Presiden Biden Larang Warganya ke Indonesia, Apindo Sebut Enggak Ngefek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melalui panduan perjalanan (travel advisory) yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS meminta warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Indonesia di masa pandemi dan melonjaknya kasus Omicron, Senin (14/2/2022).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani merespons dan mengatakan tidak ada dampak yang signifikan atau menghawatirkan bisnis di Indonesia.
“Saya rasa kalau warga Amerika dilarang datang ke Indonesia tak ada dampak yang terlalu signifikan, khususnya ke sektor usaha dan pariwisata. Jadi dampaknya kecil kok,” kata Hariyadi saat dihubungi MNC Portal, Selasa (15/2/2022).
Hariyadi menyatakan untuk jumlah kunjungan warga Amerika Serikat terhitung tidak terlalu banyak. Beda dengan pengunjung asal China yang jumlahnya banyak.
“Orang Amerika ke kita kan gak banyak sebenarnya, beda ama China, mungkin ya. Dan ini kan (larangan) sifatnya sementara karena memang sejumlah negara malah belum buka sama sekali. Saya rasa ini gak lama,” jelasnya.
Pelarangan ini menjadi berbeda jika ditujukan terhadap warga China. Jika mereka dilarang maka Indonesia bisa saja mengalami dampak dalam sejumlah sektor usaha dan pariwisata.
“Kalau kita bicara wisatawan asing pada 2019 ada 16,1 Juta orang dan itu signifikan dari China. Tapi kalau Amerika sih sedikit,” pungkasnya.
Hariyadi menilai bangkitnya sektor ekonomi Indonesia berasal dari warga negara Indonesia sendiri. Meski di masa pandemi, masyarakat masih cenderung konsumtif dan pemerintah mengeluarkan sejumlah kelonggaran bagi beberapa sektor usaha, termasuk mal, di masa PPKM Level 3.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani merespons dan mengatakan tidak ada dampak yang signifikan atau menghawatirkan bisnis di Indonesia.
“Saya rasa kalau warga Amerika dilarang datang ke Indonesia tak ada dampak yang terlalu signifikan, khususnya ke sektor usaha dan pariwisata. Jadi dampaknya kecil kok,” kata Hariyadi saat dihubungi MNC Portal, Selasa (15/2/2022).
Hariyadi menyatakan untuk jumlah kunjungan warga Amerika Serikat terhitung tidak terlalu banyak. Beda dengan pengunjung asal China yang jumlahnya banyak.
“Orang Amerika ke kita kan gak banyak sebenarnya, beda ama China, mungkin ya. Dan ini kan (larangan) sifatnya sementara karena memang sejumlah negara malah belum buka sama sekali. Saya rasa ini gak lama,” jelasnya.
Pelarangan ini menjadi berbeda jika ditujukan terhadap warga China. Jika mereka dilarang maka Indonesia bisa saja mengalami dampak dalam sejumlah sektor usaha dan pariwisata.
“Kalau kita bicara wisatawan asing pada 2019 ada 16,1 Juta orang dan itu signifikan dari China. Tapi kalau Amerika sih sedikit,” pungkasnya.
Hariyadi menilai bangkitnya sektor ekonomi Indonesia berasal dari warga negara Indonesia sendiri. Meski di masa pandemi, masyarakat masih cenderung konsumtif dan pemerintah mengeluarkan sejumlah kelonggaran bagi beberapa sektor usaha, termasuk mal, di masa PPKM Level 3.
(uka)