Bikin Ghozali Jadi Miliarder Cuman Jualan Foto Selfie, Apa Sih NFT?
loading...
A
A
A
NFTs juga bisa berupa anah di lingkungan dunia maya, pakaian digital, atau penggunaan eksklusif untuk dompet cryptocurrency atau mata uang kripto.
Tweet pertama dari bos Twitter Jack Dorsey – "just setting up my twttr"" – dijual seharga USD2,9 juta yang jika dirupiahkan berarti senilai Rp41,21 miliar (Kurs Rp14.211 per USD) sebagai NFT pada bulan Maret.
Berapa Besar Pertumbuhannya?
Diperdagangkan sejak sekitar 2017, NFTs melonjak popularitasnya pada awal 2021, kemudian mengalami lompatan eksplosif sekitar Agustus 2021. Volume penjualan melonjak menjadi USD10,7 miliar atau setara dengan Rp152,06 triliun pada kuartal ketiga 2021, menurut data dari DappRadar. Angka tersebut naik lebih dari delapan kali lipat dari kuartal sebelumnya.
Di pasar NFT terbesar yakni OpenSea, tercatat penjualnya tembus USD2,6 miliar senilai Rp36,9 triliun pada Oktober 2021, atau meningkat besar dari USD4,8 juta pada Oktober 2020.
Saat kebijakan lockdown memaksa orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama dengan internet. NFTs dipandang sebagai cara untuk memiliki harta di lingkungan online dan virtual, yang dapat menunjukkan status sosial dan selera pribadi –bagi sebagian orang, membeli produk digital setara sepasang sepatu kets mahal.
Bagi yang lain, iming-iming keuntungan berlipat membuatnya rela membeli dengan harga mahal. Beberapa pembeli "membalik" NFTs, dengan menjualnya dalam beberapa hari atau hanya hitungan berjam untuk mendapatkan keuntungan.
Kenaikan harga baru-baru ini dalam cryptocurrency atau mata uang kripto seperti bitcoin, yang melonjak sekitar 300% pada tahun 2020, juga telah menciptakan kelompok investor kaya baru dari kripto, yang menghabiskan cryptocurrency mereka di NFTs.
Mengapa NFTs Digemari?
Para penggunanya melihat NFTs sebagai masa depan kepemilikan. Semua jenis produk properti – dari tiket pertunjukan hingga rumah – pada akhirnya akan memiliki status kepemilikan mereka dengan cara tokenised yang mereka percaya.
Tweet pertama dari bos Twitter Jack Dorsey – "just setting up my twttr"" – dijual seharga USD2,9 juta yang jika dirupiahkan berarti senilai Rp41,21 miliar (Kurs Rp14.211 per USD) sebagai NFT pada bulan Maret.
Berapa Besar Pertumbuhannya?
Diperdagangkan sejak sekitar 2017, NFTs melonjak popularitasnya pada awal 2021, kemudian mengalami lompatan eksplosif sekitar Agustus 2021. Volume penjualan melonjak menjadi USD10,7 miliar atau setara dengan Rp152,06 triliun pada kuartal ketiga 2021, menurut data dari DappRadar. Angka tersebut naik lebih dari delapan kali lipat dari kuartal sebelumnya.
Di pasar NFT terbesar yakni OpenSea, tercatat penjualnya tembus USD2,6 miliar senilai Rp36,9 triliun pada Oktober 2021, atau meningkat besar dari USD4,8 juta pada Oktober 2020.
Saat kebijakan lockdown memaksa orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama dengan internet. NFTs dipandang sebagai cara untuk memiliki harta di lingkungan online dan virtual, yang dapat menunjukkan status sosial dan selera pribadi –bagi sebagian orang, membeli produk digital setara sepasang sepatu kets mahal.
Bagi yang lain, iming-iming keuntungan berlipat membuatnya rela membeli dengan harga mahal. Beberapa pembeli "membalik" NFTs, dengan menjualnya dalam beberapa hari atau hanya hitungan berjam untuk mendapatkan keuntungan.
Kenaikan harga baru-baru ini dalam cryptocurrency atau mata uang kripto seperti bitcoin, yang melonjak sekitar 300% pada tahun 2020, juga telah menciptakan kelompok investor kaya baru dari kripto, yang menghabiskan cryptocurrency mereka di NFTs.
Mengapa NFTs Digemari?
Para penggunanya melihat NFTs sebagai masa depan kepemilikan. Semua jenis produk properti – dari tiket pertunjukan hingga rumah – pada akhirnya akan memiliki status kepemilikan mereka dengan cara tokenised yang mereka percaya.