Dicetak Sejak Zaman Belanda, Intip Uang Koin 'Kerokan' Terbaik dan Harganya

Sabtu, 15 Januari 2022 - 14:18 WIB
loading...
Dicetak Sejak Zaman...
Uang koin Benggol, khususnya pecahan 2 ½ sen Nederlandsch-Indie, dipakai untuk kerokan karena bentuknya bentuknya yang besar dan tebal sehingga sangat nyaman. Foto/bi.go.id
A A A
JAKARTA - Barang antik atau langka kerap memiliki nilai jual tinggi. Terlebih jika barang tersebut memiliki nilai seni dan budaya dengan sejarah yang sangat panjang.

Uang koin , misalnya. Koin sudah menjadi alat pembayaran sejak manusia mengenal transaksi jual beli. Semakin kuno, semakin tinggi nilai jualnya.

Siapa sangka, uang koin yang sehari-hari kerap digunakan masyarakat untuk kerokan saat masuk angin bakal dibanderol hingga jutaan rupiah. Menilik di beberapa marketplace online, Sabtu (15/1/2022), ada koin bernominal Rp1 yang dihargai Rp75.000 per keping.



Lalu, ada juga koin 25 sen emisi 1971 yang dijual Rp6 juta per kepingnya. Ada juga koin bernominal Rp1.000 yang dihargai Rp8 juta per keping, bahkan ada beberapa akun toko online yang membanderol hingga Rp100 juta. Bagi konsumen yang tertarik, tentunya harus berhati-hati jika mendapati toko online yang mematok harga selangit, apalagi jika akun toko tersebut dinyatakan tidak aktif selama berbulan-bulan.

Sebagai informasi juga, ternyata uang koin sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Uang koin bernama Benggol ini juga sudah dipakai kerokan oleh masyarakat Jawa pada masa itu.



Berdasarkan pencarian SINDOnews di marketplace Tokopedia, koin kuno 2 ½ sen emisi 1945 rata-rata dijual di rentang harga Rp10.000-50.000, meskipun ada juga akun toko online yang memasang harga Rp98.500 per keping.

Mengutip laman Bank Indonesia, koin Benggol, khususnya pecahan 2 ½ sen Nederlandsch-Indie, dipakai untuk kerokan karena bentuknya yang besar dan tebal sehingga sangat nyaman.

Bagian pinggirnya pun rata sehingga tidak sakit jika koin beradu dengan kulit. Koin berbahan tembaga ini dicetak sejak 1856 hingga 1945 dan berlaku hingga tahun 1950an.

Dalam kurun waktu 16 tahun cetakan, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya. Pencetakan paling sedikit terjadi pada 1896 sejumlah 1.120.000 buah dan terbanyak pada 1945 sebanyak 200.000.000 buah.



Dari cetakan-cetakan tersebut, terdapat jenis cetakan khusus pada uang benggol tahun 1902, yaitu berbahan emas dan perak dengan berat 13,5 gram dalam jumlah yang terbatas.

Selain koin benggol, Pemerintah Hindia Belanda juga mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya atau disebut dengan uang “sen bolong".

Uang tersebut berbahan tembaga dan diterbitkan sejak 1936 hingga 1945 dalam 6 tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)