Ramalan Morgan Stanley Soal Kebangkitan Ekonomi China di Tahun Baru 2022

Rabu, 05 Januari 2022 - 06:32 WIB
loading...
Ramalan Morgan Stanley Soal Kebangkitan Ekonomi China di Tahun Baru 2022
Bank investasi, Morgan Stanley memperkirakan ekonomi China bakal rebound di tahun baru 2022. Dimana setidaknya ada 4 alasan kebangkitan ekonomi China tahun ini, berikut penjelasannya. Foto/Dok Reuters
A A A
NEW YORK - Bank investasi, Morgan Stanley memperkirakan ekonomi China bakal rebound di tahun baru 2022 seiring dengan adanya kelonggaran kebijakan. Raksasa ekonomi Asia itu belakangan telah memperketat kebijakan moneternya, dengan memulai "deleveraging agresif" karena berusaha untuk memangkas utang di sektor properti .

Kebijakan tersebut berhasil memotong rasio utang terhadap PDB sebesar 10 poin secara persentase pada tahun 2021, yang sudah lama tidak terlihat sejak periode 2003 hingga 2007, menurut Morgan Stanley dalam laporan 21 Desember.



Namun, bank mengatakan: "Laju pengetatan terbukti terlalu agresif, mengingat bahwa pemulihan pertumbuhan konsumsi dibatasi karena gelombang Delta dan pendekatan Covid-19 China yang berkelanjutan, yang membuat konsumsi tetap di bawah tren."

Meski begitu Morgan Stanley memperkirakan bakal "lebih bullish daripada konsensus" dengan proyeksi pertumbuhan PDB di China meningkat menjadi 5,5% pada tahun 2022.

Analis umumnya memperkirakan ekonomi China akan tumbuh sekitar 5% pada 2022. Deutsche Bank memperkirakan pertumbuhan sekitar 5%, sementara Nomura memprediksi di angka 4,3%. Analis juga telah memangkas proyeksi mereka untuk PDB China 2021, dengan perkiraan berkisar antara 7,7% hingga 8,8%.

Berikut adalah empat alasan mengapa Morgan Stanley meramalkan 'kenaikan' untuk ekonomi China pada tahun 2022.

1. Jeda Pengetatan

Pembuat kebijakan telah menghentikan upaya deleveraging mereka dan telah mulai melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal dalam beberapa minggu terakhir, kata bank itu.

Morgan Stanley mencatat ada dua putaran pemotongan rasio persyaratan cadangan baru-baru ini, melepaskan likuiditas ke dalam ekonomi. Langkah itu datang dengan arahan untuk mengalokasikan lebih banyak pinjaman kepada usaha kecil dan menengah, hipotek dan pengembang, serta beberapa lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)