Ribuan Petani Sempat Patah Semangat, Ini Perjuangan Kopi Bangkit Asal Desa Sumber Agung

Jum'at, 28 Januari 2022 - 14:56 WIB
loading...
Ribuan Petani Sempat...
Begini cerita bagaimana perjuangan kelompok masyarakat petani kopi dalam membangkitkan kembali kopi Desa Sumber Agung yang berlokasi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). Foto/Dok
A A A
BATU AMPAR - Desa Sumber Agung yang berlokasi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) turut meriahkan Festival Pesona Kopi Agroforestri yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Acara ini juga turut dihadiri beragam hasil kopi agroforestri dari seluruh Indonesia.



Kepala Desa Sumber Agung, Arifin Noor Aziz yang juga turut hadir dalam festival ini menjelaskan, bagaimana perjuangannya bersama dengan kelompok masyarakat petani kopi dalam membangkitkan kembali kopi di daerahnya.

"Kebakaran hutan tahun 2015 lalu membuat ratusan hektare lahan petani rusak parah, termasuk di Desa kami. Sebagai salah satu kawasan penghasil kopi terbaik di Kalbar, lahan seluas 500 hektare yang didominasi tanaman kopi hangus terbakar. Ribuan petani sempat patah semangat kala itu," ungkapnya.

Arifin juga mengatakan, sejak tahun 1999 Desa Sumber Agung pernah berjaya sebagai penghasil kopi terbesar di Kabupaten Kubu Raya Kalbar. Arifin yang juga sebagai pelaku pertanian kopi di desanya mengungkapkan perlunya kerja keras dan kerja cerdas dalam membangkitkan kembali semangat para petani kopi di desanya.

"Dua tahun kami berjibaku mengelola lahan yang rusak dan jumlah komoditi yang menurun drastis," terangnya.

Hingga pada akhir tahun 2017, para petani Desa Sumber Agung mendapatkan angin segar untuk terus berproduksi dan kembali meningkatkan perekonomiannya melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT Daya Tani Kalbar, yang merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

“Kami membangun komunikasi dengan PT Daya Tani Kalbar, yang akhirnya menjadikan program pemberdayaan masyarakat. Dari areal yang terbakar, kami bisa menghijaukan kembali dan revegetasi tanaman-tanaman produktif. Konsep kolaborasinya bukan hanya pencegahan, tapi peningkatan ekonomi, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Masyarakat Peduli Api (MPA),” ucapnya.



Dari program DMPA, para petani dibina untuk mengelola lahan yang ditanam bibit kopi. Lalu, dari 500 hektare lahan yang terbakar, ada sekitar 50 hektare yang dirawat masyarakat untuk kembali ditanam dengan model tumpang sari, sehingga tidak fokus bibit kopi saja.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1722 seconds (0.1#10.140)