Luhut Sebut Bergantung pada Komoditas Mentah Berakibat Fatal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sumber daya alam Indonesia yang kaya telah membuat Indonesia bergantung pada komoditas mentah selama puluhan tahun. Ketergantungan itu dinilai memengaruhi langkah Indonesia menuju negara maju.
Padahal, menurut Menko Luhut, Indonesia tengah bercita-cita untuk dapat terlepas dari statusnya sebagai negara berkembang, dan menjadi negara maju pada tahun 2045.
“Indonesia bercita-cita lepas dari statusnya sebagai negara berkembang, dan menjadi negara maju pada tahun 2045,” kata Luhut dalam diskusi Publik PPK Kosgoro 1957 secara virtual, Selasa (11/1/2022).
Luhut menambahkan, ekspor terbesar Indonesia pada tahun 1990 adalah bahan bakar mineral, kayu, dan pakaian. Sementara pola ini masih hampir serupa dengan tahun 2020 ketika ekspor terbesar kita adalah bahan bakar mineral, kelapa sawit, serta besi dan baja.
“Ketergantungan ini dapat berakibat fatal bagi Indonesia, mengingat harga komoditas sangat fluktuatif. Contohnya, ketika commodity boom berakhir,” jelasnya.
Menko Luhut menyebut setelah tahun 2013, ekspor Indonesia mengalami penurunan tajam sehingga mengganggu keseimbangan eksternal. Nah saat ini Indonesia mulai mengurangi ekspor komoditas mentah itu.
Baca juga: Ustaz Yahya Waloni Divonis Bersalah, Ini Pertimbangan Hakim
“Apa yang kita capai hari ini merupakan lompatan besar bagi negara ini atas arahan langsung Presiden kita yang benar-benar menginginkan negara ini maju begitu pesat ke depanya,” pungkasnya.
Padahal, menurut Menko Luhut, Indonesia tengah bercita-cita untuk dapat terlepas dari statusnya sebagai negara berkembang, dan menjadi negara maju pada tahun 2045.
“Indonesia bercita-cita lepas dari statusnya sebagai negara berkembang, dan menjadi negara maju pada tahun 2045,” kata Luhut dalam diskusi Publik PPK Kosgoro 1957 secara virtual, Selasa (11/1/2022).
Luhut menambahkan, ekspor terbesar Indonesia pada tahun 1990 adalah bahan bakar mineral, kayu, dan pakaian. Sementara pola ini masih hampir serupa dengan tahun 2020 ketika ekspor terbesar kita adalah bahan bakar mineral, kelapa sawit, serta besi dan baja.
“Ketergantungan ini dapat berakibat fatal bagi Indonesia, mengingat harga komoditas sangat fluktuatif. Contohnya, ketika commodity boom berakhir,” jelasnya.
Menko Luhut menyebut setelah tahun 2013, ekspor Indonesia mengalami penurunan tajam sehingga mengganggu keseimbangan eksternal. Nah saat ini Indonesia mulai mengurangi ekspor komoditas mentah itu.
Baca juga: Ustaz Yahya Waloni Divonis Bersalah, Ini Pertimbangan Hakim
“Apa yang kita capai hari ini merupakan lompatan besar bagi negara ini atas arahan langsung Presiden kita yang benar-benar menginginkan negara ini maju begitu pesat ke depanya,” pungkasnya.
(uka)