Pensiunkan PLTU Batu Bara Butuh Duit Rp426 Triliun, Sri Muyani: Tak Semudah Membalikkan Tangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berkomitmen untuk terus menjalankan transisi energi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya, menjalankan transisi energi membutuhkan anggaran besar .
"Transisi energi memang sangat mahal. Untuk mengubah energi tidak semudah membalikkan tangan. Kita harus punya perencanaan yang baik," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (23/12/2021).
Dia menegaskan bahwa pemerintah membutuhkan dana luar biasa besar untuk melakukan transisi energi. Untuk memensiunkan 5,5 GW PLTU Batubara saja, membutuhkan dana hingga miliaran dolar AS, yakni mencapai USD30 miliar atau setara Rp426 triliun.
Menurut dia isu perubahan iklim atau climate change menjadi salah satu isu penting. Ini akan menjadi topik yang akan dibicarakan dalam pertemuan G20 mendatang. "Climate change itu tidak mungkin bisa ditangani tanpa aspek keuangan. Makanya, di dalam Finance Track dibicarakan mengenai sustainable finance dan climate change finance. Itu menjadi sangat penting," katanya.
Dia menambahkan, Indonesia menjadi perhatian dunia dalam melakukan transisi energi ini. Maka dari itu, komitmen menanggulangi perubahan iklim akan dilakukan melalui langkah-langkah progresif yang mengedepankan prinsip ekonomi berkelanjutan. "Ini mengedepankan prinsip keadilan (just) dan keterjangkauan (affordable) dengan memperhatikan iklim berusaha dan masyarakat kecil," tandasnya.
"Transisi energi memang sangat mahal. Untuk mengubah energi tidak semudah membalikkan tangan. Kita harus punya perencanaan yang baik," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (23/12/2021).
Dia menegaskan bahwa pemerintah membutuhkan dana luar biasa besar untuk melakukan transisi energi. Untuk memensiunkan 5,5 GW PLTU Batubara saja, membutuhkan dana hingga miliaran dolar AS, yakni mencapai USD30 miliar atau setara Rp426 triliun.
Menurut dia isu perubahan iklim atau climate change menjadi salah satu isu penting. Ini akan menjadi topik yang akan dibicarakan dalam pertemuan G20 mendatang. "Climate change itu tidak mungkin bisa ditangani tanpa aspek keuangan. Makanya, di dalam Finance Track dibicarakan mengenai sustainable finance dan climate change finance. Itu menjadi sangat penting," katanya.
Dia menambahkan, Indonesia menjadi perhatian dunia dalam melakukan transisi energi ini. Maka dari itu, komitmen menanggulangi perubahan iklim akan dilakukan melalui langkah-langkah progresif yang mengedepankan prinsip ekonomi berkelanjutan. "Ini mengedepankan prinsip keadilan (just) dan keterjangkauan (affordable) dengan memperhatikan iklim berusaha dan masyarakat kecil," tandasnya.
(nng)