Kembangkan Wisata Strategis di Kepulauan Seribu, Investor Bisa Ikutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepulauan Seribu menyimpan begitu banyak potensi dalam pengembangan wilayah tersebut sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) . Pihak swasta atau investor bisa ikutan lewat kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu.
Ada sekitar 110 pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni yang berfungsi juga sebagai barrier bagi pantai utara Jakarta. Kepulauan yang dapat dijangkau dengan mudah dari Jakarta dengan hanya 1.5 jam menggunakan speed boat ini menyediakan keanekaragaman hayati yang tinggi, berpotensi untuk menjadi wilayah konservasi kekayaan bawah laut terutama terumbu karang dan bisa menjadi kawasan wisata .
Hal ini bukan tidak diketahui pemerintah, sebaliknya, pemerintah sangat sadar akan potensi ini. Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk menggenjot industri sektor jasa. Kolaborasi diperlukan guna menjaga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan menciptakan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata di Ibu Kota Indonesia. Dimana, wilayah Kepulauan Seribu dan Kota Tua potensial untuk menjadi KEK pariwisata Jakarta.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sejumlah infrastruktur untuk mendukung destinasi pariwisata unggulan Kepulauan Seribu, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau “Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah.
Kawasan berupa gugusan pulau yang terletak di utara Teluk Jakarta ini kini lebih nyaman dan rapi. Selain bagi kenyamanan wisatawan, Kementerian PUPR juga telah membangun sejumlah infrastruktur bagi warga di pulau seribu, yakni pembangunan IPAL Komunal (2017), peningkatan kualitas air bersih di Pulau Seribu (2016-2018), penyediaan prasarana TPA,TPS, dan TPS-3R (2016-2018) dan pembangunan rumah tapak 50 unit
Kementerian PUPR juga membangun Jalan Gertak Mangrove dan Jembatan Pengantin di Pulau Untung Jawa yang menambah spot baru untuk wisatawan yang mengunjungi pulau tersebut. Lokasi pembangunan Jembatan Pengantin berdekatan dengan pohon pengantin di sisi utara sebelah timur Pulau Untung Jawa.
Dengan adanya penataan kawasan dan semakin baiknya fasilitas di Kepulauan Seribu, diharapkan akan semakin banyak juga wisatawan yang berkunjung untuk mendukung target 20 juta wisatawan ke Indonesia. Disamping itu lama tinggal wisatawan di kedua desa tersebut juga diharapkan menjadi lebih lama, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.
Pulau-pulau Kecil Tidak Berpenghuni
Belum lama ini di beberapa titik muncul pulau baru yang tidak berpenghuni dan secara otomatis di bawah pengelolaan pemprov DKI, karena menurut undang-undang, pengelolaan kepulauan Seribu berupa daratan di bawah pengawasan Pemprov DKI, sedangkan wilayah yang berupa perairan di bawah pengawasan Taman Nasional Kep. Seribu yang bernaung di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Salah satu pulau tersebut adalah pulau Opak, pulau Melaya, pulau Sampan dan pulau Gosong Karang Bongkok yang juga tidak berpenghuni, khusus pulau terakhir ini merupakan pulau yang baru muncul. Tahun lalu pemerintah kabupaten Kepulauan Seribu menggelar rapat pengamanan aset tanah timbul di wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Kepulauan Seribu, Iwan Samosir mengatakan, aset tanah timbul ini berupa pulau gosong, dimana terlihat saat air sedang surut, sehingga dicatat menjadi aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Mudah-mudahan aset ini bisa dikembangkan untuk potensi pariwisata," harap Iwan.
Adapun aset tanah timbul di wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari tujuh pulau diantaranya Gosong Petrik Pulau Air, Gosong Pulau Pramuka sebelah timur, Gosong Balik Layar, Gosong Pulau Peniki, Gosong Karang Bongkok, Gosong Pulau Karya dan Gosong Karang Lebar.
"Dalam waktu dekat akan dilakukan penguasaan fisik tujuh pulau tersebut," pungkasnya.
