Petani Milenial Tangerang Budidayakan Hortikultura di Lahan 100 Hektare
loading...
A
A
A
JAKARTA - Petani milenial dituntut kreatif, pantang menyerah, komunikatif dan terus belajar untuk menjawab tantangan bisnis pangan di era digital. Hal inilah yang menjadi kunci sukses Suherman dalam membudidayakan tanaman hortikultura di lahan 100 hektare (ha). Dia bercocok tanam di lahan tersebut bersama 50 mitra petani di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kiprah Suherman yang didaulat Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) sesuai target dan harapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dia menyatakan bahwa Kementan berkomitmen pada regenerasi petani, utamanya pengembangan petani milenial melalui DPM/DPA.
(Baca juga:Petani Milenial Belitung Kembangkan Pertanian Terintegrasi untuk Edukasi dan Pariwisata)
“Pengembangan sektor pertanian memerlukan strategi komprehensif dari hulu hingga hilir. Kementan berupaya meningkatkan kemampuan SDM pertanian, sehingga meningkatkan nilai produk pertanian,” kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12/2021).
Menurut Mentan, pemanfaatan benih bermutu didukung pengemasan yang baik adalah syarat produk pertanian berdaya saing dan memiliki nilai tambah. Pasalnya, tantangan daya saing tergolong kompleks dan tidak bisa dikerjakan secara parsial, sehingga harus diselesaikan bersama dari awal sampai akhir dan berkelanjutan.
“Tantangan utamanya adalah inkonsistensi mutu produk dan suplai, harga produk mahal imbas dari biaya logistik dan produksi, hasil panen belum sesuai tuntutan pasar, minimnya akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi serta kualitas SDM pertanian,” kata Mentan.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementan terus berupaya meningkatkan daya saing, utamanya dengan meningkatkan kualitas SDM pertanian.
“Peningkatan kualitas melalui pendidikan, pelatihan, vokasi, magang di luar negeri, program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), program YESS, Kostratani serta DPM/DPA,” katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan Indonesia membutuhkan petani milenial yang menjadi tonggak pembangunan pertanian. DPM/DPA adalah SDM pilihan, kehadirannya harus dapat meresonansi generasi muda lainnya. Pertanian adalah sektor yang menjanjikan.
“Petani itu keren. Kalian akan sukses bila menerapkan kunci keberhasilan pertanian yakni meningkatkan daya saing dengan menggenjot produktivitas. Gunakan varietas unggul, lakukan pemupukan berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Jangan ragu memanfaatkan alat mekanisasi pertanian,” kata Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:Mentan Ajak Petani Milenial Perkuat Kedaulatan Pangan)
Suherman begitu optimistis dalam menggeluti usahanya. Karena bergulat dengan pertanian sejak kecil sehingga faham tentang pola tanam, perawatan, panen bahkan peluang pasar. “Kalau saya bisa, saya yakin yang lain juga bisa,” katanya.
Saat ini Suherman memiliki sekitar 100 ha lahan yang ditanami aneka tanaman hortikultura. Lahan tersebut ditanami sawi, kangkung, cabai, bawang merah, jagung, pare dengan pola rotasi dan diversifikasi tanaman.
“Fokus, inovatif dan pandai mencari peluang adalah kunci untuk sukses. Petani harus kreatif dan cepat mengambil keputusan, jika tanam A tidak untung maka ditambah dengan tanam B. Tidak boleh langsung menyerah kalau rugi. Awalnya, saya menjual sayur sendiri ke pasar dengan kendaraan roda tiga. Dagangan saya habis, tapi tidak tahu diambil siapa,” katanya.
Meskipun awalnya merugi, dia terus belajar termasuk bergaul dengan banyak orang yang memahami seluk-beluk pemasaran dan penjualan seraya terus membuka peluang pasar.
“Saat ini karyawan saya ke pasar dengan kendaraan pikap, pedagang sudah mengenal itu produk saya. Mereka yang datang mencari, saya pun untung,” kata Suherman kepada Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti yang mengunjungi lahan pertaniannya di kawasan Sepatan Timur, Tangerang.
(Baca juga:Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial)
Kapusdik Idha WA menuturkan kiat sukses Suherman adalah tidak cepat puas, dan terus berusaha mengembangkan usahanya, didukung dinas pertanian dan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), Suherman pun berencana untuk pengadaan screenhouse mendukung penerapan smart farming.
“Tak hanya itu, Herman memberdayakan lebih dari 50 petani lokal, sehingga peran selaku wirausahawan sukses telah membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan,” kata Kapusdik Idha WA.
