Geser Susi Air dari Hanggar Malinau, Ini Klarifikasi Smart Aviation
loading...
A
A
A
JAKARTA - Heboh pengusiran pesawat Susi Air dari hanggar Malinau di Kalimantan Utara pada Rabu (2/2/2022) ikut mencuatkan nama maskapai Smart Aviation.
Direktur PT Smart Cakravala Aviation (Smart Aviation) Winarso mengklaim maskapainya seharusnya telah mengisi hanggar per 1 Januari 2022 dan telah mendapatkan kontrak dalam penyewaan hanggar di bandara Malinau.
“Jadi untuk mengklarifikasi, kami sudah melakukan presentasi penyewaan hanggar ini sekitar bulan September - oktober 2021 dan pengajuan resminya itu 17 oktober 2021 namun baru diberikan izinnya di akhir Desember 2021,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/2/2022).
Dia melanjutkan, posisi hanggar per 1 Januari belum siap untuk ditempati oleh Smart Aviation dan fungsi hanggar sebagai tempat perawatan pesawat juga belum dapat digunakan. “Untuk perawatan heavy maintance masih belum dapat dilakukan karena masih ada (pesawat) Susi Air,” tukasnya.
Pihaknya mengaku tidak mengetahui detail ihwal perjanjian kerja sama Pemda dengan pihak lain dan hanya mengikuti arahan Pemda.
“Kami tidak mengetahui secara pastinya dan kita cenderung pasif mengikuti Pemda. Kami sudah mengajukan sewa dan memang harus menerima hak untuk menempati tempat tersebut,” tuturnya.
Winarso menambahkan, jika Pemda belum dapat menyerahkan hanggar tersebut kepada Smart Aviation, pihaknya mengaku masih menunggu hingga situasi kondusif.
Pada kesempatan yang sama, CEO Smart Avition Pongky Majaya menyebut kerugian dari sisi nilai sewa tak seberapa namun pihaknya harus melakukan mobilisasi dari bandara Malinau menuju Singkawang.
“Jika ada kerugian pasti ada namun tak seberapa lah, meski secara materi kami dirugikan tapi kami pastikan tidak ada gangguan operasional. Kita fine aja,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya juga masih terus memantau perkembangan yang terjadi dan akan mengikuti arahan Pemda. “Kita tahu kan perkembangannya, kita tunggu saja dari Pemda, kita nurut saja,” pungkasnya.
Direktur PT Smart Cakravala Aviation (Smart Aviation) Winarso mengklaim maskapainya seharusnya telah mengisi hanggar per 1 Januari 2022 dan telah mendapatkan kontrak dalam penyewaan hanggar di bandara Malinau.
“Jadi untuk mengklarifikasi, kami sudah melakukan presentasi penyewaan hanggar ini sekitar bulan September - oktober 2021 dan pengajuan resminya itu 17 oktober 2021 namun baru diberikan izinnya di akhir Desember 2021,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/2/2022).
Dia melanjutkan, posisi hanggar per 1 Januari belum siap untuk ditempati oleh Smart Aviation dan fungsi hanggar sebagai tempat perawatan pesawat juga belum dapat digunakan. “Untuk perawatan heavy maintance masih belum dapat dilakukan karena masih ada (pesawat) Susi Air,” tukasnya.
Pihaknya mengaku tidak mengetahui detail ihwal perjanjian kerja sama Pemda dengan pihak lain dan hanya mengikuti arahan Pemda.
“Kami tidak mengetahui secara pastinya dan kita cenderung pasif mengikuti Pemda. Kami sudah mengajukan sewa dan memang harus menerima hak untuk menempati tempat tersebut,” tuturnya.
Winarso menambahkan, jika Pemda belum dapat menyerahkan hanggar tersebut kepada Smart Aviation, pihaknya mengaku masih menunggu hingga situasi kondusif.
Pada kesempatan yang sama, CEO Smart Avition Pongky Majaya menyebut kerugian dari sisi nilai sewa tak seberapa namun pihaknya harus melakukan mobilisasi dari bandara Malinau menuju Singkawang.
“Jika ada kerugian pasti ada namun tak seberapa lah, meski secara materi kami dirugikan tapi kami pastikan tidak ada gangguan operasional. Kita fine aja,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya juga masih terus memantau perkembangan yang terjadi dan akan mengikuti arahan Pemda. “Kita tahu kan perkembangannya, kita tunggu saja dari Pemda, kita nurut saja,” pungkasnya.
(ind)