LPS Proyeksi Penyaluran Kredit di 2022 Tumbuh 5,1%-8,9%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan, penyaluran kredit pada 2022 bakal tumbuh di kisaran 5,1%-8,9% secara tahunan seiring dengan kondisi sistem perbankan yang akan tetap terjaga. Kepala Eksekutif LPS, Lana Soelistianingsih mengatakan, pertumbuhan kredit memang sudah membaik seiring dengan permintaan dari pelaku usaha yang meningkat dibandingkan tahun yang lalu.
"Dari data yang kami miliki, kami melihat pertumbuhan dari kredit ini lebih banyak ditopang oleh demand kredit konsumsi dan kredit modal kerja," katanya dalam Market Review IDX Channel, Jumat (7/1/2022).
Sambung Lana menambahkan, nampaknya dari sisi konsumen juga mulai meningkat ke level yang lebih optimis dan ini juga membantu permintaan kredit perbankan. LPS melihat adanya kenaikan permintaan dari kredit, pertama dari pelaku usaha dan yang kedua konsumen.
Pelaku usaha, kata Lana, tidak akan meningkatkan permintaan kredit kalau ekspektasi atas pembelian atas barang yang diproduksi rendah . Artinya tidak lain dari konsumsi masyarakat itu meningkat.
"Jadi ada keterkaitan antara kepercayaan masyarakat, kepercayaan pelaku usaha dan kredit. Nah kembali pada sumber permintaan tadi itu kepercayaan dari masyarakat, kenapa konsumsi ini naik? ya kita melihat memang pemulihan ekonomi juga mengalami penguatan," ujarnya.
Menurut Lana, pemulihan ekonomi membaik terlihat dari pertumbuhan PDB yang tadinya -7% secara kuartal, sementara di kuartal III itu sudah -3,5%. "Nah ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah mulai melakukan konsumsi, ketidakpastian menurut konsumen itu sudah menurun sehingga sudah mulai melakukan pembelian," terangnya.
Namun, itu tidak semata-mata karena masyarakat kepercayaannya tumbuh dengan sendirinya, tetapi juga terbantu oleh kebijakan yang terlihat efektif oleh pemerintah sejak kuartal I-2020 sampai 2021 yang terus menerus memberikan bantuan sosial untuk bisa mempunyai daya beli.
"Dari data yang kami miliki, kami melihat pertumbuhan dari kredit ini lebih banyak ditopang oleh demand kredit konsumsi dan kredit modal kerja," katanya dalam Market Review IDX Channel, Jumat (7/1/2022).
Sambung Lana menambahkan, nampaknya dari sisi konsumen juga mulai meningkat ke level yang lebih optimis dan ini juga membantu permintaan kredit perbankan. LPS melihat adanya kenaikan permintaan dari kredit, pertama dari pelaku usaha dan yang kedua konsumen.
Pelaku usaha, kata Lana, tidak akan meningkatkan permintaan kredit kalau ekspektasi atas pembelian atas barang yang diproduksi rendah . Artinya tidak lain dari konsumsi masyarakat itu meningkat.
"Jadi ada keterkaitan antara kepercayaan masyarakat, kepercayaan pelaku usaha dan kredit. Nah kembali pada sumber permintaan tadi itu kepercayaan dari masyarakat, kenapa konsumsi ini naik? ya kita melihat memang pemulihan ekonomi juga mengalami penguatan," ujarnya.
Menurut Lana, pemulihan ekonomi membaik terlihat dari pertumbuhan PDB yang tadinya -7% secara kuartal, sementara di kuartal III itu sudah -3,5%. "Nah ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah mulai melakukan konsumsi, ketidakpastian menurut konsumen itu sudah menurun sehingga sudah mulai melakukan pembelian," terangnya.
Namun, itu tidak semata-mata karena masyarakat kepercayaannya tumbuh dengan sendirinya, tetapi juga terbantu oleh kebijakan yang terlihat efektif oleh pemerintah sejak kuartal I-2020 sampai 2021 yang terus menerus memberikan bantuan sosial untuk bisa mempunyai daya beli.
(akr)