Melawan Putin? Dua Miliarder Top Rusia Berbicara Menentang Perang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Dua miliarder top Rusia yakni Oleg Deripaska dan Mikhail Fridman yang kelahiran Ukraina menyerukan perdamaian, setelah aktivitas mereka tersendat di bawah ancaman sanksi . Miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska telah menjadi dua pebisnis terkemuka pertama di Rusia yang berbicara menentang invasi skala penuh Moskow ke Ukraina.
Fridman yang merupakan salah satu orang terkaya Rusia mengendalikan perusahaan ekuitas swasta LetterOne dan merupakan pendiri Alfa Bank, bank swasta terbesar di Rusia. Dalam sebuah surat kepada karyawannya, dia menyerukan diakhirinya "pertumpahan darah".
Fridman yang lahir di Ukraina mengirim email kepada staf di LetterOne, yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times, di mana ia menulis bahwa "perang tidak pernah bisa menjadi jawabannya".
Menggambarkan dari mana dia berasal yakni Ukraina di Lviv, tempat orang tuanya masih tinggal, dia menulis: "Saya juga menghabiskan sebagian besar hidup saya sebagai warga negara Rusia, membangun dan mengembangkan bisnis. "Saya sangat terikat dengan rakyat Ukraina dan Rusia dan melihat konflik Rusia Ukraina saat ini sebagai tragedi bagi mereka berdua."
Sementara itu Deripaska menyerukan pembicaraan damai agar dimulai "secepat mungkin" dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram.
"Perdamaian sangat penting," tulis Deripaska, yang mendirikan raksasa aluminium Rusia Rusal, di mana ia masih memiliki saham melalui perusahaan induk en+ Group yang terdaftar di London.
Deripaska, yang mengatakan baru-baru ini pada 21 Februari tidak akan ada perang di Ukraina, telah masuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat (AS) sejak 2018 atas dugaan hubungannya dengan pemerintah Rusia. Dimana Ia telah mengambil tindakan hukum untuk menentangnya seperti dilansir Guardian.
Fridman menduduki peringkat ke-128 sebagai orang terkaya di dunia pada tahun 2021, menurut daftar miliarder dunia Forbes. Pria berusia 57 tahun itu mengatakan kepada staf dalam suratnya bahwa dia biasanya menghindari membuat pernyataan politik.
"Saya seorang pengusaha yang bertanggung jawab kepada ribuan karyawan saya di Rusia dan Ukraina. Namun saya yakin bahwa perang tidak akan pernah bisa menjadi jawabannya. Krisis ini akan menelan korban jiwa dan merusak dua negara yang telah menjadi saudara selama ratusan tahun," tulisnya.
"Sementara solusi tampaknya masih sangat jauh, saya hanya bisa bergabung dengan mereka yang mempunyai keinginan kuat agar pertumpahan darah berakhir."
LetterOne fridman memiliki aset di unit Ritel L1 termasuk peritel makanan kesehatan Inggris Holland & Barrett, serta jaringan supermarket Spanyol DIA dan penyedia layanan telepon seluler Turkcell, yang memiliki pelanggan di Turki, Ukraina, Belarus dan Siprus.
Fridman dan Deripaska bergabung dengan sekelompok kecil orang Rusia terkemuka, termasuk aktor populer, musisi dan presenter televisi yang telah meminta Presiden Vladimir Putin menghentikan operasi militer di Ukraina, meskipun banyak oligarki Rusia tetap diam.
Intervensi mungkin mulai menekan elit Moskow dari dunia bisnis dan keuangan untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap invasi Putin.
Orang-orang terkaya di negara itu diperkirakan akan menghadapi pergolakan ekonomi yang signifikan ketika sanksi terhadap Rusia meningkat, termasuk pengusiran beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran perbankan global Swift, yang dirancang untuk memutuskan hubungan negara itu dari keuangan internasional.
Fridman yang merupakan salah satu orang terkaya Rusia mengendalikan perusahaan ekuitas swasta LetterOne dan merupakan pendiri Alfa Bank, bank swasta terbesar di Rusia. Dalam sebuah surat kepada karyawannya, dia menyerukan diakhirinya "pertumpahan darah".
Fridman yang lahir di Ukraina mengirim email kepada staf di LetterOne, yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times, di mana ia menulis bahwa "perang tidak pernah bisa menjadi jawabannya".
Menggambarkan dari mana dia berasal yakni Ukraina di Lviv, tempat orang tuanya masih tinggal, dia menulis: "Saya juga menghabiskan sebagian besar hidup saya sebagai warga negara Rusia, membangun dan mengembangkan bisnis. "Saya sangat terikat dengan rakyat Ukraina dan Rusia dan melihat konflik Rusia Ukraina saat ini sebagai tragedi bagi mereka berdua."
Sementara itu Deripaska menyerukan pembicaraan damai agar dimulai "secepat mungkin" dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram.
"Perdamaian sangat penting," tulis Deripaska, yang mendirikan raksasa aluminium Rusia Rusal, di mana ia masih memiliki saham melalui perusahaan induk en+ Group yang terdaftar di London.
Deripaska, yang mengatakan baru-baru ini pada 21 Februari tidak akan ada perang di Ukraina, telah masuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat (AS) sejak 2018 atas dugaan hubungannya dengan pemerintah Rusia. Dimana Ia telah mengambil tindakan hukum untuk menentangnya seperti dilansir Guardian.
Fridman menduduki peringkat ke-128 sebagai orang terkaya di dunia pada tahun 2021, menurut daftar miliarder dunia Forbes. Pria berusia 57 tahun itu mengatakan kepada staf dalam suratnya bahwa dia biasanya menghindari membuat pernyataan politik.
"Saya seorang pengusaha yang bertanggung jawab kepada ribuan karyawan saya di Rusia dan Ukraina. Namun saya yakin bahwa perang tidak akan pernah bisa menjadi jawabannya. Krisis ini akan menelan korban jiwa dan merusak dua negara yang telah menjadi saudara selama ratusan tahun," tulisnya.
"Sementara solusi tampaknya masih sangat jauh, saya hanya bisa bergabung dengan mereka yang mempunyai keinginan kuat agar pertumpahan darah berakhir."
LetterOne fridman memiliki aset di unit Ritel L1 termasuk peritel makanan kesehatan Inggris Holland & Barrett, serta jaringan supermarket Spanyol DIA dan penyedia layanan telepon seluler Turkcell, yang memiliki pelanggan di Turki, Ukraina, Belarus dan Siprus.
Fridman dan Deripaska bergabung dengan sekelompok kecil orang Rusia terkemuka, termasuk aktor populer, musisi dan presenter televisi yang telah meminta Presiden Vladimir Putin menghentikan operasi militer di Ukraina, meskipun banyak oligarki Rusia tetap diam.
Intervensi mungkin mulai menekan elit Moskow dari dunia bisnis dan keuangan untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap invasi Putin.
Orang-orang terkaya di negara itu diperkirakan akan menghadapi pergolakan ekonomi yang signifikan ketika sanksi terhadap Rusia meningkat, termasuk pengusiran beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran perbankan global Swift, yang dirancang untuk memutuskan hubungan negara itu dari keuangan internasional.
(akr)