Tantangan Besar Ekonomi China di 2022: Membuat Rakyatnya Belanja

Jum'at, 31 Desember 2021 - 08:56 WIB
loading...
Tantangan Besar Ekonomi China di 2022: Membuat Rakyatnya Belanja
Ekonomi China menghadapi triple pressure di tahun 2022 dimana yang utama adalah turunnya konsumsi masyarakat. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Bersama dengan pasar properti, konsumsi menjadi salah satu dari dua bidang yang paling dikhawatirkan para ekonom China dalam prospek pertumbuhan ekonominya. Belanja konsumen yang lamban telah menyeret ekonomi China sejak pandemi, dengan sedikit perbaikan yang terlihat untuk tahun 2022.

Para pemimpin puncak di Beijing memperingatkan pada pertemuan perencanaan ekonomi bulan ini bahwa pertumbuhan menghadapi tantangan "triple pressure" yakni menyusutnya permintaan, guncangan pasokan dan melemahnya ekspektasi.



"Masalah inti dari triple pressure ini adalah masih melemahnya permintaan atau permintaan yang tidak mencukupi," ungkap Ekonom Kepala Zhongyuan Bank Wang Jun yang dilansir CNBC, Jumat (31/12/2021).

Menurut dia, alasan utama mengapa pembangunan ekonomi tidak dapat dipertahankan tercermin dari melemahnya permintaan, khususnya dampak negatif pandemi terhadap pendapatan masyarakat. Dia juga menunjukkan hambatan permintaan dari pengurangan pengeluaran pemerintah daerah untuk proyek infrastruktur.

Mengenai tekanan ketiga berupa guncangan pasokan, dia mengatakan bahwa itu terutama terkait dengan pandemi dan langkah-langkah yang terlalu drastis untuk mengurangi emisi karbon. Pembatasan akibat pandemi telah berkontribusi pada gangguan dalam rantai pasokan global, termasuk kekurangan komponen penting seperti semikonduktor.



Ketidakpastian keseluruhan tentang pekerjaan dan pendapatan mengurangi keinginan orang untuk berbelanja. Tindakan keras Beijing terhadap ketergantungan pengembang real estat pada utang juga memengaruhi persepsi kekayaan rumah tangga, karena mayoritas terikat pada properti.

"Bagaimana konsumsi pulih tahun depan akan memiliki dampak yang sangat besar pada ekonomi," kata Ekonom Kepala di perusahaan e-commerce China JD.com Jianguang Shen.

Shen mengatakan pihak berwenang dapat meningkatkan konsumsi dengan mengikuti contoh Hong Kong dalam menawarkan voucher. Itu akan memaksa pembelanjaan konsumen pada bisnis tertentu seperti hotel, yang didorong lebih lanjut oleh struktur berjenjang yang tidak akan membuka voucher berikutnya hingga voucher pertama habis masa berlakunya atau habis.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2050 seconds (0.1#10.140)