonesia terakhir terhitung pada bulan Desember 2020 atau pada akhir triwulan IV 2020 yakni sebesar USD417,5 Miliar. Utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD209,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD208,3 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 tumbuh sebesar 3,5% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,9% (yoy). Perlambatan ULN tersebut terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta.
6. Tahun 2021
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang terus meningkat perlu diwaspadai lantaran memiliki risiko besar apabila tingkat kemampuan bayarnya rendah.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat 3,7% menjadi USD423,1 miliar setara Rp6.008 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per USD). Posisi tersebut tumbuh 3,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
"(Pertumbuhan ULN) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2 persen yoy," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik dan sektor swasta," tambahnya.
Posisi ULN pemerintah sampai dengan akhir September 2021 sebesar USD205,5 miliar atau setara Rp2.918,1 triliun. Posisi itu tumbuh 4,1% secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2021 sebesar 4,3% yoy.
(akr)