BBM Premium Mau Dihapus, Konsumsinya Tahun Ini Hanya 3,4 Juta KL
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah segera menghapus BBM jenis Premium (RON 88) dan akan digantikan dengan penggunaan Pertalite (RON 90) yang lebih masif.
Penghapusan Premium ini diprediksi tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Pasalnya, konsumsi Premium saja ternyata sudah menurun dari waktu ke waktu.
"Sesuai dengan program Langit Biru, realisasi konsumsi Premium menurun tahun ini," ujar Direktur BBM BPH Migas Alfons Simanjuntak kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (31/12/2021).
Mengutip data BPH Migas, konsumsi Premium hingga Oktober 2021 mencapai 3.415.193 kilo liter (KL) atau baru 34,15% dari alokasi tahun 2021 yang sebesar 10 juta KL. Diproyeksikan serapan Premium hingga tutup tahun ini mencapai 3.415.440 KL. Sedangkan untuk Solar, serapannya mencapai 14,1 juta KL atau setara 98,32 % hingga November 2021.
Sementara itu, menurut data Kementerian ESDM, penyerapan Premium juga menunjukkan penurunan setiap tahunnya. Pada 2014 konsumsi Premium tercatat mencapai 29,7 juta KL, kemudian turun menjadi 28,1 juta KL pada 2015 dan 21,6 juta KL pada 2016. Angka ini terus melandai ke 12,4 juta KL pada 2017 dan 10,7 juta KL pada 2018.
Konsumsi Premium sempat naik menjadi 11,6 juta KL pada 2019 namun seiring datangnya pandemi Covid-19 kembali turun menjadi 8,6 juta KL pada 2020 dan diproyeksikan hanya 3,4 juta pada 2021.
Penghapusan Premium ini diprediksi tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Pasalnya, konsumsi Premium saja ternyata sudah menurun dari waktu ke waktu.
"Sesuai dengan program Langit Biru, realisasi konsumsi Premium menurun tahun ini," ujar Direktur BBM BPH Migas Alfons Simanjuntak kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (31/12/2021).
Mengutip data BPH Migas, konsumsi Premium hingga Oktober 2021 mencapai 3.415.193 kilo liter (KL) atau baru 34,15% dari alokasi tahun 2021 yang sebesar 10 juta KL. Diproyeksikan serapan Premium hingga tutup tahun ini mencapai 3.415.440 KL. Sedangkan untuk Solar, serapannya mencapai 14,1 juta KL atau setara 98,32 % hingga November 2021.
Sementara itu, menurut data Kementerian ESDM, penyerapan Premium juga menunjukkan penurunan setiap tahunnya. Pada 2014 konsumsi Premium tercatat mencapai 29,7 juta KL, kemudian turun menjadi 28,1 juta KL pada 2015 dan 21,6 juta KL pada 2016. Angka ini terus melandai ke 12,4 juta KL pada 2017 dan 10,7 juta KL pada 2018.
Konsumsi Premium sempat naik menjadi 11,6 juta KL pada 2019 namun seiring datangnya pandemi Covid-19 kembali turun menjadi 8,6 juta KL pada 2020 dan diproyeksikan hanya 3,4 juta pada 2021.
(ind)