Pulau-pulau tersebut merupakan aset milik pemerintah provinsi DKI Jakarta. Dengan potensi yang demikian besar, tentu saja pulau-pulau tidak berpenghuni dan belum dikelola tersebut dapat mengundang minat investor untuk membangun eco-tourism di kepulauan Seribu.
Bagaimana cara memiliki atau mengelola pulau-pulau yang tidak berpenghuni tersebut? Apakah bisa pulau-pulau itu dibeli?
Sebelumnya Kasubbag Pembangunan Kabupaten Pulau Seribu, Ahmad Saelani menilai, kerja tim dengan pihak swasta serta konsep yang matang akan menjadi kunci sukses kerja sama tersebut.
"Pematangan konsep yang kreatif dan inovatif dengan dukungan desain, strategi, serta tim kerja akan mampu menciptakan dan mengembangkan destinasi wisata," kata Ahmad Saelani.
Menurut dia, kerja sama keduanya akan menghasilkan sejumlah destinasi wisata baru, salah satunya wisata Kapal Apung dan penataan kawasan Hexagon di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.
Dengan proyek awal tersebut, Ahmad optimis kawasan Kepulauan Seribu akan menjadi 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Pihaknya juga akan terus mendongkrak arus wisatawan masuk dan peningkatan fasilitas di Kepulauan Seribu.
"Imbasnya, jumlah kunjungan wisatawan meningkat sering bertambahnya sarana prasarana fasilitas wisata," jelas Ahmad.
Pak Yami yang mengaku berasal dari Mauk Tangerang sedang bersandar, beristirahat dan menjemur ikan kecil hasil tangkapannya. Menurutnya, ada beberapa pulau bisa tenggelam atau luasnya menyusut saat air laut pasang.
Pulau Gosong Karang Bongkok ini merupakan pulau yang baru muncul dan bagian dari sebuah atol kecil di gugus kepulauan Seribu. Tidak jauh dari situ terdapat pulau Opak yang jauh lebih besar dan juga tidak berpenghuni.
Pulau Opak memiliki hutan kecil dan pantai berpasir putih dengan air yang jernih di sekitarnya. Dari 110 pulau di Kepulauan Seribu hanya 11 pulau yang dihuni. Selebihnya merupakan pulau tidak berpenghuni atau resort yang dikelola pihak swasta.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
Ada sekitar 110 pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni yang berfungsi juga sebagai barrier bagi pantai utara Jakarta. Kepulauan yang dapat dijangkau dengan mudah dari Jakarta dengan hanya 1.5 jam menggunakan speed boat ini menyediakan keanekaragaman hayati yang tinggi, berpotensi untuk menjadi wilayah konservasi kekayaan bawah laut terutama terumbu karang dan bisa menjadi kawasan wisata .
Hal ini bukan tidak diketahui pemerintah, sebaliknya, pemerintah sangat sadar akan potensi ini. Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk menggenjot industri sektor jasa. Kolaborasi diperlukan guna menjaga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan menciptakan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata di Ibu Kota Indonesia. Dimana, wilayah Kepulauan Seribu dan Kota Tua potensial untuk menjadi KEK pariwisata Jakarta.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sejumlah infrastruktur untuk mendukung destinasi pariwisata unggulan Kepulauan Seribu, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau “Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah.
Kawasan berupa gugusan pulau yang terletak di utara Teluk Jakarta ini kini lebih nyaman dan rapi. Selain bagi kenyamanan wisatawan, Kementerian PUPR juga telah membangun sejumlah infrastruktur bagi warga di pulau seribu, yakni pembangunan IPAL Komunal (2017), peningkatan kualitas air bersih di Pulau Seribu (2016-2018), penyediaan prasarana TPA,TPS, dan TPS-3R (2016-2018) dan pembangunan rumah tapak 50 unit
Kementerian PUPR juga membangun Jalan Gertak Mangrove dan Jembatan Pengantin di Pulau Untung Jawa yang menambah spot baru untuk wisatawan yang mengunjungi pulau tersebut. Lokasi pembangunan Jembatan Pengantin berdekatan dengan pohon pengantin di sisi utara sebelah timur Pulau Untung Jawa.
