Terungkap! Bank Swiss Simpan Rp3.000 Triliun Duit Orang Kaya Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Swiss yang selama ini dihargai karena anonimitas dan keamanannya, membuat pernyataan langka mengenai uang milik nasabah Rusia di perbankan negara tersebut. Pengungkapan itu terkait dengan sanksi ekonomi yang diterapkan Barat terhadap Rusia.
Asosiasi Bankir Swiss (SBA) menyatakan bahwa ada sekitar 150 hingga 200 miliar franc Swiss (sekira USD160-213 miliar) uang klien Rusia yang disimpan di rekening Swiss. Jika dirupiahkan dengan kurs Rp14.300/USD, nilai dana nasabah Rusia di bank Swiss tersebut mencapai sekitar Rp2.288-Rp3.045,9 triliun.
Pengungkapan ini tidak biasa bagi Swiss, yang selama ini menjadi pilihan orang-orang terkaya di dunia sebagai salah satu tempat yang dinilai paling aman untuk menyimpan kekayaannya.
Analis mengatakan angka yang diumumkan menunjukkan tingkat sebenarnya dari bisnis Rusia dengan bank Swiss jauh lebih besar daripada apa yang ditunjukkan oleh neraca yang diungkapkan oleh beberapa perusahaan keuangan sejauh ini.
Mengesampingkan tradisi netralitasnya, Swiss bulan lalu bergabung dengan Barat yang mengenakan sanksi kepada Rusia terkait konflik di Ukraina. Presiden Swiss Ignazio Cassis mengumumkan bahwa negara itu akan membekukan aset Presiden Rusia Vladimir Putin dan 370 politisi dan pengusaha yang disetujui oleh Uni Eropa.
Langkah itu digambarkan sebagai upaya untuk menghentikan mereka yang diduga dekat dengan pemerintah Rusia untuk mendanai "serangan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Ukraina.
Analis mengatakan bahwa berdasarkan angka yang diungkapkan oleh beberapa lembaga keuangan Swiss, eksposur bank Swiss langsung ke klien Rusia terlihat dapat dikelola. Dua bank terbesar di negara itu, UBS dan Credit Suisse, pekan lalu melaporkan eksposur "terbatas" ke Rusia.
Credit Suisse, misalnya, mengatakan bahwa hanya 4% dari simpanannya milik Rusia. Namun, menurut laporan bank untuk tahun 2021, kepemilikan ini berjumlah sekitar 33 miliar franc Swiss (USD35 miliar).
Terkait dengan perkiraan SBA tersebut, untuk menutup keran uang nasabah Rusia, pihak berwenang Swiss masih butuh waktu guna menghitung berapa banyak kekayaan Rusia yang ada di brankas mereka. Seperti yang dikatakan CEO UBS Ralph Hamers, sanksi tersebut telah membuat banknya sibuk.
"Saya tidak dapat memberikan pembaruan lebih lanjut tentang jumlah klien yang terkena sanksi, karena itu benar-benar berubah setiap hari. Daftar baru keluar setiap malam, dan kami hanya memeriksa daftar dan kami mencocokkannya dengan (hubungan klien kami)," ungkap Hamers.
Dia menambahkan, pada prinsipnya, setiap orang Rusia, atau setiap orang dengan paspor Rusia, otomatis sudah terkena semi-sanksi.
Asosiasi Bankir Swiss (SBA) menyatakan bahwa ada sekitar 150 hingga 200 miliar franc Swiss (sekira USD160-213 miliar) uang klien Rusia yang disimpan di rekening Swiss. Jika dirupiahkan dengan kurs Rp14.300/USD, nilai dana nasabah Rusia di bank Swiss tersebut mencapai sekitar Rp2.288-Rp3.045,9 triliun.
Pengungkapan ini tidak biasa bagi Swiss, yang selama ini menjadi pilihan orang-orang terkaya di dunia sebagai salah satu tempat yang dinilai paling aman untuk menyimpan kekayaannya.
Analis mengatakan angka yang diumumkan menunjukkan tingkat sebenarnya dari bisnis Rusia dengan bank Swiss jauh lebih besar daripada apa yang ditunjukkan oleh neraca yang diungkapkan oleh beberapa perusahaan keuangan sejauh ini.
Mengesampingkan tradisi netralitasnya, Swiss bulan lalu bergabung dengan Barat yang mengenakan sanksi kepada Rusia terkait konflik di Ukraina. Presiden Swiss Ignazio Cassis mengumumkan bahwa negara itu akan membekukan aset Presiden Rusia Vladimir Putin dan 370 politisi dan pengusaha yang disetujui oleh Uni Eropa.
Langkah itu digambarkan sebagai upaya untuk menghentikan mereka yang diduga dekat dengan pemerintah Rusia untuk mendanai "serangan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Ukraina.
Analis mengatakan bahwa berdasarkan angka yang diungkapkan oleh beberapa lembaga keuangan Swiss, eksposur bank Swiss langsung ke klien Rusia terlihat dapat dikelola. Dua bank terbesar di negara itu, UBS dan Credit Suisse, pekan lalu melaporkan eksposur "terbatas" ke Rusia.
Credit Suisse, misalnya, mengatakan bahwa hanya 4% dari simpanannya milik Rusia. Namun, menurut laporan bank untuk tahun 2021, kepemilikan ini berjumlah sekitar 33 miliar franc Swiss (USD35 miliar).
Terkait dengan perkiraan SBA tersebut, untuk menutup keran uang nasabah Rusia, pihak berwenang Swiss masih butuh waktu guna menghitung berapa banyak kekayaan Rusia yang ada di brankas mereka. Seperti yang dikatakan CEO UBS Ralph Hamers, sanksi tersebut telah membuat banknya sibuk.
"Saya tidak dapat memberikan pembaruan lebih lanjut tentang jumlah klien yang terkena sanksi, karena itu benar-benar berubah setiap hari. Daftar baru keluar setiap malam, dan kami hanya memeriksa daftar dan kami mencocokkannya dengan (hubungan klien kami)," ungkap Hamers.
Dia menambahkan, pada prinsipnya, setiap orang Rusia, atau setiap orang dengan paspor Rusia, otomatis sudah terkena semi-sanksi.
(fai)