Perusahaan Baja Pelat Merah Kena Sindir Pengusaha Swasta

Minggu, 23 Januari 2022 - 16:35 WIB
loading...
Perusahaan Baja Pelat...
Pengusaha meminta perusahaan baja BUMN tak cari kambing hitam. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pelaku usaha merespons positif program substitusi impor oleh Kementerian Perindustrian ( Kemenperin ). Program itu untuk memacu pertumbuhan sektor industri logam dan baja di dalam negeri.



Wakil Ketua Umum BPP GINSI Bidang Kepelabuhanan dan Logistik, Erwin Taufan, mengatakan upaya pemerintah melalui kementerian terkait dalam menekan laju importasi baja sudah cukup efektif saat ini.

Upaya pemerintah itu juga didorong melalui langkah strategis program substitusi impor yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing industri di Tanah Air sehingga dapat menumbuhkan perekonomian nasional.

"Jadi kalau ada pihak-pihak apalagi perusahaan pelat merah yang selama ini telah memperoleh berbagai kemudahan fasilitas ekspor logam maupun besi dari negara, namun industrinya tidak bisa berkembang optimal, seharusnya janganlah mencari kambing hitam. Sebab industri swasta nasional yang lainnya juga mau bangkit dan berkembang," ucap Taufan dalam keterangannya, Minggu (23/1/2022).



Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin DKI Jakarta, Rainer Prakuso Tobing juga mengapresiasi program substitusi impor oleh Kemenperin itu. Dia mengatakan, meskipun tantangan Covid-19 masih belum berakhir, dibanding tahun 2020 kinerja industri nasional cukup menggembirakan dengan indikasi rata-rata Purchasing Manager Index (PMI) selama 2021 menunjukkan angka ekspansif diatas 50.

Hal ini juga ditunjukkan dengan kinerja sektor industri logam dan baja yang juga mengalami pertumbuhan positif selama tahun 2021. Dia mengungkapkan, saat ini aktivitas sektor industri baja nasional mulai bangkit kembali bahkan pada tahun 2021 utilisasi industri logam di dalam negeri mengalami pemulihan.

Berdasarkan data Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, target substitusi impor di sektor industri logam saat ini dapat tercapai.

"Bahkan target penurunan nilai impor pada tahun 2021 sebesar 22% dapat dicapai. Realisasi penurunannya adalah 24,98% (dari baseline tahun 2019)," ucap Rainer.



Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat di kuartal III sektor industri logam dengan HS 72-73 ini mampu tumbuh diatas 9,82%. Kinerja ini juga didukung ekspor produk baja hingga November 2021 mencapai USD19,6 miliar dan surplus USD6,1 Miliar dibanding jumlah impor baja di Indonesia.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1894 seconds (0.1#10.140)