Lanjutkan Ekspansi, SILO Tingkatan Kinerja di 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam publikasi riset terbarunya, tim analis RHB Sekuritas Indonesia memprediksi kinerja PT Siloam International Hospitals Tbk . (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor kesehatan, akan bertumbuh stabil pada 2022.
Analis RHB Sekuritas Indonesia memprediksi perolehan pendapatan mencapai Rp8,74 triliun dan laba bersih Rp641 miliar. Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap LPKR sebagai induk usaha yang memegang saham kepemilikan sebesar 55,4%.
(Baca juga:PT Siloam Hospitals Tbk Resmi Gabung ke MSCI Small Cap Index)
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/1/2021), pertumbuhan tersebut tidak lepas dari strategi SILO dalam pengembangannya di Indonesia seiring dengan kebutuhan layanan kesehatan yang diprediksi masih tinggi tahun ini.
Di samping itu, pertumbuhan juga didorong oleh strategi turnaround manajemen SILO yang diproyeksikan memberikan hasil yang nyata dalam jangka panjang, hingga diluncurkannya platform online MySiloam yang memudahkan pasien mendapatkan layanan kesehatan, terlebih di luar Jawa.
(Baca juga:Analis: Ekspansi SILO Beri Dampak Positif pada LPKR)
Saat ini SILO memiliki 21 rumah sakit di luar Jawa, dengan kontribusi terhadap pendapatan 30%-40% dan sekitar 10% kunjungan rawat jalan dikelola melalui MySiloam.
RHB Sekuritas Indonesia juga mengkaji bahwa SILO berencana membeli beberapa lahan rumah sakit dari pemilik lahan guna mengurangi tarif sewa ke depannya serta untuk meningkatkan margin laba.
(Baca juga:SILO Siapkan Kawasan Sebuku Indonesia Industrial Park)
Presiden Komisaris SILO yang juga CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa melihat tingginya kebutuhan rumah sakit di Tanah Air, SILO berkomitmen melakukan penambahan rumah sakit di berbagai kota di Indonesia.
“SILO akan terus membangun rumah sakit baru agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas dan berstandar internasional,” kata John Riady.
Kemampuan dan kualitas rumah sakit di dalam negeri, lanjut John Riady, juga tidak kalah bagus dibandingkan dengan luar negeri. Hal ini dibuktikan, dengan meningkatnya pasien non-Covid 19 di SILO selama pandemi berlangsung.
“Industri kesehatan merupakan salah satu mesin pertumbuhan bagi perekonomian nasional. Apalagi masyarakat kian sadar tentang kesehatan dan pencegahan penyakit seiring dengan imbas pandemi,” tegas John.
Analis RHB Sekuritas Indonesia memprediksi perolehan pendapatan mencapai Rp8,74 triliun dan laba bersih Rp641 miliar. Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap LPKR sebagai induk usaha yang memegang saham kepemilikan sebesar 55,4%.
(Baca juga:PT Siloam Hospitals Tbk Resmi Gabung ke MSCI Small Cap Index)
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/1/2021), pertumbuhan tersebut tidak lepas dari strategi SILO dalam pengembangannya di Indonesia seiring dengan kebutuhan layanan kesehatan yang diprediksi masih tinggi tahun ini.
Di samping itu, pertumbuhan juga didorong oleh strategi turnaround manajemen SILO yang diproyeksikan memberikan hasil yang nyata dalam jangka panjang, hingga diluncurkannya platform online MySiloam yang memudahkan pasien mendapatkan layanan kesehatan, terlebih di luar Jawa.
(Baca juga:Analis: Ekspansi SILO Beri Dampak Positif pada LPKR)
Saat ini SILO memiliki 21 rumah sakit di luar Jawa, dengan kontribusi terhadap pendapatan 30%-40% dan sekitar 10% kunjungan rawat jalan dikelola melalui MySiloam.
RHB Sekuritas Indonesia juga mengkaji bahwa SILO berencana membeli beberapa lahan rumah sakit dari pemilik lahan guna mengurangi tarif sewa ke depannya serta untuk meningkatkan margin laba.
(Baca juga:SILO Siapkan Kawasan Sebuku Indonesia Industrial Park)
Presiden Komisaris SILO yang juga CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa melihat tingginya kebutuhan rumah sakit di Tanah Air, SILO berkomitmen melakukan penambahan rumah sakit di berbagai kota di Indonesia.
“SILO akan terus membangun rumah sakit baru agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas dan berstandar internasional,” kata John Riady.
Kemampuan dan kualitas rumah sakit di dalam negeri, lanjut John Riady, juga tidak kalah bagus dibandingkan dengan luar negeri. Hal ini dibuktikan, dengan meningkatnya pasien non-Covid 19 di SILO selama pandemi berlangsung.
“Industri kesehatan merupakan salah satu mesin pertumbuhan bagi perekonomian nasional. Apalagi masyarakat kian sadar tentang kesehatan dan pencegahan penyakit seiring dengan imbas pandemi,” tegas John.
(dar)