Di Jepang Harga Ikan Sidat Bikin Kita Tepok Jidat: Pernah Capai Rp500 Juta per Kg

Senin, 07 Februari 2022 - 17:52 WIB
loading...
Di Jepang Harga Ikan Sidat Bikin Kita Tepok Jidat: Pernah Capai Rp500 Juta per Kg
Ikan sidat jepang (anguilla japonica) harganya bikin kita geleng-geleng kepala. Foto/Malaymail.com
A A A
JAKARTA - Di Indonesia harga ikan sidat, yang bentuknya menyerupai belut, tak akan sampai bikin geleng-geleng kepala. Mudah didapatkan dan proses pembiakannya juga sederhana, membuat harga sidat paling banter Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per kg.



Tapi di Jepang sana, harga sidat bisa bikin kita menganga sekaligus bertepuk jidat. Di Negeri Sakura itu, harga sidat bisa mencapai seratusan juta. Itu pun baru berupa anak sidat (glass eels atau sidat kaca).

"Makhluk itu sangat berharga, dengan harga yang berfluktuasi secara liar tergantung pada ukuran tangkapan. Menurut Badan Perikanan Jepang, peternakan membayar rata-rata 1,32 juta yen atau USD11.680 (Rp167 juta/kurs Rp14.300) pada tahun 2020 untuk satu kilo glass eels," tulis South China Morning Post, dikutip Senin (7/2/2022).

Tahun 2018 harganya bahkan harga lebih menggila lagi. Business Insider pertengahan tahun 2021 melaporkan bahwa harga anak sidat bisa mencapai USD35 ribu per kg atau Rp505 juta.

Saat itu harga sidat lebih mahal dibanding tuna biru atau emas sekalipun. Mahalnya harga sidat membuat ikan jenis itu dijuluki "white gold".

Tingginya banderol sidat tak lepas dari permintaan, dan tentu juga proses pengembangannya. Sebuah restoran di Jepang bisa menjual 40 hingga 50 ton per tahun. Tahun 2000 konsumsi sidat di Jepang mencapai 160 ribu ton.

Makanan yang disajikan dari sidat, seperti unagi dan kabayaki sangat populer di Jepang. Untuk kabayaki harganya bisa mencapai USD90 (Rp1,2 juta) per sajian.



Sidat Jepang (anguilla japonica) sejatinya bisa ditemukan di sejumlah negara di kawasan ASEAN. Namun penangkapan besar-besaran dan perubahan habitat membuat populasinya turun drastis. Sejak 1980 penangkapan sidat secara global membuat popluasinya turun 75% sehingga berdampak besar terhadap harganya.

"Setiap tahun harganya mahal," kata Rui Kinoshita, sebuah pemilik restoran di Jepang, kepada Busienss Insider.

Selain itu, di Jepang mayoritas sidat dibesarkan dari kecil, bukan ditangkap saat dewasa. Anak sidat ditangkap dari alam liar, kemudian dibesarkan di sebuah tambak modern.

Tidak ada peternakan yang mampu secara efisien mengembangbiakkan sidat dalam kapasitas yang sangat besar. Jadi petani hanya mengandalkan jumlah sidat kaca untuk menghasilkan untung.

Memberi makan sidat merupakan salah satu pekerjaan yang utama. Sebuah peternakan di Jepang memberi makan sidat dua sampai tiga kali per hari.



Makanannya pun bukan sembarangan. Makanan sidat di Jepang terdiri dari campuran tepung ikan, gandum, kedelai, dan minyak ikan. Di Indonesia ikan sidat hanya diberi makan cacing atau pelet.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1442 seconds (0.1#10.140)