Dengan adanya penataan kawasan dan semakin baiknya fasilitas di Kepulauan Seribu, diharapkan akan semakin banyak juga wisatawan yang berkunjung untuk mendukung target 20 juta wisatawan ke Indonesia. Disamping itu lama tinggal wisatawan di kedua desa tersebut juga diharapkan menjadi lebih lama, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.
Pulau-pulau Kecil Tidak Berpenghuni
Belum lama ini di beberapa titik muncul pulau baru yang tidak berpenghuni dan secara otomatis di bawah pengelolaan pemprov DKI, karena menurut undang-undang, pengelolaan kepulauan Seribu berupa daratan di bawah pengawasan Pemprov DKI, sedangkan wilayah yang berupa perairan di bawah pengawasan Taman Nasional Kep. Seribu yang bernaung di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Salah satu pulau tersebut adalah pulau Opak, pulau Melaya, pulau Sampan dan pulau Gosong Karang Bongkok yang juga tidak berpenghuni, khusus pulau terakhir ini merupakan pulau yang baru muncul. Tahun lalu pemerintah kabupaten Kepulauan Seribu menggelar rapat pengamanan aset tanah timbul di wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Kepulauan Seribu, Iwan Samosir mengatakan, aset tanah timbul ini berupa pulau gosong, dimana terlihat saat air sedang surut, sehingga dicatat menjadi aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Mudah-mudahan aset ini bisa dikembangkan untuk potensi pariwisata," harap Iwan.
Adapun aset tanah timbul di wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari tujuh pulau diantaranya Gosong Petrik Pulau Air, Gosong Pulau Pramuka sebelah timur, Gosong Balik Layar, Gosong Pulau Peniki, Gosong Karang Bongkok, Gosong Pulau Karya dan Gosong Karang Lebar.
"Dalam waktu dekat akan dilakukan penguasaan fisik tujuh pulau tersebut," pungkasnya.
Pulau-pulau tersebut merupakan aset milik pemerintah provinsi DKI Jakarta. Dengan potensi yang demikian besar, tentu saja pulau-pulau tidak berpenghuni dan belum dikelola tersebut dapat mengundang minat investor untuk membangun eco-tourism di kepulauan Seribu.
Bagaimana cara memiliki atau mengelola pulau-pulau yang tidak berpenghuni tersebut? Apakah bisa pulau-pulau itu dibeli?
Sebelumnya Kasubbag Pembangunan Kabupaten Pulau Seribu, Ahmad Saelani menilai, kerja tim dengan pihak swasta serta konsep yang matang akan menjadi kunci sukses kerja sama tersebut.
"Pematangan konsep yang kreatif dan inovatif dengan dukungan desain, strategi, serta tim kerja akan mampu menciptakan dan mengembangkan destinasi wisata," kata Ahmad Saelani.
Menurut dia, kerja sama keduanya akan menghasilkan sejumlah destinasi wisata baru, salah satunya wisata Kapal Apung dan penataan kawasan Hexagon di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.
Dengan proyek awal tersebut, Ahmad optimis kawasan Kepulauan Seribu akan menjadi 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Pihaknya juga akan terus mendongkrak arus wisatawan masuk dan peningkatan fasilitas di Kepulauan Seribu.
"Imbasnya, jumlah kunjungan wisatawan meningkat sering bertambahnya sarana prasarana fasilitas wisata," jelas Ahmad.
Pak Yami yang mengaku berasal dari Mauk Tangerang sedang bersandar, beristirahat dan menjemur ikan kecil hasil tangkapannya. Menurutnya, ada beberapa pulau bisa tenggelam atau luasnya menyusut saat air laut pasang.
Pulau Gosong Karang Bongkok ini merupakan pulau yang baru muncul dan bagian dari sebuah atol kecil di gugus kepulauan Seribu. Tidak jauh dari situ terdapat pulau Opak yang jauh lebih besar dan juga tidak berpenghuni.
Pulau Opak memiliki hutan kecil dan pantai berpasir putih dengan air yang jernih di sekitarnya. Dari 110 pulau di Kepulauan Seribu hanya 11 pulau yang dihuni. Selebihnya merupakan pulau tidak berpenghuni atau resort yang dikelola pihak swasta.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
(akr)