Ekspor ke India Terganggu Covid-19, Antam Bidik Pasar Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencoba melakukan penetrasi pasar ke Eropa dikarenakan penjualan komoditas ke India terganggu akibat virus corona. Direktur Niaga Aprilandi Hidayat Setia mengatakan, penjualan ke India terganggu karena negara tersebut menerapkan kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown.
Perusahaan kemudian mengalihkan pasar ekspornya ke China. “Kami akan coba jajaki lagi pasar Eropa,” kata Direktur Niaga PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Aprilandi Hidayat dalam konferensi video, Kamis (11/6/2020).
( )
Dia menambahkan, Antam mencatat volume produksi feronikel sebanyak 6.315 ton nikel dalam feronikel, emas sekitar 446 kg, biji nikel 628.819 wmt, perak 3.750 kg, serta bauksit 33.948 wmt.
Sementara volume penjualan feronikel sekitar 6.379 ton, emas 597 kg, perak 2.940 kg, dan bauksit 128.986 wmt. “Target produksi sedang kami dievaluasi,” tukasnya.
Di sisi lain, karena pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel, Antam fokus memproduksi nikel menjadi feronikel di smelter Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Untuk pasar-pasar lama yang menjadi tujuan ekspor seperti China, Korea, dan Jepang tetap dipertahankan.
Hingga kuartal I 2020, Antam telah memproduksi feronikel sebanyak 6.315 ton nikel dalam feronikel dengan penjualan sebanyak 6.379 ton. Sedangkan produksi nikel mencapai 628.8213 metrik ton.
Untuk produksi emas, hingga akhir Maret 2020 telah diproduksi sebanyak 446 kilogram dengan penjualan mencapai 5.097 kilogram. Produksi perak mencapai 3.750 kilogram dengan penjualan sebanyak 2.340 kilogram. Sedangkan produksi bauksit sebanyak 330.384 metrik ton. Untuk penjualan di periode yang sama mencapai 128.386 metrik ton.
Perusahaan kemudian mengalihkan pasar ekspornya ke China. “Kami akan coba jajaki lagi pasar Eropa,” kata Direktur Niaga PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Aprilandi Hidayat dalam konferensi video, Kamis (11/6/2020).
( )
Dia menambahkan, Antam mencatat volume produksi feronikel sebanyak 6.315 ton nikel dalam feronikel, emas sekitar 446 kg, biji nikel 628.819 wmt, perak 3.750 kg, serta bauksit 33.948 wmt.
Sementara volume penjualan feronikel sekitar 6.379 ton, emas 597 kg, perak 2.940 kg, dan bauksit 128.986 wmt. “Target produksi sedang kami dievaluasi,” tukasnya.
Di sisi lain, karena pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel, Antam fokus memproduksi nikel menjadi feronikel di smelter Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Untuk pasar-pasar lama yang menjadi tujuan ekspor seperti China, Korea, dan Jepang tetap dipertahankan.
Hingga kuartal I 2020, Antam telah memproduksi feronikel sebanyak 6.315 ton nikel dalam feronikel dengan penjualan sebanyak 6.379 ton. Sedangkan produksi nikel mencapai 628.8213 metrik ton.
Untuk produksi emas, hingga akhir Maret 2020 telah diproduksi sebanyak 446 kilogram dengan penjualan mencapai 5.097 kilogram. Produksi perak mencapai 3.750 kilogram dengan penjualan sebanyak 2.340 kilogram. Sedangkan produksi bauksit sebanyak 330.384 metrik ton. Untuk penjualan di periode yang sama mencapai 128.386 metrik ton.
(akr)