Pelatihan Kartu Prakerja Tetap Online, Pemerintah Sebut Offline Lebih Mahal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelatihan dalam program Kartu Prakerja sepertinya bakal tetap berlangsung online di tengah transisi menuju new normal. Alasannya, Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja mengatakan salah satu kendala penyelenggaraan pelatihan Program Kartu Prakerja secara tatap muka langsung (offline) adalah biaya pelatihannya yang mahal.
( )
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan dana yang harus dikeluarkan untuk mengikuti pelatihan secara offline jauh lebih besar dari bantuan pemerintah yang hanya Rp1 juta. Data yang didapat sementara biayanya dapat mencapai Rp5 juta untuk pelatihan tatap muka.
"Bantuan untuk peserta hanya Rp1 juta tapi kenyataannya pelatihan offline lembaga pelatihan rata-rata nilainya Rp5 juta. Jadi perlu dilihat lagi dan masih kita kaji," ujar Panji di Jakarta.
Dia melanjutkan pelaksanaan pelatihan offline atau tatap muka masih dalam review komite. Sehingga dalam waktu dekat belum bisa dilaksanakan atau pelatihan tetap secara online.
"Jadi memang sudah jadi arahan komite untuk siapkan pelatihan offline atau tatap muka. Tapi ini butuh persiapan, karena kalau pun ada yang beberapa daerah greenlight, tapi masih ada risiko penularan. Dan persiapannya harus sesuai protokol kesehatan tatap muka," paparnya.
Kata dia, apabila dilakukan maka proses pelatihan offline akan mengalami banyak penyesuaian. Mulai dari biaya pelatihan hingga kementerian/lembaga (K/L) yang terlibat.
"Jadi market perlu di-adjust. Kami akan bekerja sama dengan kementerian/lembaga, ada sembilan kementerian/lembaga yang berikan pelatihan selain Kartu Prakerja, semua offline. Jadi butuh koordinasi untuk sinkronkan," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan pelatihan program kartu prakerja secara tatap muka langsung (offline). Namun, pelatihan secara daring (online) seperti yang dijalani peserta Kartu Prakerja saat ini juga tetap dilakukan.
( )
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan dana yang harus dikeluarkan untuk mengikuti pelatihan secara offline jauh lebih besar dari bantuan pemerintah yang hanya Rp1 juta. Data yang didapat sementara biayanya dapat mencapai Rp5 juta untuk pelatihan tatap muka.
"Bantuan untuk peserta hanya Rp1 juta tapi kenyataannya pelatihan offline lembaga pelatihan rata-rata nilainya Rp5 juta. Jadi perlu dilihat lagi dan masih kita kaji," ujar Panji di Jakarta.
Dia melanjutkan pelaksanaan pelatihan offline atau tatap muka masih dalam review komite. Sehingga dalam waktu dekat belum bisa dilaksanakan atau pelatihan tetap secara online.
"Jadi memang sudah jadi arahan komite untuk siapkan pelatihan offline atau tatap muka. Tapi ini butuh persiapan, karena kalau pun ada yang beberapa daerah greenlight, tapi masih ada risiko penularan. Dan persiapannya harus sesuai protokol kesehatan tatap muka," paparnya.
Kata dia, apabila dilakukan maka proses pelatihan offline akan mengalami banyak penyesuaian. Mulai dari biaya pelatihan hingga kementerian/lembaga (K/L) yang terlibat.
"Jadi market perlu di-adjust. Kami akan bekerja sama dengan kementerian/lembaga, ada sembilan kementerian/lembaga yang berikan pelatihan selain Kartu Prakerja, semua offline. Jadi butuh koordinasi untuk sinkronkan," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan pelatihan program kartu prakerja secara tatap muka langsung (offline). Namun, pelatihan secara daring (online) seperti yang dijalani peserta Kartu Prakerja saat ini juga tetap dilakukan.
(akr)