Tertinggi dalam 15 Tahun Terakhir, Neraca Dagang RI Surplus USD35,34 Miliar di 2021

Senin, 17 Januari 2022 - 12:52 WIB
loading...
Tertinggi dalam 15 Tahun...
Suasana bongkar-muat di pelabuhan. Neraca perdagangan RI selama tahun 2021 tercatat surplus USD35,34 miliar. Foto/Dok SINDOnews/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2021 mengalami surplus mencapai USD35,34 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, nilai surplus tersebut merupakan yang tertinggi sejak 15 tahun terakhir.

“Surplus tertinggi sebelumnya terjadi pada 2006 yaitu sebesar USD39,37 miliar,” ujarnya saat pemaparan kinerja perdagangan 2021 secara virtual, Senin (17/1/2022).



Jika menilik kinerja perdagangan dalam lima tahun terakhir (periode 2016-2020), surplus neraca perdagangan 2021 paling moncer. Sebagai catatan, neraca perdagangan Indonesia pada 2016 mengalami surplus USD8,78 miliar dan surplus USD11,84 miliar pada 2017.

Namun, pada 2018 dan 2019 terjadi defisit masing-masing sebesar USD8,57 miliar dan USD3,2 miliar. Barulah pada 2020 kembali terjadi surplus neraca perdagangan senilai USD21,74 miliar.



Margo berharap tren peningkatan surplus neraca perdagangan akan terus berlanjut ke depan sehingga perekonomian Indonesia cepat pulih dari pandemi Covid-19.

“Harapannya (surplus) ini bisa terus kita pertahankan tingkatkan sehingga rencana pemerintah terhadap pemulihan ekonomi bisa tercapai dengan cepat sesuai harapan kita semua,” tuturnya.

Sementara itu, untuk bulan Desember 2021 neraca perdagangan mengalami surplus USD1,02 miliar. “Ekspor di Desember 2021 sebesar USD22,38 miliar sedangkan impornya USD21,36 miliar, sehingga terjadi surplus USD1,02 miliar,” urainya.



Menurut Margo, surplus yang terjadi pada Desember ini merupakan surplus perdagangan selama 20 bulan beruntun. Artinya, selama kurun 20 bulan terakhir nilai ekspor Indonesia lebih tinggi dibanding impornya.

“Tertinggi pada bulan Oktober 2021 senilai USD5,74 miliar. Komoditi nonmigas yang menjadi penyumbang surplus terbesar adalah lemak/minyak hewan nabati,” paparnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2146 seconds (0.1#10.140)