Selain Lapindo, Harta Karun Super Langka Ada di Daerah Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harta karun super langka ternyata tidak hanya berada di cebakan lumpur Lapindo , Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Rare earth atau logam tanah jarang juga tersebar di sejumlah titik di wilayah Indonesia. Di Indonesia, mineral tanah jarang yang telah diusahakan terdapat di sepanjang jalur timah dan Kalimantan.
Mineral tanah jarang di Kalimantan Barat terdapat berasosiasi dengan cebakan uranium. Zirkon di Kalimantan sebagai mineral ikutan endapan emas aluvial. Pada jalur timah mineral tanah jarang umum dijumpai berupa monasit, xenotim dan zirkon, yang pada pengolahan secara gravitasi, magnetik dan elektrostatik akan terpisah sebagai produk sampingan dari pengolahan timah.
Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) unsur logam tanah jarang terdapat di daerah penghasil timah utama meliputi Bangka, Belitung, Kundur dan Kampar.
Tambang yang menghasilkan mineral tanah jarang, selama ini dilakukan dengan cara tambang terbuka. Mineral tanah jarang ditambang secara open pit, sedangkan yang umumnya berasal dari proses pengolahan mineral berat tersebut mempunyai kadar oksida tanah jarang 55–65%. Di daerah Bangka Tengah, monasit diperoleh dari pemisahan pasir timah.
Indonesia yang pada saat ini merupakan eksportir timah terbesar dunia, mempunyai potensi mineral tanah jarang yang besar juga. Mineral tanah jarang sebagai produk sampingan dari penambangan dan pengolahan timah mempunyai peluang untuk dikembangkan.
Potensi mineral tanah jarang tidak hanya dijumpai di sepanjang jalur timah, akan tetapi juga melimpah sebagai mineral ikutan terdapat pada endapan emas aluvial terutama di Kalimantan. Selain itu mineral tanah jarang juga dijumpai dalam jumlah signifikan berasosiasi dengan cebakan uranium di Kalimantan.
Bahkan, Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkap fakta baru bahwa unsur atau logam tanah jarang yang saat ini sedang diburu dunia untuk pembuatan baterai kendaraan listrik hingga pesawat luar angkasa tersebut ada di cebakan lumpur Lapindo.
Mineral tanah jarang di Kalimantan Barat terdapat berasosiasi dengan cebakan uranium. Zirkon di Kalimantan sebagai mineral ikutan endapan emas aluvial. Pada jalur timah mineral tanah jarang umum dijumpai berupa monasit, xenotim dan zirkon, yang pada pengolahan secara gravitasi, magnetik dan elektrostatik akan terpisah sebagai produk sampingan dari pengolahan timah.
Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) unsur logam tanah jarang terdapat di daerah penghasil timah utama meliputi Bangka, Belitung, Kundur dan Kampar.
Tambang yang menghasilkan mineral tanah jarang, selama ini dilakukan dengan cara tambang terbuka. Mineral tanah jarang ditambang secara open pit, sedangkan yang umumnya berasal dari proses pengolahan mineral berat tersebut mempunyai kadar oksida tanah jarang 55–65%. Di daerah Bangka Tengah, monasit diperoleh dari pemisahan pasir timah.
Indonesia yang pada saat ini merupakan eksportir timah terbesar dunia, mempunyai potensi mineral tanah jarang yang besar juga. Mineral tanah jarang sebagai produk sampingan dari penambangan dan pengolahan timah mempunyai peluang untuk dikembangkan.
Potensi mineral tanah jarang tidak hanya dijumpai di sepanjang jalur timah, akan tetapi juga melimpah sebagai mineral ikutan terdapat pada endapan emas aluvial terutama di Kalimantan. Selain itu mineral tanah jarang juga dijumpai dalam jumlah signifikan berasosiasi dengan cebakan uranium di Kalimantan.
Bahkan, Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkap fakta baru bahwa unsur atau logam tanah jarang yang saat ini sedang diburu dunia untuk pembuatan baterai kendaraan listrik hingga pesawat luar angkasa tersebut ada di cebakan lumpur Lapindo.
(nng)