Erick Thohir Ditantang Komisaris BUMN Rp1 Miliar, Pengamat: Tidak Elok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengomentari tantangan Rp1 Miliar yang dilontarkan Komisaris PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), Roy Maningkas kepada "bosnya" sendiri, Menteri BUMN Erick Thohir soal kebangkrutan Krakatau Steel (KS).
Pengamat Birokrasi, Varhan Abdul Azis mengungkapkan, seorang bawahan menteri yang kebetulan dipercaya mengawasi salah satu perusahaan subholding BUMN tidaklah elok menantang Menteri BUMN secara terbuka di ruang publik berkaitan dengan kebijakan perusahaan milik negara.
Seharusnya terang dia, kalau pun si bawahan memiliki gagasan yang dianggapnya cemerlang, hal itu bisa dilakukan secara tertutup dan terbatas.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan terbuka kepada media massa, Roy yang berhadapan pendapat dengan Menteri Erick Thohir, menantang Menteri BUMN itu untuk bertaruh seputar bangkrut atau tidaknya Krakatau Steel akhir Desember ini.
“Saya membantah dan saya siap menanggung risikonya," ujar Roy.
"Saya akan bayar Pak menteri. Sebaliknya jika KS tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta Pak Menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan kepada kaum dhuafa," kata Roy dalam tantangannya itu.
Menurut Varhan yang merupakan wakil sekretaris jenderal lembaga swadaya masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (Lira) tersebut, pernyataan Menteri BUMN Erick di hadapan Komisi VI DPR RI tentang kemungkinan bangkrutnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tersebut justru merupakan keprihatinan seorang menteri BUMN terhadap kondisi perusahaan negara yang berada di bawah ‘asuhan’nya.
Ibarat bapak kepada anak, kata Varhan, Erick memberikan prediksi negatif itu justru agar manajemen PT KS segera bertindak secara rasional dan optimistis. “Itu maksudnya agar manajemen PT KS segera mencari cara terbaik untuk tetap tegak berdiri dan kembali menjadi kebanggaan warga negeri,” kata Varhan, Senin (13/12/2021).
Ia juga mengingatkan, sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir tentu memiliki data yang valid yang mendasari keprihatinannya hingga keluar pernyataan tersebut.
Pengamat Birokrasi, Varhan Abdul Azis mengungkapkan, seorang bawahan menteri yang kebetulan dipercaya mengawasi salah satu perusahaan subholding BUMN tidaklah elok menantang Menteri BUMN secara terbuka di ruang publik berkaitan dengan kebijakan perusahaan milik negara.
Seharusnya terang dia, kalau pun si bawahan memiliki gagasan yang dianggapnya cemerlang, hal itu bisa dilakukan secara tertutup dan terbatas.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan terbuka kepada media massa, Roy yang berhadapan pendapat dengan Menteri Erick Thohir, menantang Menteri BUMN itu untuk bertaruh seputar bangkrut atau tidaknya Krakatau Steel akhir Desember ini.
“Saya membantah dan saya siap menanggung risikonya," ujar Roy.
"Saya akan bayar Pak menteri. Sebaliknya jika KS tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta Pak Menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan kepada kaum dhuafa," kata Roy dalam tantangannya itu.
Menurut Varhan yang merupakan wakil sekretaris jenderal lembaga swadaya masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (Lira) tersebut, pernyataan Menteri BUMN Erick di hadapan Komisi VI DPR RI tentang kemungkinan bangkrutnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tersebut justru merupakan keprihatinan seorang menteri BUMN terhadap kondisi perusahaan negara yang berada di bawah ‘asuhan’nya.
Ibarat bapak kepada anak, kata Varhan, Erick memberikan prediksi negatif itu justru agar manajemen PT KS segera bertindak secara rasional dan optimistis. “Itu maksudnya agar manajemen PT KS segera mencari cara terbaik untuk tetap tegak berdiri dan kembali menjadi kebanggaan warga negeri,” kata Varhan, Senin (13/12/2021).
Ia juga mengingatkan, sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir tentu memiliki data yang valid yang mendasari keprihatinannya hingga keluar pernyataan tersebut.