APPBI Curhat Jika Tahun Ini Ada Penutupan Usaha, Bisnis Mal Bakal Terkapar

Senin, 14 Februari 2022 - 13:45 WIB
loading...
APPBI Curhat Jika Tahun...
Pengusaha mal minta PPKM Level 3 tak berlangsung lama. Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia ( APPBI ) Alphonzus Widjaja mengungkapkan, akibat pandemi penjualan aset pusat perbelanjaan atau mal masih berlangsung hingga saat ini. Tak sedikit pelaku usaha yang menawarkan aset-aset itu kepada investor.



"Penjualan aset itu masih tetap ada, banyak pelaku usaha yang mencoba menawarkan kepada pihak investor. Pusat perbelanjaan yang melakukan penjualan aset akibat lamanya pandemi," ujar Alphonzus saat berdialog di IDX Channel, Senin (14/2/2022).

Dia mengatakan, sebetulnya defisit dari tahun 2020 hingga saat ini masih belum bisa teratasi. Makanya, pusat perbelanjaan berharap kondisi ini tidak berkepanjangan.

"Kami berharap PPKM Level 3 ini tidak lama-lama karena akibatnya nanti seperti tadi. Kalau ini penutupan usaha (pusat perbalanjaan) terjadi lagi, dampaknya akan jauh lebih berat," ungkap Alphonzus.

Lanjut dia memaparkan, pada 2020 penutupan usaha di wilayah Jakarta terjadi selama tiga bulan (April-Juni). Kemudian, tahun 2021 karena dampak dari varian Delta, penutupan usaha dilakukan hampir satu bulan, yakni pada Juli lalu.



Meskipun hanya satu bulan, kata Alphonzus, dampaknya justru lebih berat dibandingkan tahun 2020. Hal itu karena pada 2021 sudah tidak ada dana cadangan lagi.

"Kalau pada 2020, memang penutupan mal terjadi selama tiga bulan dan kondisinya berat, tetapi pelaku usaha masih memiliki dana cadangan. Dana cadangan ini habis terkuras selama 2020 untuk hanya sekadar bertahan. Pada saat tutup 2021 yang hanya satu bulan, itu bebannya jauh lebih berat," terangnya.

Alphonzus menyampaikan, jika tahun ini ada penutupan usaha lagi, maka akan jauh lebih berat, sebab kerugian pada 2020 dan 2021 masih belum bisa teratasi. Ditambah lagi, pusat perbelanjaan yang sebelum pandemi kondisi kinerjanya kurang baik, tentu akan mendapat tekanan luar biasa.



"Itulah sebabnya kenapa hingga saat ini masih ada saja pusat-pusat perbelanjaan yang dicoba untuk dijual atau ditawarkan kepada investor. Kenyataannya, kondisi sangat berat. Mereka tidak bisa bertahan lagi akibat kerugian yang dialami selama 2020 hingga saat ini," tandasnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2222 seconds (0.1#10.140)