Pengamat Ini Yakin Nicke Bisa Penuhi Ekspektasi Erick Thohir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat kembali Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini. Berbarengan dengan itu, Menteri BUMN Erick Thohir pun memberikan tugas berat kepada Nicke, yakni melakukan restrukturisasi dan menyiapkan subholding Pertamina melantai di bursa dalam waktu dua tahun ke depan.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean menilai, target usaha yang dibebankan kepada Nicke dalam dua tahun ke depan cukup berat. Namun, dia meyakini Nicke akan mampu memenuhi ekspektasi menteri BUMN tersebut.
"Beliau orang yang cerdas dan visioner, banyak gagasan, serta selalu menelurkan kebijakan yang holistik, kompeherensif dan terintegrasi. Maka keputusan Erick Tohir dengan membiarkan Nicke tetap memimpin Pertamina sudah benar dan tepat," ungkap Ferdinand di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
(Baca Juga: Formula Menteri Erick Thohir dalam Memilih Bos BUMN)
Selain mempertahankan Nicke Widyawati sebagai direktur utama, Ferdinand menilai keputusan Erick merombak struktur manajemen dan mengurangi jumlah direksi Pertamina sebagai langkah tepat dan cerdas. Hal ini diyakini akan mendukung upaya restrukturisasi yang dilakukan.
Mengenai sosok Nicke, Ferdinand menilai wanita yang telah menahkodai Pertamina sejak 30 Agustus 2018 tersebut telah membawa transformasi dan perubahan-perubahan berarti di BUMN energi terintegrasi tersebut. Terbukti, kata dia, Pertamina naik peringkat dalam Top 500 Fortune Global dari urutan 253 di 2018 naik 78 peringkat di tahun 2019 ke urutan 175.
Pertamina juga, lanjut dia, juga mencatatkan setoran tertinggi ke pemerintah dalam sejarah pada tahun buku 2018 sebesar Rp120 triliun. Dia juga menyinggung keberhasilan Pertamina melakukan survei seismik 23.000 km lebih yang diharapkan akan menemukan cadangan minyak baru.
"Pertamina juga mampu menurunkan nilai impor crude sejumlah 35% atau senilai Rp109 trilliun. Sejak 2019 Pertamina juga berhasil stop impor solar dan avtur, kita swasembada diproduk ini," tuturnya.
(Baca Juga: Erick Thohir: Nicke Masih Pilihan Terbaik untuk Dirut Pertamina)
Keberhasilan Nicke sebagai pimpinan menurutnya juga terlihat ketika mengatasi kebocoran minyak di Karawang dengan cepat. Padahal, ada kekhatiran peristiwa tersebut bisa merebak seperti peristiwa kebocoran minyak di Teluk Mexico tahun 2010. "Faktanya jajaran Pertamina di bawah kendali Nicke mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat tanpa mengakibatkan kerugian besar," ujarnya.
Mengenai anggapan miring penurunan produksi hulu seperti di Blok Mahakam, Ferdinand mengatakan hal itu bukanlah kesalahan Nicke dan Pertamina. "Itu karena masa transisi peralihan dari Total Inpex ke Pertamina yang terlalu sempit. Jadi kondisi itu tidak bisa disalahkan kepada Pertamina," cetusnya.
Dia menambahkan, saat ini Pertamina terus berupaya kembali menaikkan angka lifting produksi di semua blok kerja di sektor hulu yang dikelolanya. Ferdinand pun mengingatkan peran Pertamina dalam upaya menekan Pandemi Corona saat ini. Pertamina, kata dia, adalah salah satu BUMN terbesar yang menyumbang bantuan dan membangun fasilitas rumah sakit, memberikan diskon BBM dan memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak.
"Soal kontroversi tidak turunnya harga BBM di kala harga minyak dunia turun, terbuktu Pertamina mengambil keputusan tepat tidak latah menurunkan harga BBM. Faktanya, saat ini harga minyak dunia kembali naik di atas USD40-an per barel. Sebuah keputusan sikap yang berdaulat dan tepat," tandasnya.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean menilai, target usaha yang dibebankan kepada Nicke dalam dua tahun ke depan cukup berat. Namun, dia meyakini Nicke akan mampu memenuhi ekspektasi menteri BUMN tersebut.
"Beliau orang yang cerdas dan visioner, banyak gagasan, serta selalu menelurkan kebijakan yang holistik, kompeherensif dan terintegrasi. Maka keputusan Erick Tohir dengan membiarkan Nicke tetap memimpin Pertamina sudah benar dan tepat," ungkap Ferdinand di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
(Baca Juga: Formula Menteri Erick Thohir dalam Memilih Bos BUMN)
Selain mempertahankan Nicke Widyawati sebagai direktur utama, Ferdinand menilai keputusan Erick merombak struktur manajemen dan mengurangi jumlah direksi Pertamina sebagai langkah tepat dan cerdas. Hal ini diyakini akan mendukung upaya restrukturisasi yang dilakukan.
Mengenai sosok Nicke, Ferdinand menilai wanita yang telah menahkodai Pertamina sejak 30 Agustus 2018 tersebut telah membawa transformasi dan perubahan-perubahan berarti di BUMN energi terintegrasi tersebut. Terbukti, kata dia, Pertamina naik peringkat dalam Top 500 Fortune Global dari urutan 253 di 2018 naik 78 peringkat di tahun 2019 ke urutan 175.
Pertamina juga, lanjut dia, juga mencatatkan setoran tertinggi ke pemerintah dalam sejarah pada tahun buku 2018 sebesar Rp120 triliun. Dia juga menyinggung keberhasilan Pertamina melakukan survei seismik 23.000 km lebih yang diharapkan akan menemukan cadangan minyak baru.
"Pertamina juga mampu menurunkan nilai impor crude sejumlah 35% atau senilai Rp109 trilliun. Sejak 2019 Pertamina juga berhasil stop impor solar dan avtur, kita swasembada diproduk ini," tuturnya.
(Baca Juga: Erick Thohir: Nicke Masih Pilihan Terbaik untuk Dirut Pertamina)
Keberhasilan Nicke sebagai pimpinan menurutnya juga terlihat ketika mengatasi kebocoran minyak di Karawang dengan cepat. Padahal, ada kekhatiran peristiwa tersebut bisa merebak seperti peristiwa kebocoran minyak di Teluk Mexico tahun 2010. "Faktanya jajaran Pertamina di bawah kendali Nicke mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat tanpa mengakibatkan kerugian besar," ujarnya.
Mengenai anggapan miring penurunan produksi hulu seperti di Blok Mahakam, Ferdinand mengatakan hal itu bukanlah kesalahan Nicke dan Pertamina. "Itu karena masa transisi peralihan dari Total Inpex ke Pertamina yang terlalu sempit. Jadi kondisi itu tidak bisa disalahkan kepada Pertamina," cetusnya.
Dia menambahkan, saat ini Pertamina terus berupaya kembali menaikkan angka lifting produksi di semua blok kerja di sektor hulu yang dikelolanya. Ferdinand pun mengingatkan peran Pertamina dalam upaya menekan Pandemi Corona saat ini. Pertamina, kata dia, adalah salah satu BUMN terbesar yang menyumbang bantuan dan membangun fasilitas rumah sakit, memberikan diskon BBM dan memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak.
"Soal kontroversi tidak turunnya harga BBM di kala harga minyak dunia turun, terbuktu Pertamina mengambil keputusan tepat tidak latah menurunkan harga BBM. Faktanya, saat ini harga minyak dunia kembali naik di atas USD40-an per barel. Sebuah keputusan sikap yang berdaulat dan tepat," tandasnya.
(fjo)