Sosok Suherman sebagai DPM/DPA diharapkan mampu menjadi pemicu semangat generasi muda lainnya untuk sukses menggeluti sektor pertanian dan membawa dampak positif di lingkungannya.
Kiprah Suherman yang didaulat Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) sesuai target dan harapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dia menyatakan bahwa Kementan berkomitmen pada regenerasi petani, utamanya pengembangan petani milenial melalui DPM/DPA.
(Baca juga:Petani Milenial Belitung Kembangkan Pertanian Terintegrasi untuk Edukasi dan Pariwisata)
“Pengembangan sektor pertanian memerlukan strategi komprehensif dari hulu hingga hilir. Kementan berupaya meningkatkan kemampuan SDM pertanian, sehingga meningkatkan nilai produk pertanian,” kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12/2021).
Menurut Mentan, pemanfaatan benih bermutu didukung pengemasan yang baik adalah syarat produk pertanian berdaya saing dan memiliki nilai tambah. Pasalnya, tantangan daya saing tergolong kompleks dan tidak bisa dikerjakan secara parsial, sehingga harus diselesaikan bersama dari awal sampai akhir dan berkelanjutan.
“Tantangan utamanya adalah inkonsistensi mutu produk dan suplai, harga produk mahal imbas dari biaya logistik dan produksi, hasil panen belum sesuai tuntutan pasar, minimnya akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi serta kualitas SDM pertanian,” kata Mentan.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementan terus berupaya meningkatkan daya saing, utamanya dengan meningkatkan kualitas SDM pertanian.
“Peningkatan kualitas melalui pendidikan, pelatihan, vokasi, magang di luar negeri, program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), program YESS, Kostratani serta DPM/DPA,” katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan Indonesia membutuhkan petani milenial yang menjadi tonggak pembangunan pertanian. DPM/DPA adalah SDM pilihan, kehadirannya harus dapat meresonansi generasi muda lainnya. Pertanian adalah sektor yang menjanjikan.
“Petani itu keren. Kalian akan sukses bila menerapkan kunci keberhasilan pertanian yakni meningkatkan daya saing dengan menggenjot produktivitas. Gunakan varietas unggul, lakukan pemupukan berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Jangan ragu memanfaatkan alat mekanisasi pertanian,” kata Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:Mentan Ajak Petani Milenial Perkuat Kedaulatan Pangan)
Suherman begitu optimistis dalam menggeluti usahanya. Karena bergulat dengan pertanian sejak kecil sehingga faham tentang pola tanam, perawatan, panen bahkan peluang pasar. “Kalau saya bisa, saya yakin yang lain juga bisa,” katanya.
Saat ini Suherman memiliki sekitar 100 ha lahan yang ditanami aneka tanaman hortikultura. Lahan tersebut ditanami sawi, kangkung, cabai, bawang merah, jagung, pare dengan pola rotasi dan diversifikasi tanaman.
“Fokus, inovatif dan pandai mencari peluang adalah kunci untuk sukses. Petani harus kreatif dan cepat mengambil keputusan, jika tanam A tidak untung maka ditambah dengan tanam B. Tidak boleh langsung menyerah kalau rugi. Awalnya, saya menjual sayur sendiri ke pasar dengan kendaraan roda tiga. Dagangan saya habis, tapi tidak tahu diambil siapa,” katanya.
Meskipun awalnya merugi, dia terus belajar termasuk bergaul dengan banyak orang yang memahami seluk-beluk pemasaran dan penjualan seraya terus membuka peluang pasar.
“Saat ini karyawan saya ke pasar dengan kendaraan pikap, pedagang sudah mengenal itu produk saya. Mereka yang datang mencari, saya pun untung,” kata Suherman kepada Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti yang mengunjungi lahan pertaniannya di kawasan Sepatan Timur, Tangerang.
(Baca juga:Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial)
Kapusdik Idha WA menuturkan kiat sukses Suherman adalah tidak cepat puas, dan terus berusaha mengembangkan usahanya, didukung dinas pertanian dan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), Suherman pun berencana untuk pengadaan screenhouse mendukung penerapan smart farming.
“Tak hanya itu, Herman memberdayakan lebih dari 50 petani lokal, sehingga peran selaku wirausahawan sukses telah membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan,” kata Kapusdik Idha WA.
Sosok Suherman sebagai DPM/DPA diharapkan mampu menjadi pemicu semangat generasi muda lainnya untuk sukses menggeluti sektor pertanian dan membawa dampak positif di lingkungannya.
(dar)