Snacking Economy Global Turun, Orang Tua Diajak Bijak Beli Camilan

Senin, 24 Januari 2022 - 22:25 WIB
loading...
Snacking Economy Global Turun, Orang Tua Diajak Bijak Beli Camilan
Konsumen diajak bijak membeli camilan sehat. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Snacking economy atau ekonomi yang digerakkan oleh konsumsi, bisnis, dan perdagangan makanan ringan mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Padahal bisnis ini menjadi solusi pergerakan ekonomi rakyat .

Sebelum pandemi, tepatnya pada 2019, nilai pasar camilan (snack) global sebesar USD491,4 miliar. Namun, akibat pembatasan aktivitas ekonomi nilai pasar camilan di sektor ritel turun drastis menjadi USD427,02 miliar pada 2020.

Badan Pengawas Makanan dan Minuman (BPOM) turut mengkhawatirkan soal keamanan camilan keluarga di tengah penurunan nilai pasar global. Temuan dari tahun 2006-2010 menunjukkan, sebanyak 48% jajanan anak di sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan karena mengandung bahan kimia yang berbahaya seperti formalin, boraks, dan rhodamin.

Selain itu, jajanan tersebut mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti siklamat dan benzoat yang melebihi batas aman, serta tercemar mikrobiologi. Temuan tersebut berdasarkan pengambilan sampel pangan jajanan anak sekolah yang dilakukan di 6 kota (Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya), ditemukan 72,08% positif mengandung zat berbahaya.

Padahal, selain berdampak positif terhadap ekonomi, jajan atau ngemil ini memberikan kontribusi yang besar terhadap total asupan gizi anak. Ngemil berkontribusi nyata terhadap pembentukan energi dan zat gizi yaitu berkisar antara 10% sampai 25%.

Ngemil juga merupakan proses perkenalan anak dengan beragam jenis makanan. Tapi ketika camilan kurang memenuhi syarat keamanan baik dari cara pembuatan, bahan baku, zat, justru dapat berbahaya bagi anak. Oleh karena itu, keluarga orang tua berperan penting dalam memilihkan camilan yang baik untuk anak.

Lantas, bagaimana cara memilih camilan yang aman untuk keluarga dan anak? Pakar Nutrisionis Widya Fadila apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih camilan yang aman untuk anak dan keluarga. Pertama adalah pastikan bahan bakunya terbuat dari bahan-bahan alami.

Kedua, perhatikan zat-zat pendukung yang terdapat dalam camilan tersebut tidak mengandung zat-zat buatan (artificial) atau asli. Ketiga, perhatikan kombinasi nutrisi dari camilan tersebut. Dia merekomendasikan para Ibu untuk menyeimbangkan menu camilan yang memiliki lebih dari satu makronutrien (protein, lemak, dan karbohidrat).



Misalnya, bisa mengonsumsi kombinasi kacang-kacangan (protein dan lemak) dengan umbi (karbohidrat), ataupun karbohidrat dari singkong dengan protein dari telur maupun keju dalam satu jenis camilan. Yang paling penting, camilan itu baik untuk tubuh selama dikonsumsi dalam porsi yang cukup dan tidak berlebihan.

"Camilan biasanya mengandung karbohidrat, namun jika memungkinkan pilih camilan yang gluten free. Selain berhubungan dengan kondisi kesehatan tertentu, produk camilan yang gluten-free baik untuk mengatur berat badan, serta sumber energi," kata Widya di acara kampanye camilan sehat secara virtual, di Jakarta, belum lama ini.

Dia menambahkan, apabila camilan mengandung olahan tinggi protein seperti keju, telur, ataupun yogurt pastikan menggunakan bahan asli atau bukan hanya perasa saja. Karena, bahan perasa tidak memberikan manfaat nutrisi seperti bahan aslinya. Lalu, sebisa mungkin, hindari atau kurangi camilan yang mengandung pemanis buatan ataupun MSG.

Dari sisi manfaat, ngemil porsi kecil beberapa kali dalam sehari membantu menjaga metabolisme tubuh dan gula darah, menghambat rangsangan lapar berlebihan, serta mencegah metabolisme tubuh melambat. Camilan juga bisa memberikan rasa bahagia dengan cara meningkatkan hormon serotonin yang dapat mengembalikan suasana hati.

Tak hanya itu, dalam mengedukasi masyarakat untuk memilih camilan aman tanpa bahan pengawet bisa dilakukan dengan kampanye. Telur Gabus Kata Oma melakukan edukasi dengan kampanye BenarBenarAsliAlami.

Founder Telur Gabus Kata Oma Furiyanti mengatakan, kampanye ini merupakan gerakan edukasi bagi para ibu dalam memilih camilan yang alami dan aman bagi keluarga. Menurutnya, Telur Gabus Kata Oma menganggap seorang ibu sebagai perekat dan penjaga kehangatan keluarga memiliki peran penting dalam memilih camilan yang aman serta terbaik bagi anak dan keluarga.

"Kampanye ini merupakan bentuk komitmen Telur Gabus Kata Oma untuk memberikan dukungan dan edukasi bagi para ibu yang menjalankan peran ganda sebagai istri dan ibu," ujar Furiyanti.



Dia menjelaskan, seorang Ibu memiliki peranan penting dalam keluarga bahkan menjadi pembuat keputusan. Tak terkecuali keputusan memilih asupan pangan yang aman untuk anak dan keluarganya. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Furiyanti ketika membuat resep telur gabus.

Sementara itu, Brand Manager Telur Gabus Kata Oma Isabel Yuliani Wijaya percaya bahwa ibu adalah perekat dan penjaga kehangatan keluarga. Seorang ibu akan memberikan yang terbaik bagi kebahagian keluarga.

Pihaknya memahami keterbatasan seorang ibu ketika mencari informasi yang valid seputar keluarga. Kecenderungan tersebut pihaknya berinisiasi menciptakan platform berinteraksi secara nyaman dan aktual antar ibu terkait isu terkini.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1894 seconds (0.1#10.140)