Warga Tanjung Boleng NTT Kini Nikmati Listrik PLN
loading...
A
A
A
LABUAN BAJO - Meski di tengah pandemi Covid-19, PLN tetap berkomitmen untuk terus membangun infrastrukur demi menghadirkan listrik hingga seluruh pelosok nusantara. Sebanyak 64 kepala keluarga di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, kini berhasil menikmati listrik setelah PLN berhasil menyambungkan jaringan listrik ke desanya.
(Baca Juga: PLN Siapkan Terobosan, Seluruh Desa Ditargetkan 100 Persen Berlistrik Tahun Ini)
Paul (50 tahun), salah seorang warga Tanjung Boleng, menyampaikan bahwa kehadiran listrik PLN sangat dinantikan oleh warga karena lebih murah dibandingkan menggunakan genset.
“Dulu sebelum ada listrik PLN, mayoritas penerangan untuk kegiatan warga di Tanjung Boleng menggunakan Genset dan lampu Minyak Tanah dimana sehari membutuhkan sekitar Rp 50.000 untuk membeli BBM itu pun diluar biaya perawatan mesin bila ada masalah. Semenjak ada listrik PLN, token listrik kami beli Rp 50.000,- sudah sebulan lebih belum habis juga meskipun aktivitas di malam hari lebih lama,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Desa Tanjung Boleng, Hamzah berterima kasih kepada PLN atas masuknya listrik ke Desa Tanjung Boleng. Kehadiran listrik diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi warga.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko menjelaskan bahwa untuk melistriki Dusun Boleng, PLN telah membangun JTM (Jaringan Tegangan Menengah) sepanjang 15,26 kms, JTR (Jaringan Tegangan Rendah) sepanjang 10,04 kms dan 3 buah gardu dengan total kapasitas 150 kVa.
Medan dan akses yang sulit menjadi tantangan tersendiri bagi PLN untuk melistriki dusun tersebut. Hingga bulan Mei, Rasio Desa Berlistrik Provinsi NTT telah mencapai 93,32% dengan Rasio Elektrifikasi mencapai 86,26%.
(Baca Juga: PLN Siapkan Terobosan, Seluruh Desa Ditargetkan 100 Persen Berlistrik Tahun Ini)
Paul (50 tahun), salah seorang warga Tanjung Boleng, menyampaikan bahwa kehadiran listrik PLN sangat dinantikan oleh warga karena lebih murah dibandingkan menggunakan genset.
“Dulu sebelum ada listrik PLN, mayoritas penerangan untuk kegiatan warga di Tanjung Boleng menggunakan Genset dan lampu Minyak Tanah dimana sehari membutuhkan sekitar Rp 50.000 untuk membeli BBM itu pun diluar biaya perawatan mesin bila ada masalah. Semenjak ada listrik PLN, token listrik kami beli Rp 50.000,- sudah sebulan lebih belum habis juga meskipun aktivitas di malam hari lebih lama,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Desa Tanjung Boleng, Hamzah berterima kasih kepada PLN atas masuknya listrik ke Desa Tanjung Boleng. Kehadiran listrik diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi warga.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko menjelaskan bahwa untuk melistriki Dusun Boleng, PLN telah membangun JTM (Jaringan Tegangan Menengah) sepanjang 15,26 kms, JTR (Jaringan Tegangan Rendah) sepanjang 10,04 kms dan 3 buah gardu dengan total kapasitas 150 kVa.
Medan dan akses yang sulit menjadi tantangan tersendiri bagi PLN untuk melistriki dusun tersebut. Hingga bulan Mei, Rasio Desa Berlistrik Provinsi NTT telah mencapai 93,32% dengan Rasio Elektrifikasi mencapai 86,26%.
(akr)