Putin: Pembayaran Gas Rusia dalam Rubel Dimulai Akhir Bulan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi wewenang kepada pemerintah, bank sentral, dan Gazprombank untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengalihkan semua pembayaran gas alam Rusia dari "negara-negara yang tidak bersahabat" menggunakan rubel mulai 31 Maret.
"Tindakan ini menargetkan negara-negara anggota UE dan negara-negara lain yang telah memberlakukan pembatasan terhadap warga Federasi Rusia dan badan hukum Rusia," bunyi mandat yang diterbitkan di situs web Kremlin, seperti dikutip RT.com, Senin (28/3/2022).
Keputusan yang pertama kali diumumkan pekan lalu itu muncul saat perdagangan minyak Rusia menjadi kacau karena para importir menahan pesanan karena sanksi terbaru yang diberlakukan terhadap Moskow atas operasi militernya di Ukraina.
Konflik di Ukraina dan sanksi anti-Rusia yang menyusul telah menimbulkan kekhawatiran akan krisis ekonomi global. Melonjaknya harga komoditas membuat biaya barang konsumsi, energi, dan makanan semakin tinggi, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan resesi di banyak negara dan bahkan kelaparan di beberapa bagian dunia.
Keputusan Rusia untuk mengalihkan pembayaran ke mata uang domestiknya dibuat sebagai tanggapan atas sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dijatuhkan oleh AS dan sekutunya pada sistem keuangan negara itu.
Rubel anjlok ke rekor terendah setelah negara-negara Barat dan Jepang memblokir akses Rusia ke beberapa cadangan internasionalnya. Namun, sejak pengumuman pertukaran mata uang minggu lalu, rubel telah mencapai level terkuatnya terhadap dolar AS dan euro dalam hampir sebulan.
"Tindakan ini menargetkan negara-negara anggota UE dan negara-negara lain yang telah memberlakukan pembatasan terhadap warga Federasi Rusia dan badan hukum Rusia," bunyi mandat yang diterbitkan di situs web Kremlin, seperti dikutip RT.com, Senin (28/3/2022).
Keputusan yang pertama kali diumumkan pekan lalu itu muncul saat perdagangan minyak Rusia menjadi kacau karena para importir menahan pesanan karena sanksi terbaru yang diberlakukan terhadap Moskow atas operasi militernya di Ukraina.
Konflik di Ukraina dan sanksi anti-Rusia yang menyusul telah menimbulkan kekhawatiran akan krisis ekonomi global. Melonjaknya harga komoditas membuat biaya barang konsumsi, energi, dan makanan semakin tinggi, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan resesi di banyak negara dan bahkan kelaparan di beberapa bagian dunia.
Keputusan Rusia untuk mengalihkan pembayaran ke mata uang domestiknya dibuat sebagai tanggapan atas sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dijatuhkan oleh AS dan sekutunya pada sistem keuangan negara itu.
Rubel anjlok ke rekor terendah setelah negara-negara Barat dan Jepang memblokir akses Rusia ke beberapa cadangan internasionalnya. Namun, sejak pengumuman pertukaran mata uang minggu lalu, rubel telah mencapai level terkuatnya terhadap dolar AS dan euro dalam hampir sebulan.
(fai)